Agus Dermawan T.
Pengamat Budaya dan Seni
Seorang sahabat mengirim pesan pendek yang bunyinya begini: "Dalam pikiran saya, SBY kini terbebas dari bayang-bayang Hamlet." Yang dimaksud di situ adalah, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan mendukung presiden terpilih Joko Widodo, bayang-bayang Prabowo Subianto, yang dipersonifikasi sebagai Hamlet, secara resmi ditinggalkan. Padahal, seluruh rakyat Indonesia melihat betapa sebelumnya SBY mendukung Prabowo. Dalam setiap pembicaraan tentang pilpres, bayangan Prabowo selalu berkelindan.
Siapakah Hamlet? Ia adalah tokoh dalam cerita yang digubah William Shakespeare pada 1602. Ini merupakan drama tragedi hasil paduan legenda yang dipublikasi di Prancis 1582 dengan kisah Ur-Hamlet, karangan orang tak dikenal, pada 1589.
Hamlet adalah seorang pangeran dan kesatria dari kerajaan Denmark. Pada selayar mimpi, Hamlet bertemu dengan almarhum ayahnya. Dalam mimpi itu, roh sang ayah mengatakan ia dibunuh oleh adiknya, atau paman Hamlet. Tujuannya, agar si paman bisa menjadi raja sambil mengawini istrinya, atau Ibu Hamlet, yang tetap ratu. Si pangeran yang temperamental ini tentu saja marah.
Lantaran Hamlet seorang cerdik-pandai dengan ilmu bertumpuk buku, penyelidikan dan pembalasan dilakukan dengan elok dan saksama. Ia menggelar sandiwara keliling dengan inti lakon: "seorang adik meracuni kakak demi kekuasaan dan perempuan". Dari reaksi raja dan ratu yang juga ikut menonton, segera terbukti bahwa pembunuhan memang terjadi. Sang Ibu merasa terganggu oleh pertunjukan itu, sehingga Hamlet pun diinterogasi di dalam kamar pribadi. Dalam kamar, menyelinaplah Polonius, seorang intel. Ia menguping pembicaraan, untuk digunakan sebagai bahan perebutan kekuasaan dari pihak lain. Hamlet tahu perbuatan Polonius, sehingga Polonius dibunuh.
Atas pembunuhan itu, raja dan ratu beserta jajaran petinggi Denmark gusar. Hamlet dianggap psikopat dan dibuang ke Inggris. Pengasingan ini menyebabkan pacar Hamlet, Ophelia, menjadi stres dan memutuskan hubungan. Ketika Ophelia mati karena tenggelam di kolam, Hamlet datang untuk menghadiri penguburan. Dalam perkabungan ini, Hamlet bertengkar dengan keponakannya, Laertes, yang terus-menerus mengejek Hamlet sebagai pelanggar HAM. Perang anggar pun terjadi.
Di tengah laga seru itu sang ratu, atau ibu Hamlet, secara tak sengaja meminum anggur beracun yang ada di hadapannya sehingga tewas. Padahal, anggur itu disediakan oleh raja untuk selebrasi bagi Hamlet, yang diusahakan bisa mengalahkan Laertes. Laertes adalah legislator manipulator anggaran yang dicurigai akan mendongkel kekuasaan raja Denmark lewat DPR.
Aha! Setelah mengeja cerita Hamlet, saya membalas pesan pendek itu dengan pertanyaan: "Apa hubungannya cerita itu dengan SBY?"
Sahabat saya menjawab: "Dalam pikiran saya, SBY mungkin tahu bahwa ada sejarah rumit di belakang pangeran Hamlet, eh, Prabowo, yang sesungguhnya seorang kesatria pencari kebenaran. Kekuasaan yang dicari adalah untuk penebusan dan (kemudian) pengabdian. Namun, kerumitan sejarah itu dimanfaatkan oleh lawan-lawannya untuk tak henti memusuhi. Dan sifat temperamentalnya dimanfaatkan oleh teman-temannya yang ingin mencari kedudukan dan keuntungan."
Kesimpulan cerita, Hamlet adalah manusia yang terus berjuang menunaikan keyakinan, meski yang dilakukan tampak dikalahkan dan disalahkan oleh zaman.
Berita terkait
Taliban Segera Umumkan Pemerintahan Baru di Afghanistan, Siapa Saja?
2 September 2021
Taliban sedang bersiap mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan. Siapa saja yang akan menjadi pejabat?
Baca SelengkapnyaWagub Uu Ajak ICMI Bangun Jabar
30 November 2019
Prioritas pembangunan Pemprov Jabar saat ini adalah mengurangi kesenjangan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaIngin Selamat dari Perang Dunia III? Pindahlah ke Negara Ini
11 Oktober 2017
Konflik Amerika Serikat dan Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir ini memicu kekhawatiran terjadinya Perang Dunia III.
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin Sebut Konsep Khilafah Digaungkan HTI Salah Kaprah
23 Agustus 2017
Sebab, kata Din Syamsuddin, Indonesia telah menjalankan konsep khilafah dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman.
Menteri Penerima Opini Disclaimer dari BPK Bakal Kena Sanksi
24 Mei 2017
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengelolaan anggaran kementerian atau lembaga pemerintahan dari BPK harus baik di tahun depan.
Baca Selengkapnya2,5 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Publik Merasa Puas 64,4 Persen
22 Maret 2017
Lembaga Indo Barometer merilis hasil survei menyangkut evaluasi publik terhadap 2,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, tingkat kepuasan publik 64,4 persen.
Baca SelengkapnyaAgus Pambagio: Komunikasi Pemerintah ke Publik Masih Buruk
2 Februari 2017
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengungkapkan masih belum berjalannya komunikasi publik yang baik dari pemerintah Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Pimpinan MPR Bahas UU MD3 Hingga Haluan Negara
24 Januari 2017
Jokowi dan Pimpinan MPR menggelar rapat konsultasi yang membahas UU MD3, Haluan Negara, 2 peringatan hari besar, dan Lembaga Pemantapan Pancasila.
Baca SelengkapnyaRayakan Dua Tahun Jokowi-Kalla, Fadli Zon Bikin Puisi
22 Oktober 2016
Fadli Zon mengatakan ini puisi dua tahun Jokowi-JK ini spontan dibuat di ponselnya.
Baca SelengkapnyaWiranto Panggil Sejumlah Menteri ke Kantornya, untuk Apa?
13 September 2016
Yang hadir dalam rapat koordinasi itu adalah anggota Tim Crisis Center pemerintah RI. Anggota tim yang belum tampak adalah Kepala BIN Budi Gunawan.
Baca Selengkapnya