Sudah Lunturkah Sosialisme ?

Penulis

Sabtu, 15 Juli 1978 00:00 WIB

GOLF, kawan Leonid? Tidak mau? Setahun yang lalu, seorang gurubesar ilmu ekonomi Universitas California membuat satu esai. Ia, Armen A. Alchian, berbicara tentang golf, kapitalisme dan sosialisme. "Satu teka-teki telah terpecahkan," tulisnya dalam artikel yang dimuat Asia Wall Street Journal 25 Juli 1977. "Walaupun ada minat yang dalam kepada olahraga, di blok Sosialis-Komunis tidak ada lapangan golf." Sebabnya? "Sebab golf bukan cuma sebuah sport. Ia adalah juga sebuah kegiatan, sebuah gaya hidup, sebuah tingkahlaku, sebuah manifestasi dari kerohanian manusia yang esensiil. Etika golf, asas-asasnya, peraturan dan prosedur permainannya sama sekali bersifat kapitalistis." Kita tak tahu apakah Armen A. Alchian sendiri bermain golf. Tapi dalam tulisannya yang dituangkan dengan ringan melayang-layang itu nampaknya ia suka akan semangat kapitalisme sebagaimana yang dibayangkannya -- dan agaknya juga ia kagum pada semangat golf sebagaimana yang dibayangkannya. "Golf menghendaki kepercayaan pada diri sendiri," katanya, "juga sikap independen, bertanggungawab, integritas dan kepercayaan." Dalam golf, konon, seorang pemain adalah penciptanya sendiri. Dan juga perusaknya sendiri. Ini adalah pertandingan oleh diri sendiri dan sementara itu juga melawan diri sendiri. Tak ada kambing hitam yang bisa disalahkan. Seperti yang terdapat dalam kapitalisme, beberapa risiko dan gangguan dapat diketahui sebelumnya. Bunker, pohonan, air kolam dan angin dengan cerdik menawarkan suatu usaha coba-coba -- yang mungkin mendatangkan hasil atau membawa sial. Seorang pegolf tidak menang dan lebih penting lagi tidak kalah --karena sukses, atau kegagalan, orang lain. Begitu individualistiskah golf? Alchian mengatakan memang begitu. Tapi golf baginya hanya "anti-sosialis", namun tldak antl-sosial. Seorang pegolf bersikap hormat kepada pegolf yang lain. Adatnya sangat beradab. Peraturannya juga pada dasarnya tidak sering berubah. "Golf itu konservatif," kata sang profesor ekonomi. Kita tak usah seratus persen percaya kepada pendapat yang memang tidak dimaksudkan sebagai hasil penelitian ilmiah ini. Apalagi ketika Armen A. Alchian mencoba meramal. Di masa depan yang masih remang, katanya, jika golf sampai masuk ke sela-sela blok sosialis, pasti itu akan terjadi di tempat di mana semangat kapitalistis paling kuat (meskipun ditekan). Yaitu di Armenia. Tapi ternyata, menurut berita terakhir, di tahun 1978 ini Uni Soviet paling sedikit akan punya satu lapangan golf. Ceritanya bermula pada Juni 1974. Dr. Armand Hammer, kepala Perusahaan Occidental Petroleum, menemui Leonid Brezhnev. Dr. Hammer pernah kenal Lenin di hari-hari awal berdirinya Uni Soviet. Maka dia, yang datang untuk bisnis, diterima dengan prestise tinggi. Tiba-tiba ia bertanya kenapa Uni Soviet tak mengakui golf. Kita tak tahu apa jawaban Brezhnev yang dikenal sebagai tokoh komunis yang suka humor, hangat dan hidup mentereng itu. Tapi syahdan, Dr. Hammer menawarkan bantuannya di bidang keahlian dan peralatan golf. Empat tahun kemudian pembangunan lapangan golf itu pun dimulai. Letaknya hampir 30 km di sebelah barat laut Moskow. Arsitek Amerika termashur Robert Trent Jones didatangkan untuk merancangnya. Maka setahun atau dua lagi siapa tahu kawan Leonid kita akan asyik di lapangan itu. Sebab agaknya Alchian salah jika ia menamakan prinsip ini hanya asas kapitalisme: "Tidak ada nilai tertinggi untuk ikhtiar -- yang ada hanya untuk hasil. Hanya jumlah pukulan yang jadi hitungan, bukan bagaimana anda melakukannya." Ataukah anda mau bilang bahwa sosialisme sudah luntur?

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

1 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

1 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

10 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

51 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya