Tidak Mudah

Penulis

Sabtu, 13 Januari 1979 00:00 WIB

"Aku merasa mati pada umur tiga puluh empat." SEORANG pemuda radikal terkemuka menuliskan kata-kata itu di Amerika. Rambutnya tak lagi gondrong. Kumis dan cambangnya bersih. Bukunya berjudul Grouing (Up) At 37. Ia Jerry Rubin, tokoh gerakan anti perang Vietnam di tahun 1960-an. Ia lahir di tahun 1938. Ayahnya seorang sopir truk yang agak tersia-sia oleh para ipar. Lelaki yang tak lulus sekolah menengah atas itu mengawini gadis terpelajar dari keluarga yang lebih kaya. Dari perkawinan itu lahir Jerry -- yang merasakan perbedaan kelas dengan rasa iri diam-diam. Namun yang pertama-tama menggerakkan protesnya ialah Pepsi. Babu Negro ini dijuluki demikian saking gemarnya minum Pepsi-Cola. Si Pepsi datang tiap hari merawat Jerry dan adiknya Gil, ketika ibu mereka menderita kanker. Bayarannya kecil. Tapi Pepsi selalu senyum, mencintai anak-anak itu, dan akhirnya menyadarkan Jerry akan sesuatu. Yakni bahwa ada yang tak beres dengan masyarakat tempat ia hidup - masyarakat yang mengajar anak-anak berkulit hitam jadi babu. Di tahun 1964 Jerry berangkat ke Kuba. Di negeri revolusioner itu dia ketemu Che Guevara. Pejuang revolusi Amerika Latin itu memikat hatinya. Jerry pulang ke Amerika dengan tekad seorang aktivis. Ia pun meninggalkan kuliah. Ia mencurahkan seluruh waktunya untuk "pergerakan". Ia menjenguk Partai Pemuda Internasional, Youth International Party yang lebih dikenal sebagai yippie. Klimaks gerakan protes mereka terjadi dalam demonstrasi besar yang termashur di Chicago tahun 1968. Namanya kian harum justru ketika ia diadili bersama enam mahasiswa dan pemuda lain yang dijuluki sebagai "Chicago 7". Ia dihukum, tapi proses keadilan yang panjang akhirnya menyebabkan ia cuma harus menjalani tinggal di kurungan beberapa bulan. Ketika ia menulis buku Do It! sebuah petunjuk kaum anarkis, dan laku keras, ternyatalah: Jerry Rubin memang terkenal. Tapi kemashuran itu adalah juga pembeku. "Masalah yang timbul dengan kemashuran ialah kita jadi beku di dalam satu kerangka," tulis Rubin. "Seorang yang termashur harus mau menukar kehidupan pribadinya dengan terpeliharanya gambaran dirinya menurut publik. Ia menghabiskan waktunya berjam-jam mencemaskan image-nya sendiri." Image Jerry Rubin adalah seorang pemberontak, seorang radikal, mercusuar pergerakan anak-anak muda, seorang pahlawan. Tapi keluhnya: "Kian sukar jadi seorang hero. Orang mengharapkan saya lebih dari manusia biasa. Saya telah jadi lambang bagi beribu anak-anak muda, satu hal yang menyenangkan saya, tapi juga makin lama makin meresahkan." Apalagi Jerry makin tua: di tahun 1972 umurnya 34. Ia toh masih datang ke kota Miani, tempat diselenggarakannya Konvensi Partai Republik dan juga Partai Demokrat. Di tahun 1968, selama Konvensi Partai Demokrat di Chicago, Jerry berhasil bikin kegaduhan besar. Di tahun 1972 itu ia agaknya masih ingin menggertak lagi dan jadi pusat perhatian. Tapi di Miami dia tinggal di hotel, bukan tidur di petamanan kota bersama para "pejoang". Maka pada ulangtahunnya yang ke-34 persis, anak-anak radikal yang lebih muda pun datang ke hotelnya -- bersenjatakan kue yang akan mereka lemparkan ke muka Jerry. Itulah tanda pensiunnya dari pergerakan. Bukankah ia sendiri pernah menyerukan doktrin "Jangan percaya kepada siapapun yang berumur di atas 30!"? "Aku merasa mati pada umur tigapuluh empat," tulis Jerry Rubin. Ia kemudian menempuh jalannya sendiri. Jerry teringat pengakuan seorang kawan seperjuangannya "Akhirnya aku menerima kenyataan bahwa aku tak akan pernah jadi Che." Tapi tidakkah ia berkhianat? Tak semua memang orang bisa jadi pahlawan. Juga tak semua pahlawan di maksudkan untuk jadi pahlawan terus menerus. Untunglah: sejarah terdiri dari pelbagai estafet.

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

21 jam lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

1 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

10 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

51 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya