Koalisi PKS dengan Angin

Penulis

Kamis, 6 Juni 2013 23:43 WIB

Satu-satunya jalan yang mungkin efektif untuk menggosok lagi citra Partai Keadilan Sejahtera hanyalah keluar dari koalisi penyokong pemerintah. Kata "mungkin" harus dipertebal. Bagaimanapun, kerusakan partai yang mengklaim diri bersih dan peduli ini sudah kelewat parah. Dugaan korupsi dan pencucian uang yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq, mantan presidennya, begitu terang-benderang dan bahkan menyingkap gelagat keterlibatan petinggi lain di partai ini.

Hal yang kini berlangsung, dan terang-terangan dipertontonkan, justru sebaliknya. PKS berusaha memainkan sentimen sebagian publik terhadap rencana kenaikan harga bahan bakar minyak. Sebagai anggota koalisi pendukung pemerintah, alih-alih menyokong rencana itu, PKS malah mengkampanyekan penentangan. Tapi, seraya melakukan hal itu, partai ini tak beringsut selangkah pun untuk menjauh dari koalisi. Partai-partai lain dalam koalisi seolah-olah dianggap angin belaka.

Penentangan itu terlihat di berbagai kota, pada spanduk anti-kenaikan harga BBM yang dipasang mencolok di tempat-tempat ramai. Pada tataran lain, PKS juga sengaja melewatkan rapat pimpinan partai-partai peserta koalisi dengan Wakil Presiden Boediono untuk membahas rencana kenaikan harga itu. Dalam rapat pada Selasa pekan lalu itu, tak seorang pun petinggi PKS tampak. Mereka berdalih ada perubahan undangan secara mendadak yang menyebabkan Presiden PKS Anis Matta berhalangan hadir.

Politikus PKS "menjual" kepedulian terhadap kepentingan rakyat untuk meraih simpati. Tentu saja, ini argumentasi yang mengada-ada--atau diada-adakan. Jika PKS memang peduli, semestinya penolakan serupa juga diumumkan sekencang-kencangnya, disertai boikot atau pengunduran diri dari posisi pendukung pemerintah, ketika harga BBM dinaikkan pada 2005 dan 2008.

Diakui atau tidak, PKS jelas sedang berusaha mempolitisasi rencana kenaikan harga BBM. Pada posisi sedang goyah akibat terungkapnya skandal pengaturan kuota impor daging sapi yang melibatkan Luthfi dan orang-orang dekatnya, partai ini seakan memanfaatkan apa pun yang mungkin untuk mereparasi popularitasnya yang babak-belur. Kenaikan harga BBM adalah isu sangat sensitif yang pasti dianggap sempurna untuk tujuan ini.

Pilihan manuver politik yang gegabah itu sesungguhnya mengabaikan akibatnya pada persepsi masyarakat mengenai BBM. Mereka jadi gagal memahami dengan jernih persoalan riil bahan bakar minyak di negeri ini--bahwa persediaannya kian terbatas dan tingkat konsumsinya yang cenderung tak masuk akal telah menyebabkan anggaran negara tersengal-sengal.

Advertising
Advertising

Kredibilitas PKS jelas sulit diperbaiki dengan berzig-zag pendirian. Bertahan di koalisi, tapi pada saat yang sama berkeras menentang kenaikan harga BBM, bukanlah sikap politik yang terpuji. Tindakan itu malah akan menunjukkan watak sejatinya: bahwa PKS sama saja dengan partai-partai lain yang hanya memburu keuntungan untuk dirinya sendiri, bukan untuk rakyat yang diklaim diwakilinya. ***

Berita terkait

Jadwal Live Liga Champions Rabu Dinihari 8 Mei 2024: Leg 2 Semifinal PSG vs Borussia Dortmund

1 menit lalu

Jadwal Live Liga Champions Rabu Dinihari 8 Mei 2024: Leg 2 Semifinal PSG vs Borussia Dortmund

Jadwal Liga Champions pada Rabu dinihari, 8 Mei 2024, akan menampilkan satu pertandingan leg kedua semifinal. PSG akan menjamu Borussia Dortmund.

Baca Selengkapnya

Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-36: Bagaimana Peluang Manchester United Lolos ke Eropa setelah Keok 0-4 dari Palace?

14 menit lalu

Klasemen Liga Inggris Pekan Ke-36: Bagaimana Peluang Manchester United Lolos ke Eropa setelah Keok 0-4 dari Palace?

Manchester United terancam tak lolos ke kompetisi Eropa musim depan setelah kalah 0-4 dari Crystal Palace pada pekan ke-36 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

14 menit lalu

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

Kontraktor proyek Masjid Al Barkah tak kunjung menyelesaikan bangunan itu. Padahal pengurus masjid telah menyerahkan uang Rp 9,75 miliar.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

19 menit lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

30 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

Manchester United mendapat malu dan kalah 0-4 di kandang Crystal Palace pada pertandingan pekan ke-36 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

44 menit lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

44 menit lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

44 menit lalu

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

Selama periode Met Gala 2024, Hotel The Mark menerima sekitar 60 tamu

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

1 jam lalu

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

Waskita Karya telah merampungkan 2 dari 12 proyek IKN yang tengah dibangun.

Baca Selengkapnya