TEMPO.CO, Jakarta - Geger Riyanto, esais (@gegerriy)
Yang saya hormati Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Betapa janggal memanggil Anda dengan panggilan ini. Sepuluh tahun Anda memerintah, kami mengembangkan banyak panggilan dan atribut untuk Anda. SBY, tentu saja. Pak Beye. Presiden yang tidak tegas. Banyak melakukan pembiaran. Pemimpin yang lebih banyak berpikir ketimbang bertindak.
Sungguhlah sosok Anda menunaikan citra ideal seorang pemimpin dari masa pemilihan langsung: tak berjarak dengan rakyat. Memang bukan ketakberjarakan seorang Sukarno yang mengedepankan panggilan "Bung" guna mencitrakan diri sebagai panglima yang berada di garis depan revolusi bersama rakyat. Tapi, siapa yang berani memperlakukan Soeharto atau bahkan Sukarno di publik secara tanpa hormat seperti yang dilakukan media massa, media sosial, dan khalayak kepada Anda beberapa tahun ini?
Foto Anda mengusap kening menyebar dari ponsel ke ponsel dan menjadi semacam emotikon untuk mengekspresikan kepeningan. Cercaan-cercaan kepada Anda meluncur dengan ringan di antara demonstran atau perbincangan di forum daring (online). Warga hari ini akan langsung merujuk presidennya dengan namanya, SBY. Pada masa Orde Baru, kalau bukan aktivis atau mahasiswa yang kontra-pemerintahan, tampaknya tak terbayang seseorang merujuk presidennya dengan "Harto". Selalu "Pak Harto", panggilan kesehariannya yang masih terwariskan kepada kita saat ini.
Sosok Anda, bagi kami, adalah seorang bapak biasa yang kebetulan memperoleh mandat menjalankan tanggung jawab kepresidenan. Saat Soeharto bergeming, diiringi cemas kami menafsirkan dirinya panjang-lebar. Apa yang disimpannya? Apa yang akan dilakukannya? Sebaliknya, saat Anda bergeming, kami menafsirkan Anda uring-uringan, bimbang, galau--segala sifat yang menjadikan seseorang tampak begitu manusiawi. Tak ada aura misterius, dingin, tak tertebak sebagaimana yang menyelubungi The Smiling General.
Namun, di balik keheningan Anda, saya setidaknya ingin percaya bahwa Anda melakoninya bukan tanpa alasan. Apalagi semata tak berani bertindak, sebuah alasan yang lebih-lebih tak masuk akal. Anda menginginkan lebih dari apa pun ketenangan, stabilitas. Hanya, memang, selepas cara-cara penindasan masa silam tak lagi menjadi pilihan, merangkul sebanyak-banyaknya partai, kalangan, lapisan di negeri yang, sayangnya, ringkih karena keberagamannya ini menjadi satu-satunya pilihan Anda. Tak berpihak ke mana-mana secara tegas menjadi arsenal Anda.
Berhasilkah? Penilaian akan berbeda-beda. Tapi, faktanya, rezim Anda adalah rezim seusai Orde Baru yang bertahan paling lama. Cukup lama bagi kami untuk merampungkan citra-citra tak tegas Anda, sekaligus menikmati kue pembangunan yang tentu saja disertai getir kemudaratannya--ketimpangan yang kian tajam, koalisi tak seronok elite lokal-bisnis perusak-organ kekerasan daerah.
Saya juga ingin karenanya percaya, kendati partai Anda mendekat ke salah satu koalisi, guna mengamankan sejumlah kepentingan, desas-desusnya Anda tengah menjaga agar pemilu berlangsung dengan mengindahkan aturan permainan yang ada. Seperti yang sudah-sudah, semua tak lain agar ketenangan yang Anda dambakan tetap tegak. Tanggal 22 ini, presiden baru diumumkan. Semoga Bapak SBY yang terhormat akan mengukir satu lagi prestasinya, yang tentu akan kami kenang: menghalau negerinya dari perpecahan yang tak diperlukannya. *
Berita terkait
Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?
31 hari lalu
Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.
Baca SelengkapnyaPendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2
18 Februari 2024
Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.
Baca SelengkapnyaMasa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis
13 Februari 2024
Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.
Baca SelengkapnyaSejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?
11 Januari 2024
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?
Baca SelengkapnyaMengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya
1 Januari 2024
Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.
Baca SelengkapnyaCatatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor
5 Oktober 2023
Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.
Baca SelengkapnyaMegawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...
2 Oktober 2023
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.
Baca SelengkapnyaMr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri
19 September 2023
Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.
Baca Selengkapnya74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik
9 September 2023
Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.
Baca Selengkapnya2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat
11 Januari 2023
Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat adalah dua sosok yang pernag menjadu Presiden Indonesia. Sayang peran keduanya kerap dilupakan
Baca Selengkapnya