Mengenang Sastrawan Rustam Effendi

Penulis

Sabtu, 2 Juni 1979 00:00 WIB

ROESTAM Effendi pada usia 76 meninggal dunia. Seseorang kemudian bertanya apakah dia begitu penting? Kita memang tak cukup panjang ingatan. Saya menulis di 2aman reaksi yang maha ganas, di bawah ancaman tangan besi Gobnor - Jenderal Foch . . . sewaktu "selentingan ucapan yang salah" dapat membawa orang-orang ke Boven Digul dan Tanah Merah, di masa rakyat penuh dibelukari oleh cecunguk-cecunguk dan mata-mata Belanda . . . Kalimat-kalimat itu ditulisnya di tahun 1962, dalam sebuah surat menjawab pertanyaan Ajip Rosidi, dan kemudian diterbitkan Ajip dalam Kapankah Kesusasteraan Indonesia Lahir (1964). Ada hal yang mungkin dilebih-lebihkan dalam keeluruhan surat itu. Ia bernada seorang tua yang amarah karena tak diketahui bahkan diremehkan) sumbangan sejarahnya. Juga ingatan Roestam tentang masa 20-an sudah mulai kabur. Tapi nampaknya ia benar penyair itu merasakan kekangan yang nyata, justru ketika pelbagai cita-cita berkecamuk dan harus diutarakan. Drama bersajaknya Bebasari ditulisnya di awal tahun 1920-an. Seperti kumpulan sajaknya Percikan Permenungan, waktu itu tak ada penerbit yang mau menampungnya. Roestam mengusahakan semuanya sendiri. Hampir saja naskah ini hilang dan dilupakan. Dengan kiasan (untuk keindahan? Atau untuk keamanan?), sandiwara itu berkisah tentang pemuda yang hendak merebut kekasihnya dari tahanan raksasa. Agak kuno, memang, seperti dongeng kesatria -- puteri -- dan -- naga. api kali ini sang kekasih adalah Bebasari: lambang kemerdekaan itu sendiri. Mungkin karena itu pemerintah Belanda membeslah Bebasari. Pementasannya, yang direncanakan oleh para murid MULO di Padang dan para mahasiswa kedokteran di Batavia, dicegah. Itu memang tak menunjukkan bahwa Bebasari adalah sebuah karya yang kuat. Namun alasan pemerintah Belanda memang bukan alasan estetika. Akhirnya pelarangan itu cuma memperlihatkan betapa lemahnya kekuasaan kolonial -- dalam hal pembenaran diri. Ia tampak takut kepada kata-kata penyair (yang waktu itu belum dikenal), suatu indikasi bahwa kalimat itu, bila terdengar, mengandung sesuatu yang bisa dibenarkan orang banyak. Dan Roestam Effendi memang ingin berbicara kepada orang banyak itu. Tokohnya dalam Bebasari bergolak: Haram di beta harta hiasan Haram di beta harta pinjaman Haram bagiku tinggi jabatan, Haram bagiku bintang berintan. Tahun-tahun ketika Bebasari dan Pecikan Permenungan ditulis adalah tahun-tahun radikal. Menjelang Roestam berumur 17 tahun Hindia Belanda resah. Di Toli-toli (Sulawesi Tengah) terjadi letusan ketidak-puasan rakyat. Beberapa pangreh praja dan seorang Belanda tewas. Di tahun yang sama, Juli 1919, di Garut Haji Hasan menolak memberikan padinya ke pemerintah kolonial, dan terbunuh diserbu pasukan. Roestam Effendi, kita ketahui, kemudian masuk partai komunis. Ia berangkat ke Negeri Belanda dan jadi anggota parlemen. Saya meninggalkan lapangan sastra di Indonesia, katanya, karena ingin memperjuangkan kemerdekaan nasional secara langsung dan akrit di lapangan politik. Ia tak percaya lagi sepenuhnya kepada kekuatan kata-kata agaknya. Di tahun 1946 ia pulang, tak lagi komunis, tak lagi menulis. Tapi puisinya telah menghidupkan kekuatan liris bahasa Indonesia yang tak bisa diam: Malam lah sunyi, lah sunyi senyap Embun kan jatuh, kan jatuh lembab Lampu lah mati, lah kelip kelap Pena lah penat, lah banyak sesat

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

2 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

2 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

11 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

53 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

57 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya