Catatan harian seorang atlet

Penulis

Sabtu, 6 Oktober 1979 00:00 WIB

BUKU harian itu diketemukan Senin pagi dekat sebuah bak sampah. Ia tergeletak di bawah deretan pohon petai cina di kompleks Istana Olah Raga Senayan. Ia rupanya milik seorang gadis. Mungkin ia terjatuh ketika ratusan ribu penonton berbondong pulang dari nonton bola dan upacara penutupnl SEA Games, Minggu menjelang malam. Belum banyak isinya. Tulisannya di ana-sini kabur. Mungkin terkena embun. Tapi umumnya huruf-huruf tegak dengan ballpoint itu masih bisa terbaca, di antara hiasan bunga-bunga kecil di tepinya yang rapi. Si penulis, seperti tertera di sana, bernama H. (tak usah disebut kepanjangannya). Ia menyebut hari ulangtahunnya yang ke-17 bulan lalu. Nampaknya ia senang cewek yang romantis, atau seorang penggemar olah raga yang berapi-api, atau seorang yang lagi jatuh cinta pada seorang atlit. *** "Bukuku", begitu tulisan bertanggal ' September 1979. "Hari ini aku bertengkar. D., sepupuku, bilang: sebagian besar medali emas untuk kita itu ngibul. Gila! Dia bilang kita sengaja bikin acara pertandingan yang pasti nggak ada lawannya, dan bahwa negara-negara tetangga cuma kirim atlit kelas kambing. ..... Bukankah itu kurangajar? "Aku panas benar. Dia pura-pura nggak tau kejadian penting dalam sejarah pernahkah kita memperoleh kemenangan sebanyak itu dalam pertandingan internasional? Tidak. Baru kali ini. D. rupanya nggak ingin ikut bangga. Ia meledek aku "Kau fanatik karena lagi naksir Si M, atlit gondrong itu!" "Kenapa D. begitu sengit? Kenapa dia, calon sarjana, tak mau ngerti? Pagi tadi aku temui mas Tom, kubilangkan omongan D. itu. Dia cuma ketawa. "Itu yang disebut sinis, Niek," katanya. "Banyak orang yang tak percaya lagi bahwa hal-hal yang baik juga bisa terjadi kepada bangsa kita," katanya lagi. "Mas Tom lalu cerita tentang sebuah majalah Amerika yang dibacanya (Forture?) yang nyebut-nyebut Indonesia punya korupsi terburuk di Asia. Ia lalu cerita tentang pencopet orang Indonesia di Tokyo yang dipasang potretnya di televisi Jepang. Mas Tom juga nyebut perkara sogok-sogokan, tekan-tekanan, yang membikin orang kehilangan banyak, tapi terutama kepercayaan bahwa hal yang baik bisa terjadi. "Tapi hal yang baik 'kan bisa juga terjadi kepada bangsa kita, 'kan mas Tom ?, " tanyaku. "Tentu, Niek, tentu," jawabnya, menatapku. Tapi kenapa aku pingin nangis. *** Baris-baris lainnya bertanggal 26 September: "Hari ini M tak berhasil dapat medali. Ia murung sekali dan aku cuma bisa memegangi tangannya. Teman-teman sengaja pura-pura nggak ngeliat kami, berjalan beduaan di tepi bukit kecil di seberang lapangan baseball. "Mengapa orang tak bisa menghargai mereka yang kalah? Mengapa orang ngomongin hasil terakhir doang? Wartawan-wartawan sok pinter pada sok bikin analisa, pada ngritik ceplos-ceplos. Emangnya apaan pekan olahraga bagi mereka? Mereka cuma melihat satu titik, besaaar tapi bukan garis panjang. "M berbulan-bulan mempersiapkan diri. Dan tidak cuma dia. Sejak jam setengah lima pagi para atlit yang mau bertanding di mana saja pada bangun, berlari, berlatih, cemas, kecapekan, kepanasan, dikejar-kejar, mengejar-ngejar, kesel, keki, berharap-harap ..untuk perbaikan waktu yang cuman beberapa detik ! "Kau tau berapa rekor dunia lari satu mil di tahun 1945?", tanya M satu kali. Aku nggak tahu, nggak bisa ngejawab. Ia menerangkan: "Empat menit, satu koma enam detik, atas nama seorang Swedia." Lalu tanyanya lagi: "Kau tau berapa rekor dunia di tahun lalu? Dia jawab sendiri: "Tiga menit, 49 koma 4 detik atas nama John Walker, orang Selandia. "Itu artinya 30 tahun, Niek, 30 tahun!". Pergulatan, dan keringat, dan ketegangan, yang 30 tahun itu hanya untuk selisih 12 detik. *** Akhirnya buku harian itu berhenti di tanggal 30 September pagi. "Jika kesebelasan Indonesia kalah sore nanti dari Malaysia, aku tidak akan mengejeknya. Bukan karena aku fanatik, tapi dari ribuan penonton itu biarlah ada seorang yang bisa kasih medali diam-diam."

