Penertiban Jalan Ibu Kota

Penulis

Kamis, 20 Juni 2013 00:41 WIB

Inilah "buah" ketidakseriusan mengurus jalan-jalan di Ibu Kota. Banyak jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima dan mobil yang parkir sembarangan. Akibatnya, kemacetan di Jakarta semakin parah. Langkah Gubernur DKI Joko Widodo menertibkan enam jalan utama patut didukung. Namun Jakarta butuh upaya pembenahan yang lebih mendasar dan permanen, seperti pembatasan penggunaan kendaraan dan denda parkir yang lebih keras.

Saat ini, kemacetan di Jakarta sudah kronis. Baru-baru ini kantor berita Inggris, BBC, menempatkan Jakarta di antara 10 kota termacet di dunia. Tentu ini bukan promosi yang bagus.

Masalah utama transportasi di Jakarta adalah perbandingan panjang jalan yang jomplang dengan jumlah kendaraan. Saban tahun kendaraan bertambah 11 persen, sedangkan panjang jalan cuma tumbuh 0,01 persen. Rasio panjang jalan di Jakarta dibandingkan dengan luas wilayah juga cuma 6,2 persen. Akibatnya, kecepatan rata-rata kendaraan cuma 20 kilometer per jam. Bahkan, pada jam sibuk, lajunya hanya 5 sampai 10 kilometer per jam.

Bandingkan dengan negara jiran, Singapura, di mana rasio panjang jalan mencapai 12 persen. Negeri mungil itu juga masih punya sistem transportasi massal berupa kereta listrik, yang mengangkut 2 juta penumpang per hari.

Keadaan itu diperparah oleh adanya penyempitan jalan. Selama bertahun-tahun, gubernur-gubernur Jakarta tak pernah tegas terhadap pedagang kaki lima dan praktek parkir liar. Kalaupun ada tindakan keras, seperti penggembokan mobil yang parkir sembarangan atau penertiban pedagang, kerap kali hanya hangat-hangat tahi ayam.

Advertising
Advertising

Tindakan serupa kali ini dilakukan Gubernur Joko Widodo. Dia membersihkan enam jalan utama di Jakarta. Di kawasan Jatinegara, misalnya, para pedagang diminta berpindah ke pasar-pasar modern di sekitarnya. Mobil yang parkir serampangan juga digerendel.

Jika tidak ingin mengulangi kesalahan gubernur terdahulu, langkah Jokowi itu seharusnya tak hanya sementara dan parsial. Upaya itu harus diikuti strategi besar, seperti memainkan tarif parkir sebagai alat untuk membatasi jumlah kendaraan. Di New York, misalnya, tarif parkir dibikin mahal, satu jam Rp 160 ribu. Di Singapura juga tarifnya sekitar Rp 20 ribu per jam. Karena tarif parkir mahal serta tidak ada parkir liar, orang cenderung memakai transportasi publik, seperti kereta atau bus, ketimbang memakai kendaraan pribadi.

Opsi lain adalah menambah lahan parkir di pinggir kota di dekat terminal busway atau kereta listrik. Jokowi juga bisa segera menerapkan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil-genap. Patut disayangkan Pemda DKI sangat lambat bertindak. Pemberlakuan sistem ganjil-genap, misalnya, diundurkan dari Maret lalu menjadi akhir tahun. Padahal sistem ini diperkirakan mengurangi sampai 30 persen tingkat kemacetan di ruas-ruas jalan utama Ibu Kota. Jokowi semestinya memainkan semua instrumen pengurai kemacetan, bukan cuma berharap pada mass rapid transit (MRT) yang baru terwujud pada 2016.

Berita terkait

Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kamis, Ini Titik Lokasinya

1 menit lalu

Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kamis, Ini Titik Lokasinya

PT Jasamarga Transjawa Tol melakukan pemeliharaan jalan tol di KM 24+185 sampai KM 24+806 arah Cikampek lajur 1.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

3 menit lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Peluang PPP Lolos ke Senayan Berbekal Gugatan ke MK?

4 menit lalu

Bagaimana Peluang PPP Lolos ke Senayan Berbekal Gugatan ke MK?

Pengamat politik menanggapi mengenai peluang PPP mendapatkan kursi DPR RI lewat permohonan sengketa pemilu ke MK.

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

8 menit lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

15 menit lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

17 menit lalu

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

Khofifah dinilai menjadi calon gubernur terkuat pada Pilkada Jatim 2024. PKB dan PPP tengah menyiapkan lawan.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

19 menit lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

21 menit lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Bukit Holbung dan Huta Siallagan Danau Toba Primadona Pengambilan Foto Prewedding

22 menit lalu

Bukit Holbung dan Huta Siallagan Danau Toba Primadona Pengambilan Foto Prewedding

Bukit Holbung dan Huta Siallagan di Danau Toba menjadi primadona tempat pengambilan foto prewedding.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

24 menit lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya