Malaysia yang Tak Berubah

Penulis

Jumat, 10 Mei 2013 00:17 WIB

Pemilu Malaysia berakhir, dan kita tak menyaksikan perubahan signifikan. Barisan Nasional--koalisi partai pemerintah--mendapat suara mayoritas: 133 dari 222 kursi parlemen. Hanya, suara oposisi meningkat dibanding perolehan dalam pemilu empat tahun yang lalu--tanda bahwa pemerintah akan mendapat tentangan serius di parlemen kelak.

Diwarnai tudingan curang dari kelompok oposisi, pemilu ini bagaimanapun telah mempertahankan pemerintahan lama. Perdana Menteri Najib Razak telah dilantik kembali pekan lalu. Gelombang demokratisasi yang terjadi di tanah Arab dan sebagian negara ASEAN tampaknya belum menular ke Malaysia. Seperti di Indonesia pada era Soeharto, prosedur demokrasi memang telah dijalankan di sana. Tapi hakikat demokrasi--yakni semua orang mendapat hak dan kesempatan yang sama dalam proses politik, sosial, dan ekonomi--belum terlaksana.

Pemerintah dan penentangnya bertarung dalam sebuah arena yang tak adil. Prosedur checks and balances, misalnya melalui pers yang bebas, tak tersedia. Akses rakyat Malaysia terhadap informasi dibatasi hanya melalui saluran resmi pemerintah. Bahkan ceramah agama dipasok oleh Jabatan Kemajuan Islam (Jakim), sebuah lembaga negara yang dibuat khusus untuk memproduksi khotbah yang dipastikan tak menyerang pemerintah. Kekuatan masyarakat sipil tak terkonsolidasi karena dibelenggu aturan yang mengekang. Saat ini tinggal Malaysia dan Singapura yang masih menerapkan Internal Security Act--aturan yang membolehkan negara menangkap orang tanpa pengadilan jika ditengarai terlibat aksi yang dianggap mengganggu keamanan dan menentang pemerintah.

Stabilitas politik memang melahirkan pertumbuhan ekonomi. Tapi ekonomi yang ditegakkan dengan membelenggu kebebasan ibarat bangunan megah berfondasi batu kapur yang ringkih. Kebijakan afirmatif yang mengutamakan penduduk Melayu dalam memperoleh akses ekonomi dan sosial mudah memantik api cemburu. Dalam dunia bisnis, misalnya, etnis Melayu lebih gampang mendapatkan kredit bank ketimbang orang Cina dan India. Siswa Melayu juga lebih mudah masuk sekolah negeri ketimbang siswa etnis lain.

Ketidaksetaraan itu bagaikan sekam kering yang mudah terbakar--kondisi berbahaya yang semestinya disadari pemerintah. Segregasi Melayu dan bukan Melayu melahirkan (juga sebagai akibat dari) problem identitas yang belum selesai. Untuk waktu yang lama, identitas ke-Malaysia-an tak kunjung rampung didefinisikan. Orang Melayu dianggap penduduk "asli", sementara warga Cina dan India adalah "pendatang".

Faktanya, yang "asli" pun datang dari pelbagai tempat. Sejarah mencatat, warga melayu Malaysia adalah kumpulan dari imigran asal Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan sejumlah daerah lain di Nusantara dan negeri sekitar. Nenek moyang Perdana Menteri Najib bahkan adalah imigran yang merantau dari Sulawesi Selatan.

Advertising
Advertising

Hasil pemilu mengisyaratkan politik Malaysia belum akan berubah. Penambahan suara oposisi--ditengarai akibat dukungan minoritas Cina dan India kepada oposisi--belum mampu mengakhiri rezim Barisan Nasional. Empat tahun ke depan, Malaysia tetaplah Malaysia--negeri jiran yang sunyi, diam, namun menyimpan bara dalam sekam.

Berita terkait

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

44 menit lalu

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

Sejak Oktober 2023 lalu, Pemerintah telah mengumumkan keputusan untuk memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

1 jam lalu

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

Boyamin mengklaim punya data sendiri tentang Robert Bonosusatya dalam pusaran korupsi timah yang telah diserahkan kepada penyidik Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

2 jam lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

3 jam lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

3 jam lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

3 jam lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

3 jam lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

3 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

4 jam lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

4 jam lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya