Nasib Moratorium Izin Tebang

Penulis

Selasa, 23 April 2013 00:01 WIB

Tidak ada seremoni apa pun dalam Hari Bumi kemarin. Pemerintah semestinya memperingatinya dengan mempertegas kebijakan moratorium izin penebangan hutan. Kebijakan yang akan berakhir pada Mei ini sebaiknya diteruskan agar hutan di negara kita tidak punah.

Moratorium yang termaktub dalam Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011 itu berisi penundaan izin tebang selama 2 tahun di hutan primer dan lahan gambut. Selama itu, pemerintah juga melakukan revisi pengelolaan izin pinjam pakai dan pemanfaatan hutan. Tujuan utama beleid ini adalah menurunkan emisi karbon di Indonesia sebesar 26 persen.

Banyak orang prihatin atas melejitnya emisi karbon. Gas yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim ini disebabkan oleh deforestasi dan degradasi hutan yang luar biasa. Pada 2011, emisi gas karbon di Indonesia meningkat 210 persen dibanding tahun 1990. Dalam porsi global, Indonesia menyumbang 12-17 persen emisi karbondioksida. Itu sebabnya pemerintah mesti meneruskan kebijakan moratorium izin tebang.

Dengan hutan seluas 99,6 juta hektare, Indonesia merupakan salah satu paru-paru terpenting bagi bumi. Ironisnya, laju deforestasi juga luar biasa, sehingga masuk tiga besar dunia. Pada 2011, penggerusan hutan mencapai lebih dari 610 ribu hektare per tahun. Itu angka resmi yang dirilis Kementerian Kehutanan pada 2012. Kondisi faktual bisa jadi lebih besar dari itu. Kita juga tak akan pernah lupa, pada 2007, Indonesia ditetapkan sebagai "negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat di antara negara-negara yang memiliki 90 persen dari sisa hutan di dunia" oleh Guinness World Records. Jauh setelah itu, perusakan hutan Indonesia tak terlihat berkurang secara drastis.

Ada beberapa faktor penyebab deforestasi. Salah satunya adalah pertumbuhan pesat industri pulp dan kertas yang didirikan tanpa membangun Hutan Tanaman Industri (HTI) terlebih dulu. Industri ini mengkonsumsi bahan baku lewat pembukaan hutan alam secara masif-ada yang dilakukan secara ilegal. Praktek ini diperkirakan menyebabkan kerusakan 40 persen dari luas hutan Indonesia.

Kerusakan hutan juga akibat dari konsesi yang diberikan kepada perusahaan besar, misalnya untuk pertambangan, HTI, atau perkebunan sawit dan karet, yang terjadi di banyak provinsi. Di Jambi, dalam kurun 10 tahun sampai 2012, hutan telah berkurang seluas 1 juta hektare hanya untuk melayani motif ekonomi pengusaha besar.

Advertising
Advertising

Deforestasi akhirnya juga merusak ekosistem. Bencana alam, seperti tanah longsor, kekeringan, rusaknya lapisan ozon, tak terhindarkan. Berbagai fauna hutan, seperti harimau, badak, gajah, dan orang utan, yang selama ini tenteram tinggal di dalam hutan kehilangan habitat alaminya. Di beberapa tempat, hewan liar ini akhirnya masuk permukiman penduduk dan menciptakan teror.

Meneruskan moratorium izin penebangan hutan tak hanya melindungi masyarakat, tapi juga umat manusia. UNESCO pun telah mendaftar hutan Indonesia menjadi warisan dunia. Maka hutan yang lestari akan menjadi warisan terbaik bagi generasi mendatang.

Berita terkait

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

9 menit lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

16 menit lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

26 menit lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

28 menit lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

29 menit lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 atas China Taipei

30 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 atas China Taipei

Fajar / Rian meraih kemenangan atas wakil China Taipei, Lee Yang / Wang Chi Lin pada babak semifinal Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

36 menit lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

43 menit lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah di PTN Makin Mahal karena Status PTNBH

44 menit lalu

Biaya Kuliah di PTN Makin Mahal karena Status PTNBH

Biaya kuliah di perguruan tinggi negeri atau PTN terus mengalami kenaikan. Akibat rencana alih status ke PTNBH atau kampus berbadan hukum.

Baca Selengkapnya

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

52 menit lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya