TEMPO.CO, Jakarta - Ali Rif'an, Peneliti Poltracking
Riuh rendah bursa kabinet yang beredar di berbagai media massa dan media sosial belakangan ini menarik untuk disimak. Jokowi Center dan Radio Jokowi, tim relawan pemenangan Jokowi-JK, misalnya, membuat polling menteri untuk 34 posisi dalam susunan kabinet yang diberi nama Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR). Mereka memberi tiga pilihan nama dari setiap pos menteri untuk dipilih dan hasil polling tersebut diunggah di situs www.jokowicenter.com .
Centre for Local Government Reform (Cegor) juga sama, mengusulkan nama-nama susunan kabinet yang mereka namai Kabinet Indonesia Raya. Ada pula Kabinet Trisakti Jokowi-JK, kabinet versi Indo Barometer, dan lain-lain.
Meski penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden, beredarnya pengusulan nama-nama menteri-apalagi diusulkan oleh rakyat-patut disambut positif. Pertama, publik luas akan memiliki kesempatan yang panjang untuk menilai aspek kepantasan calon menteri, baik soal integritas, moralitas, dan kapabilitas. Hal ini penting, karena sebagai pembantu presiden, sang menteri harus terdiri atas orang ahli sekaligus bersih. Jika presiden salah memilih pembantunya, itu awal petaka bagi periode pemerintahan mendatang.
Kedua, partisipasi publik dalam penyusunan kabinet dapat menghindarkan politik dagang sapi. Jamak diketahui bahwa setelah pilpres usai, kebiasaan bagi-bagi kursi menteri di antara partai koalisi selalu muncul. Konsekuensinya, presiden kerap terbelenggu sehingga aspek profesionalitas sering dikorbankan. Pada titik inilah pemerintah biasanya akan tersandera.
Ketiga, dengan melibatkan partisipasi publik, komitmen untuk membentuk kabinet kerja akan dapat terlaksana. Hal ini sesuai dengan janji Jokowi saat kampanye kemarin yang ingin membentuk "kabinet kerja", bukan "kabinet politik". Kabinet kerja adalah kabinet yang diisi oleh orang-orang yang-selain ahli di bidangnya-mau bekerja, bukan hanya ingin mendapat keuntungan semata.
Sebab, jangan sampai pemerintah mendatang hanya terlihat kuat di permukaan sementara di dalam terus digembosi. Karena itu, Jokowi-JK menyusun kriteria terlebih dulu di setiap pos kementerian, baru kemudian dicari orang yang cocok untuk menjabat. Hal ini merupakan tindakan selangkah lebih maju. Sebab, dengan begitu, siapa pun orangnya, asalkan memenuhi kriteria, ia dapat duduk di pos kementerian tersebut.
Kita berharap kabinet anggitan Jokowi-JK mendatang terdiri atas orang-orang bersih dan bebas indikasi masalah (hukum), sekecil apa pun. Sebab, menteri yang punya indikasi masalah namun tetap dipilih, alih-alih akan membantu presiden, pada kemudian hari justru dapat merepotkan presiden. Hal seperti itu terlihat telanjang misalnya pada kabinet SBY-Boediono yang kerap direpotkan oleh pembantunya karena tersangkut kasus korupsi dan lain-lain.
Jokowi-JK harus benar-benar mampu mewujudkan kabinet selera rakyat yang berorientasi pada kerja, yang siap "tancap gas" untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar bagi rakyat, seperti lapangan kerja, kemiskinan, pemberantasan korupsi, jaminan kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Semoga.
Berita terkait
Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More
27 Oktober 2019
Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.
Baca Selengkapnya5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I
19 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaMenteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti
18 Oktober 2019
Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.
Baca SelengkapnyaKabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas
18 Oktober 2019
Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.
Baca SelengkapnyaPerpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial
18 Oktober 2019
Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.
Baca SelengkapnyaHanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah
18 Oktober 2019
Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing
18 Oktober 2019
Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya
18 Oktober 2019
Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell
Baca SelengkapnyaAkbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II
15 Oktober 2019
Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.
Baca SelengkapnyaJokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna
3 Oktober 2019
Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.
Baca Selengkapnya