Berita terkait

Indonesia Raih 5 Medali Emas, 4 Perak, 3 Perunggu dari Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023

13 Maret 2023

Indonesia Raih 5 Medali Emas, 4 Perak, 3 Perunggu dari Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023

Indonesia membawa pulang lima medali emas, empat perak, dan tiga perunggu pada Kejuaraan Taekwondo ASEAN 2023.

Baca Selengkapnya

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

99 Mahasiswa dari 51 Kampus Wakili Indonesia di Ajang Asean University Games 2022 di Thailand

27 Juli 2022

99 Mahasiswa dari 51 Kampus Wakili Indonesia di Ajang Asean University Games 2022 di Thailand

Sebanyak 99 mahasiswa yang merupakan atlet Indonesia bertanding di ajang ASEAN University Games ke-20 di Thailand pada 24 Juli-7 Agustus 2022.

Baca Selengkapnya

Tim Arung Jeram Putri U-23 Indonesia Bawa Pulang Gelar Juara Dunia dari Bosnia

6 Juni 2022

Tim Arung Jeram Putri U-23 Indonesia Bawa Pulang Gelar Juara Dunia dari Bosnia

Indonesia menorehkan prestasi bagus di arena olahraga arung jeram dunia. Tim putri U-23 (junior) berhasil menjadi juara dunia di Bosnia.

Baca Selengkapnya

Yayuk Basuki Bicara Penyebab Mandeknya Prestasi Olahraga Tenis Indonesia

12 Agustus 2021

Yayuk Basuki Bicara Penyebab Mandeknya Prestasi Olahraga Tenis Indonesia

Menurut Yayuk Basuki, transisi dari level junior ke senior sering mengalami kegagalan. Priska Madelyn Nugroho harus mengantisipasi tren ini.

Baca Selengkapnya

Kata Windy Cantika Soal Prestasinya di Usia Muda

27 Juli 2021

Kata Windy Cantika Soal Prestasinya di Usia Muda

Atlet angkat besi Indonesia, Windy Cantika Aisah, berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo di usianya yang baru 19 tahun

Baca Selengkapnya

DPR Revisi Undang-Undang Olahraga, Tanpa Kemajuan dalam 15 Tahun?

14 Juli 2020

DPR Revisi Undang-Undang Olahraga, Tanpa Kemajuan dalam 15 Tahun?

DPR akan merevisi Undang-Undang Olahraga karena selama 15 tahun terakhir dinilai tidak membawa kemajuan.

Baca Selengkapnya

Lifter Sri Hartati Rebut Emas Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2019

20 November 2019

Lifter Sri Hartati Rebut Emas Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2019

Lifter putri Indonesia Sri Hartati menyabet medali emas pada ajang Kejuaraan Dunia Angkat Berat di Dubai.

Baca Selengkapnya