Sanksi untuk Freeport

Penulis

Sabtu, 18 Mei 2013 01:35 WIB

Apa pun penyebabnya, kecelakaan kerja yang terjadi di fasilitas bawah tanah PT Freeport Indonesia sungguh sangat disayangkan. Sampai hari kelima, masih ada 23 karyawan yang terjebak dalam reruntuhan fasilitas Big Gossan, yang berada pada kedalaman 800 meter tersebut. Celakanya, upaya penyelamatan ini tidak bisa berlangsung cepat karena harus dilakukan dengan secara manual. Penggunaan alat berat justru bisa memperparah keadaan fasilitas tersebut. Komunikasi dengan para korban pun terputus.

Situasi seperti itulah yang layak dipertanyakan. Bagaimana mungkin perusahaan tambang internasional sekelas Freeport tidak memiliki jalur evakuasi jika terjadi kecelakaan di fasilitas yang jauh berada di perut bumi. Tak terbayangkan pula sampai kapan operasi penyelamatan itu bakal selesai jika hal itu dilakukan tanpa peralatan berat. Padahal kecepatan merupakan kunci keberhasilan penyelamatan seperti itu. Kita sulit membayangkan bagaimana ke-23 orang yang sedang menjalani pelatihan tentang standard operational procedure di terowongan bawah tanah itu bisa bertahan.

Kecelakaan di pertambangan seperti ini bukanlah yang pertama di dunia. Kita masih ingat runtuhnya tambang emas di Cile pada 2010. Sebanyak 33 pekerja akhirnya bisa keluar dalam keadaan selamat setelah terkubur di bawah tanah selama 17 hari. Hal itu karena di dalam tambang tersedia air, makanan, dan oksigen yang cukup untuk keadaan darurat. Waktu itu Presiden Cile Sebastian Pinera harus mempersingkat lawatannya ke Kolombia dan tinggal di kemah dekat area tambang untuk memimpin operasi penyelamatan.

Kondisi sebaliknya terjadi di Cina. Kecelakaan tambang di Negeri Tirai Bambu itu telah memakan korban ribuan jiwa akibat minimnya pengamanan. Masyarakat tentu tidak menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk bermalam di terowongan Gossan guna menunjukkan perhatian pemerintah terhadap nasib para pekerja tambang yang mengalami kecelakaan ini. Tapi kita juga tentu tidak ingin para pekerja tambang mengalami hal yang sama dengan di Cina, di mana kecelakaan tambang seperti dianggap hal biasa.

Kecelakaan Freeport tentu tak bisa dibiarkan begitu saja. Pemerintah harus membentuk tim investigasi untuk melakukan pemeriksaan dengan melibatkan polisi dan pakar independen. Investigasi tersebut harus bisa membuktikan apakah cuaca buruk menjadi penyebab tunggal ataukah ada faktor kesalahan manusia dalam kecelakaan tersebut, termasuk konstruksi bangunan, persediaan peralatan dan bahan makanan dalam keadaan darurat, keberadaan jalur evakuasi, serta operasi penyelamatan jika terjadi kecelakaan. Penyelidikan juga harus ditujukan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai pengawas keselamatan kerja.

Advertising
Advertising

Sayangnya, pemerintah terkesan tak terlalu serius menangani persoalan keselamatan kerja ini. Meskipun aturan soal ini tergolong banyak, rata-rata sanksi terhadap para pelanggarnya sangat ringan. Sebagai contoh, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menetapkan, para pelanggar hanya dikenai hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan dan denda paling banyak Rp 100 ribu. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan lebih lumayan: hukuman kurungan paling lama 1 tahun dan denda setinggi-tingginya Rp 15 juta, sedangkan UU No. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja mencantumkan hukuman kurungan selama-lamanya 6 bulan dan denda setinggi-tingginya Rp 50 juta.

Pemberian santunan kepada korban luka maupun meninggal, dan perawatan bagi korban luka, jelas tak akan membebani Freeport. Tapi itu saja tidaklah cukup. Sanksi berat harus diberikan kepada Freeport agar kejadian serupa tak terulang, baik oleh perusahaan Amerika itu sendiri maupun perusahaan lain.

Berita terkait

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

4 menit lalu

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

Langkah selanjutnya adalah menghapus data yang tidak lagi diperlukan atau relevan dengan mengakses https://drive.google.com/#quota.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

7 menit lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

11 menit lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

11 menit lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

13 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

16 menit lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

17 menit lalu

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

Penalaran Kuantitatif dan Penalaran Matematika UTBK menjadi tes paling sulit karena waktu pengerjaannya terbatas hanya 30 menit.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

23 menit lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

27 menit lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

37 menit lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya