Seniman, Apresiasi, Salam Dua Jari

Penulis

Kamis, 17 Juli 2014 23:27 WIB

Agus Dermawan T.,
Pengamat Budaya

"Seniman adalah pengetuk hati politikus. Negara banyak berutang kepada seniman. Negara harus memberikan penghargaan kepada seniman," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Apa yang dikatakan SBY berbuntut. Sejak beberapa tahun lalu negara berupaya memberikan penghargaan kepada para seniman yang memiliki kontribusi spesial. Lewat Panitia Penghargaan, nama-nama besar pun diusulkan. Sejumlah piagam dan medali pun diserahkan.

Meskipun demikian, tak berarti pengusulan nama-nama kandidat selalu memperoleh jalan lempang. Musababnya, seleksi ternyata tidak sepenuhnya menjadi otoritas para penilai yang memahami jagat kesenian. Tapi hal ini juga menjadi otoritas politikus, yang berlindung di bawah atap birokrasi. Persoalan semakin bengkok ketika semuanya diimbuhi pasal-pasal formal, yang berkaitan dengan nomenklatur lembaga negara. Akibatnya, banyak seniman hebat yang gugur dalam proses pengajuan. Kasus pelukis tamu agung I.B. Said (80 tahun) adalah salah satu amsalnya.

Atas permintaan negara, pelukis ini menggubah potret suami-istri presiden atau perdana menteri sekitar 220 negara. Dan karyanya menghiasi Jakarta dan Istana Presiden sejak 1960 sampai 2005. Karena itu, muncul usul agar Istana Negara memberi anugerah kepada Said. Namun pihak Istana mengatakan bahwa penghargaan itu seharusnya datang dari DKI Jakarta. Sementara itu, pihak DKI Jakarta menimbang: betapa itu lebih cocok diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun pihak Kemendikbud menyebut: adalah lebih pas apabila Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menganugerahkan. Nama I.B. Said lalu saya bawa ke Kemenparekraf lima bulan lalu. Ditolak, karena itu dianggap kewajiban Istana Negara.

Dari perkara lempar-melempar tersebut akhirnya tersimpul bahwa sesungguhnya negara masih setengah hati untuk memberikan bintang jasa kepada seniman. Atas ihwal ini seniman bisa saja kecewa, meski sesungguhnya mereka tidak terlalu memikirkannya.

"Seniman tak usah mengharap penghargaan dari negara, yang notabene ditentukan oleh politikus," kata budayawan dan mantan menteri Daoed Joesoef. Sebab, pada hakikatnya, seniman bekerja dengan kemurnian gerak hati-pikirnya sendiri, yang oleh Marshall McLuhan diyakini sebagai antena sosial, penangkap sinyal keluhuran. Seniman bekerja tanpa pamrih, meski yang dihasilkan akhirnya bisa berdampak besar terhadap medan sosial serta hutan politik.

Gerakan seniman yang menggagas konser "Salam Dua Jari" guna mendukung calon presiden Joko Widodo pada 5 Juli adalah contohnya. Dengan antena sosialnya, para seniman bekerja spontan, disertai spirit untuk mengobarkan kecerahan harapan. Hasilnya, konser itu menggerakkan jiwa jutaan orang Indonesia. Gema konser menghaturkan magma politik yang luar biasa. Para seniman "Salam Dua Jari" sungguh tak mengharapkan imbalan apa pun. Namun, meski tidak meminta penghargaan apa-apa, negara yang bakal dipimpin oleh Presiden JokoWidodo tak boleh melupakan gerakan "Salam Dua Jari". Sepanjang masa!

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini

Baca Selengkapnya

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.

Baca Selengkapnya

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.

Baca Selengkapnya

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.

Baca Selengkapnya

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.

Baca Selengkapnya