Kesepian Di Zaman Yang Kompleks

Penulis

Sabtu, 15 September 1979 00:00 WIB

ADALAH seorang Spanyol yang lahir pada tanggal 28 Juli 1165 di Mercia ia kemudian dikenal sebagai Ibn 'Arabi. Ia menulis mungkin lebih dari 150 buku, tapi ia paling terkenal oleh sepotong sajaknya dalam Tarjuman alswaq: Hatiku telah mampu untuk setiap bentuk: dialah padang bagi kijang dan sebuah biara bagi Nasrani Dialah pura bagi berhala dan Kaabah bagi berhaji Dialah lembar dari Taurat dan kitab Qur'an yang suci Ibn 'Arabi, sufi Muslim termashur itu, memang menyatakan diri "mengikuti agama Cinta dan Kasih". Ke mana pun onta-onta Cinta itu berangkat, katanya "ke sana jugalah agama dan imanku lekat." Tidakkah dia sebenarnya seorang yang bingung? Tidak. Sebab ada agama "Cinta-Kasih" dan ada agama orang kebingungan. Hati yang bingung bukanlah hati yang "mampu untuk setiap bentuk". Hati yang bingung adalah hati yang hanya menghendaki sesuatu yang pasti, final. Maka seorang yang bingung bukanlah seorang yang dengan terbuka memandang sekltar, tapi seorang yang ketakutan. Ia menggapai-gapai mencari patokan yang paling gamblang. *** DAN itulah agaknya yang terjadi ketika muncul seorang Korea di Amerika Serikat di tahun 1973. Namanya Pendeta Sun Myung Moon. Ia memaklumkan bahwa Yesus Kristus yang telah mati sekarang disusul dengan Juru Selamat baru--Kristus ke-II. Nama Kristus ke-II ini tak ia sebutkan terus-terang. Cuma dalam buku Divine Principle yang disiarkannya Pendeta Sun Myung Moon menyebut bahwa sang Juru Selamat baru ini lahir di Korea di tahun 1920, yakni tahun lahir Sun Myung Moon. Yang mentakjubkan ialah bahwa pengikutnya bertambah banyak. Gerejanya bertambah kaya--begitu pula sang pendeta, yang selalu nampak berdasi dan punya kapal pesiar. Tapi tak seorang pengikutnya pun nampaknya berkeberatan. Pendeta Moon biasa berpidato dua jam terus-menerus dalam bahasa Korea dengan berapi-api, dengan tangan memukul dan kaki menyepak, dengan ketawa serta air mata. Menurut penterjemahnya ia memperingatkan hadirin tentang hari kiamat dan perlunya Juru Selamat. Dan sidang itu pun, sejumlah pemuda Amerika, bule dan nampak makmur, menjawab dalam koor: "Ya, Bapa . . . " *** RUPANYA ada orang kesepian bukan karena ia tak lagi punya sanak saudara. Rupanya ada kesepian yang amat sangat ketika seorang merasa tak siap untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang zaman yang kompleks ini. Memang di luar sana ada mesjid, ada gereja, ada penyuapan dan penjara. Ada kemelaratan. Ada kekayaan berlebih yang halal dan kekayaan berlebih yang tak halal. Ada keadilan yang menakutkan dan ketidak-adilan yang menggelisahkan. Kesepian itu rupanya ganas tapi sering tak terasa kekosongan yang mendalam tapi tak disadari. Dan seorang yang tak biasa berfikir lumpuh untuk menjawab: bagaimana yang semustinya? Maka dengan mudah orang yang berwibawa datang. Ia tersenyum hangar dan mengajak berteman. Ia merangkul dan ia memasukkan jawaban "Turutilah aku." Turutilah aku dan anda tak usah berfikir. Serahkan segala tanya segala jawab. Jangan berdiskusi. Itu mencapekkan. Jangan membantah. Itu akan makin membingungkan. Jangan percaya kepada orang di luar. Jangan undang mereka mendebat. Yakinlah. Atau tidur. Tidurlah ..... Dan orang-orang yang kesepian, orang-orang yang kebingungan itu pun senang. Betapa terlepas, betapa bebas, untuk dilindungi dari keharusan berfikir sendiri. Dan mereka pun mendapatkan kenikmatan yang mudah--seperti halnya banyak kenikmatan lain mereka yang mudah. "Hatiku telah mampu untuk setiap hentuk," tulis Ibn 'Arabi. Betapa tololnya.

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

1 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

2 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

11 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

52 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

57 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

57 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya