Mempermainkan Anggaran Ujian

Penulis

Minggu, 21 April 2013 23:42 WIB

Politikus Senayan semestinya ikut bertanggung jawab atas kisruh ujian nasional. Penganggaran yang mencurigakan, bahkan sempat diblokir oleh Menteri Keuangan, membuat pelaksanaan ujian berantakan. Anggaran negara tak bisa dikelola secara efektif dan efisien bila anggota Dewan Perwakilan Rakyat justru terkesan menyokong pemborosan.

Kesan itu sulit dihindari setelah Kementerian Keuangan mengungkapkan alasan pemblokiran anggaran Rp 62,06 triliun yang diajukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hanya anggaran Rp 11,01 triliun untuk gaji pegawai yang tidak ditahan. Anggaran ujian nasional termasuk yang sempat ditahan sehingga persiapannya mepet. Pemenang tender pencetakan dan distribusi naskah ujian hanya memiliki waktu sebulan untuk mengerjakan proyek berskala luas ini.

Kementerian Pendidikan sebelumnya mematok anggaran ujian Rp 543 miliar. Dalam pembahasan dengan Komisi Pendidikan DPR, anggaran tersebut didongkrak menjadi Rp 644 miliar. Inilah yang menyebabkan Menteri Keuangan waspada. Apalagi penganggaran banyak proyek lain juga mencurigakan. Akhirnya anggaran ujian baru disetujui pada Maret lalu sesuai dengan permintaan awal, Rp 543 miliar. Setelah anggaran dipastikan cair, barulah pemenang tender pencetakan naskah ujian meneken kontrak.

Mepetnya persiapan menyebabkan penyelenggaraan ujian meleset dari rencana. Menteri Pendidikan Mohammad Nuh baru mengetahuinya beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian nasional untuk SMA berlangsung pada 15 April lalu. PT Ghalia Indonesia Printing-salah satu pemenang tender pencetakan dan distribusi naskah ujian-tak mampu menyelesaikan pesanan. Akibatnya, ujian siswa SMA di 11 provinsi harus diundurkan.

Hari ini giliran para peserta ujian SMP yang waswas. Jangan-jangan, pelaksanaan ujian SMP pun amburadul. Kalaupun naskah ujian datang tepat waktu, ada saja kekurangannya, dari jumlahnya yang kurang hingga naskah soal tertukar. Yang jelas, ujian nasional kali ini jauh lebih buruk dibanding tahun lalu ketika pertama kali pemusatan pengadaan naskah soal SMA/SMP dilakukan.

Boleh saja Menteri Nuh membentuk tim investigasi untuk mengusut kekacauan ini. Tapi persoalannya sudah terang benderang. Kisruh itu sebetulnya masih bisa dihindari andaikata pejabat penyelenggara ujian mengawasi ketat pencetakan naskah. Bukan hanya Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan yang bertanggung jawab, tapi juga Kepala Badan Pendidikan dan Pengembangan di kementerian ini. Pemantauan tersebut penting karena waktunya amat mepet.

Advertising
Advertising

Tak cukup mengusut kisruh ujian nasional, Menteri Nuh mesti pula mengevaluasi kinerja anak buahnya dalam menyusun anggaran serta mempersiapkan dan mengawasi pekerjaan besar di kementerian ini. Pak Menteri harus berani mencopot para pejabat yang tak kompeten. Bila ada indikasi korupsi, harus dilaporkan ke penegak hukum.

Komisi Pendidikan DPR pun tak boleh lepas tangan. Sudah terlalu sering tarik-menarik anggaran terjadi. Bila tujuannya menggelembungkan anggaran sebesar-besarnya, lalu berharap mendapatkan fee, cara ini tentu amat memalukan.

Berita terkait

Sepatu Bata Riwayatmu Kini: Jadi Favorit Generasi Baby Boomers, Masih Berjaya di India

2 menit lalu

Sepatu Bata Riwayatmu Kini: Jadi Favorit Generasi Baby Boomers, Masih Berjaya di India

Kabar penutupan pabrik sepatu Bata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melengkapi cerita kemunduran perusahaan multinasional asal Ceko itu.

Baca Selengkapnya

Prediksi Crystal Palace vs Manchester United di Liga Inggris: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Formasi

3 menit lalu

Prediksi Crystal Palace vs Manchester United di Liga Inggris: Jadwal, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Formasi

Pertandingan Crystal Palace vs Manchester United akan tersaji pada pekan ke-36 Liga Inggris atau Premier League musim 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

9 menit lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

15 menit lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

17 menit lalu

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Penyelundupan miras melalui Pelabuhan Tanjung Emas disamarkan sebagai pengiriman tekstil. Mendapat atensi dari Kantor Pusat Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

22 menit lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

26 menit lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

40 menit lalu

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

Sule mengungkapkan rangkaian acara menuju pernikahan Rizky Febian dan Mahalini setelah menggelar upacara Mepamit di Bali.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

51 menit lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

56 menit lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya