Macetnya Kasus Pabrik Vaksin

Penulis

Selasa, 16 Juli 2013 00:00 WIB

Entah bukti apa lagi yang dibutuhkan Markas Besar Kepolisian RI agar bergerak menuntaskan kasus proyek pabrik vaksin flu burung. Sudah setahun lebih kasus yang melibatkan bekas Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu mandek di Mabes Polri. Padahal borok-borok proyek yang ditaksir "melubangi" keuangan negara sekitar Rp 450 miliar itu begitu kasatmata.

Apa yang sudah dilakukan Polri sangat tidak memadai. Mereka baru sebatas menyegel bangunan di kawasan Pasteur, Bandung, dan Universitas Airlangga, Surabaya, serta menyita alat produksi dan uang sekitar Rp 500 juta. Kalaupun ada tersangka yang sudah ditetapkan, itu baru Tunggul P. Sihombing. Kepala bagian di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan itu adalah pejabat pembuat komitmen proyek. Namun, setelah penetapan tersangka, kasus ini telantar. Aneh.

Dengan membiarkan kasus proyek senilai Rp 718,8 miliar itu mandek, polisi akan membuat publik semakin sinis. Apalagi patgulipat proyek Nazaruddin dan rekan-rekannya itu semakin lama justru semakin terkuak. Semula kasus ini muncul karena Badan Pemeriksa Keuangan menemukan adanya kerugian negara hingga ratusan miliar rupiah.

Belakangan, mencuat pula dugaan kuat bahwa proyek itu lahir berkat lobi Nazaruddin dengan parlemen dan jajaran birokrat. Nazaruddin lah yang "menitipkan" proyek ini kepada Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat sehingga akhirnya bisa masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2008. Dana ratusan miliar rupiah pun mengucur ke PT Bio Farma, sebagai pelaksana proyek, melalui Kementerian Kesehatan. Imbalannya, diam-diam PT Anugrah Nusantara milik Nazaruddin menjadi pemenang tender pengadaan barang.

Peran sentral Nazaruddin dan pejabat "kolega"-nya inilah yang seharusnya diungkap, bukan malah ditutup- tutupi. Muncul kesan polisi sengaja tidak menyentuh Nazar, pejabat Bio Farma, dan politikus Senayan yang membantu "berbelanja anggaran" di DPR. Proyek membiakkan vaksin ini digarap pada 2008 dan 2009saat itu Menteri Kesehatan dijabat Siti Fadilah Supari. Kala itu, Nazaruddin dan stafnya sangat aktif mengegolkan proyek yang sebelumnya pernah ditolak tersebut. Beberapa kali Nazaruddin menyusupkan anggota stafnya dalam rapat di Kementerian Kesehatan, menyaru sebagai karyawan Bio Farma.

Advertising
Advertising

Polisi seharusnya menelisik pula salah satu kejanggalan terpenting, yang juga disebut dalam laporan Badan Pemeriksa Keuangan 5 Juni 2012, yakni absennya Kementerian Kesehatan dalam proses pengajuan anggaran. Hal ini bertabrakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Menurut aturan itu, semestinya rencana kerja dibuat sebelum anggaran diketuk.

Jika tak sanggup mengusutnya, polisi seharusnya legawa menyerahkan kasus ini kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Lambannya kerja polisi membuat pabrik vaksin yang sudah dibangun 80 persen itu terbengkalai. Kementerian Kesehatan pun takut meneruskannya. Padahal Indonesia amat membutuhkan vaksin itu karena wabah selesma burung kerap datang ke negeri ini.

Berita terkait

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

17 menit lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

1 jam lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

1 jam lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

1 jam lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

2 jam lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

2 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

2 jam lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

2 jam lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

2 jam lalu

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya