Kembalikan PRJ ke Pangkuan Jakarta

Penulis

Sabtu, 8 Juni 2013 00:10 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo patut gusar melihat Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair meleset dari tujuannya semula. Kegiatan tahunan yang digelar PT Jakarta International Expo (JIExpo) sejak 2005 itu memang lebih tampak sebagai ajang promosi produk perusahaan besar. Pengunjung tidak lagi mencari kerak telor atau menonton panggung Lenong yang sebelumnya jadi ikon PRJ, melainkan mencari barang obralan dan diskon.

Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pun geram. Ia menilai penyelenggara PRJ bertahun-tahun untung, tapi pemerintah Jakarta, pemilik 13 persen saham di JIExpo, tak pernah mendapat dividen. Boro-boro dividen, pemerintah Jakarta malah harus membayar sewa keikutsertaannya dalam acara itu, yang tahun ini dianggarkan Rp 4 miliar.

PRJ digelar pertama kali pada 1968 di kawasan Monas. Pekan raya ini merupakan kelanjutan dari Pasar Malam Gambir yang dahulu, pada zaman pemerintah Belanda, digelar untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina. PRJ kemudian dibuat sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Jakarta. Agar banyak orang datang, digelar acara hiburan. Pedagang kecil pun diberi kesempatan menawarkan jualannya.

Banyaknya pedagang kecil inilah ciri PRJ. Ia menjadi pasar malam yang menarik pengunjung. Aneka barang dijajakan, dari pakaian, jamu, mainan anak, hingga rotan pemukul kasur. Di berbagai sudut, seni tradisional dan makanan khas Betawi diberi tempat strategis agar mudah memancing pengunjung. Ketika PRJ dipindahkan ke Kemayoran pada 1992, ciri khas itu hilang. Pedagang besar dan industri lebih dominan. Mereka lebih mampu membayar sewa stan yang mahal. Sebagai perusahaan swasta, PT JIExpo tentu saja memilih mereka. PRJ pun berganti menjadi tak ubahnya pameran dagang seperti jamak digelar di Jakarta Convention Center atau mal-mal besar.

PRJ adalah milik Jakarta. Sudah sepatutnya ia dikembalikan ke pangkuan pemerintah Jakarta. Pemerintah juga perlu mengembalikan ke tujuannya semula sebagai ajang promosi produk unggulan kota ini. Meski demikian, rencana Gubernur untuk memisahkan PRJ dari agenda kegiatan di Kemayoran perlu dipertimbangkan masak-masak.

Advertising
Advertising

Ada beberapa alasan soal ini. Pertama, peraturan penyelenggaraannya harus dibenahi. Komisi Pengawas Persaingan Usaha sudah memperingatkan adanya dugaan monopoli dalam perhelatan PRJ karena hanya PT JIExpo yang menjadi penyelenggara. Monopoli terjadi karena Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 1991 menetapkan perusahaan itu sebagai penyelenggara PRJ tanpa perlu tender. Aturan itu juga mematok PRJ hanya digelar di Kemayoran. Bila PRJ hendak digeser ke Monas, peraturan itu harus diubah.

Kedua, mesti dirumuskan seperti apa "PRJ baru" nanti. Apakah menjadi pasar malam dengan acara-acara budaya, pameran promosi dan dagang, ataukah gabungan dari keduanya?

Ketiga, harus dihitung benar perlukah memindahkan kegiatan ke kawasan Monas. PRJ di Kemayoran pada 2012 saja dikunjungi 4,5 juta orang. Mampukah Monas menampung orang sebanyak itu? Cukupkah area parkir? Tidakkah akan muncul kemacetan luar biasa? Sebetulnya, mengembalikan makna PRJ tak harus dengan memindahkan tempatnya. Esensi terpenting adalah acara itu bisa menjadi ajang pameran budaya sekaligus pameran dagang.

Berita terkait

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 menit lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

2 menit lalu

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

Paparan berlebihan terhadap sinar matahari dapat meningkatkan risiko munculnya hiperpigmentasi atau flek hitam pada kulit.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 menit lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

3 menit lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Kalah dari Irak, Ketua Umum PP Muhammadiyah: Seperti Politik, Kalah Menang Biasa

8 menit lalu

Timnas U-23 Kalah dari Irak, Ketua Umum PP Muhammadiyah: Seperti Politik, Kalah Menang Biasa

Haedar Nashir berpesan kepada punggawa Timnas U-23 dan para pendukungnya menyikapi kekalahan itu dengan bijaksana.

Baca Selengkapnya

Mengenali Asal-usul Tas Hermes, Jenama Asal Prancis

14 menit lalu

Mengenali Asal-usul Tas Hermes, Jenama Asal Prancis

Belakangan viral video seorang pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Menang, Indonesia Kembali Ungguli Korea Selatan 2-1

14 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Menang, Indonesia Kembali Ungguli Korea Selatan 2-1

Jonatan Christie menyudahi perlawanan sengit Cho Geon Yeop lewat pertarungan sengit tiga game di perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

14 menit lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

15 menit lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

17 menit lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya