Muhidin M. Dahlan,
kerani @warungarsip
Hari pencoblosan dua kandidat Presiden RI memang sudah berlalu. Tapi Pemilu 2014 menyisakan kegembiraan lain, yakni lahirnya beragam warna poster politik dari seniman visual.
Poster adalah plakat yang berisi lembar gambar dan teks yang disiarkan kepada publik. Berbeda dengan publikasi seperti buku dan brosur, poster merupakan pesan singkat yang impresif lewat warna dan kata. Tujuannya tak hanya mempengaruhi, tapi juga menggerakkan persepsi.
Dalam sejarah politik di Indonesia, fungsi poster adalah protes. Seniman-seniman revolusioner, seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra Gunawan, adalah pembuat-pembuat poster propaganda yang legendaris.
Kerja pembuatan poster yang dibuat secara serius menemukan momentumnya. Sosok Jokowi--dengan magnituda yang menguar dalam dirinya--mampu menarik para relawan seniman visual untuk berkarya di panggung raksasa bernama Pemilu 2014. Dan ini menjadi pembeda yang signifikan dengan lawan tarungnya.
Saya menyebutkan nama Alit Ambara di tempat teratas dalam produksi poster politik Pemilu 2014. Alit adalah seniman poster paling bersinar saat ini. Pada Oktober 2013, ia bersama Folk Mataraman Institute (FMI) membuat pameran visual tunggal bertajuk "Posteraksi" di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran itu berisi 180 poster aksi yang dibuatnya untuk meneriakkan protes dan sekaligus kesaksian politik. Dari jumlah posternya saja kita tahu betapa seriusnya Alit Ambara, yang bekerja di bawah kibaran bendera Nobodycorp Internationale Unlimited.
Sementara umumnya poster-poster Alit ditempel di dinding kota, pada pergelaran pemilu ini ia menyebarnya di media sosial. Selain untuk pencerahan pemilih, poster-poster Alit bertugas untuk menghalau kekuatan jahat yang berdiam dalam korporasi dan institusi politik menuju tampuk kekuasaan.
Selain nama Alit, ada dua nama juga yang mencuri perhatian, yakni Hari Prast dan Yoga Adhitrisna. Dua seniman poster dan komik inilah yang menafsir blusukan Joko Widodo dengan gambar petualangan seperti Tintin. Poster keduanya dibagikan secara terbuka dan masif via media sosial untuk menunjukkan Jokowi adalah sosok pekerja yang tak pernah lelah mengelilingi pasar-pasar tradisional di Indonesia; dari Papua hingga Aceh. Bahkan fenomena Jokowi menyinggahi ruang-ruang kerja seniman.
Pesan poster Hari Prast dan Yoga ini mengisi karakter Jokowi yang lebih banyak bergerak ketimbang berwacana. Poster yang dikelola dalam tajuk "Gulung Lengan Bajumu"--nah ini--justru bukan poster protes melainkan ajakan persuasif memahami kedalaman kerja Jokowi.
Sementara poster Alit Ambara berpotensi "membikin ramai", sebagaimana perhelatan pameran poster sehari di Ruang Rupa Jakarta dengan tajuk "#Siaga2#Jaga2"; poster Prast dan Yoga justru "membikin gembira".
Yang ingin saya katakan, kehadiran poster-poster seni dalam tradisi berpolitik Jokowi memberi harapan baru akan kembalinya poster seni di belantika politik Indonesia. Kehadiran dan kemampuan persuasinya tidak bisa dianggap enteng. Poster adalah tenaga raksasa yang diam dalam memobilisasi dukungan dan membuat gelombang teriakan lebih bergema dan berdetak lama dalam lini masa pikiran publik.
Berita terkait
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSelama 3 Periode Pemilu, 3 Partai Politik Ini Peringkat Atas Pemilihan Legislatif
18 Februari 2024
Sejak Pemilu 2014 sampai Pemilu 2024, terdapat tiga besar partai politik yang selalu memuncaki pemilihan legislatif (Pileg). Apa saja?
Baca SelengkapnyaPolitik Makan Siang Jokowi Bersama Capres, SBY Pernah Buka Puasa Bersama Capres-Cawapres Pemilu 2014
1 November 2023
Jokowi mengundang makan siang 3 capres. Langkah yang sebelumnya pernah dilakukan SBY pada 2014, mengundang buka puasa bersama capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaRelawan Jokowi se Jatim Dukung Prabowo Dinilai Hanya Manuver Murahan
7 Agustus 2023
Relawan Jokowi yang mendukung Prabowo di Jatim dianggap tak memiliki jejak rekam mendukung Jokowi di Pemilu 2019.
Baca SelengkapnyaPPP Menilai Andika Perkasa Penuhi Kualifikasi Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo
27 Juni 2023
Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi alias Awiek menilai kualifikasi diri mantan Panglima TNI Andika Perkasa cocok sebagai ketua pemenangan Ganjar Pranowo
Baca SelengkapnyaKilas Balik Perjanjian Batu Tulis Megawati dan Prabowo, Begini 7 Poin Janji Belum Ditepati Itu
24 April 2023
Megawati punya janji terhadap Prabowo sejak 2009, perjanjian Batu Tulis namanya. Begini isi 7 poin perjanjian tersebut.
Baca Selengkapnya4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
5 Maret 2023
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor
Baca SelengkapnyaMenjelang 7 Tahun, Pakar Sebut Jokowi Dibayangi Janji-janji Politik
18 Oktober 2021
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada kompleksitas luar biasa yang dihadapi Presiden Jokowi di periode kedua ini.
Baca SelengkapnyaBeda Dana Kampanye Jokowi dengan Prabowo di Pemilu 2014 dan 2019
3 Mei 2019
Dari data laporan ke KPU, dana kampanye yang digunakan Jokowi - Ma'ruf tercatat lebih banyak 2,8 kali lipat dibandingkan Prabowo - Sandiaga.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Jiwa Grogol Siap Tampung Caleg Tak Siap Gagal
13 April 2019
Kesiapan merujuk kepada pengalaman sebagian caleg saat pemilu 2014 lalu
Baca Selengkapnya