Grafomania

Penulis

Selasa, 12 Agustus 2014 00:38 WIB

Bagja Hidayat
@hidayatbagdja

Internet mengkhawatirkan karena ia memudahkan hal-ihwal. Internet membuat cemas karena telah membuat kita malas.

Seorang wartawan senior bercerita. Dulu, jika akan menulis, ia cuma mengandalkan bahan-bahan yang dicetak. Ia harus berkutat di perpustakaan, membaca banyak buku-tentu saja tidak dengan sambil lalu-untuk mencari perspektif dari apa yang akan ia tulis. Ia menandai bahan-bahan penting, lalu menyusunnya agar mudah ditemukan ketika proses menulis dimulai. Pendeknya, menulis adalah sebuah kerja yang militan.

Kini kita hanya perlu koneksi. Google akan menjawab semua pertanyaan wartawan tua itu. Tak perlu membaca buku dari daftar isi hingga bab penutup, cukup klik "find" untuk menemukan kata atau topik yang ingin dilihat. Wikipedia memuat segala hal dengan jaringan yang tak putus-putus. Orang bisa mendapat bahan dengan mudah dan cepat. Tapi betapa mengkhawatirkan, paling tidak bagi seorang teman.

Ia mengeluh, dirinya kian sedikit menemukan tulisan-tulisan jernih dengan gaya yang tetap menghibur. Setiap hari orang mengirimkan buah pikirannya untuk kolom-kolom media massa, untuk diterbitkan di buku-buku. Tapi buah pikiran itu baru sebatas buah bibir. Tak perlu ditulis, buah pikiran cukup bisa diucapkan. Padahal orang menulis karena "kata tak cukup untuk berkata". Orang menulis karena lisan tak cukup menampung "percikan permenungan".

Teman itu membuat kesimpulan agak ganjil. Ketiadaan para penulis yang mahir mengolah kata dan bahasa itu terjadi karena kini tak ada lagi seleksi. Para penulis tak belajar di mana kekurangan-kekurangannya. Dari hal elementer sampai soal pokok gramatikal. Ada penulis yang namanya malang-melintang sebagai kolumnis, tapi masih belepotan membedakan "di" sebagai imbuhan dan "di" sebagai kata depan. Ia tak bisa membuang kata-kata yang sudah jadi klise.

Bagi dia, yang penting adalah isi. Padahal isi bisa dituang di mana saja. Para penulis itu bergulat dengan rahasia dan keajaiban kata untuk melahirkan bentuk luar. Bentuk itulah yang pertama menyapa, sebelum kita menikmati isinya. Kini kita menghadapi serangkaian isi seperti melihat-lihat celana jins di supermarket. Tak ada keunikan.

Barangkali karena kini orang bisa menyiarkan tulisan kapan dan di mana saja. Buah permenungan itu langsung menyapa publik yang luas tanpa editor yang bertindak sebagai algojo. Media sosial yang riuh mendorong orang melontarkan gagasan sebatas celetukan. Saya teringat kembali Milan Kundera yang mempopulerkan istilah ajaib semacam "grafomania". Dan saya kini mengerti kenapa ia ngotot membedakan "penulis" dan "novelis".

Saya masih menganggap kesimpulan teman saya itu ganjil. Internet adalah jawaban atas pertanyaan dan perjuangan tentang kebebasan. Zaman ini menyuguhkan pertarungan "pasar" para penulis sesungguhnya. Hanya mereka yang bandel dan keras kepala yang kelak menyandang gelar "penulis", kata Orhan Pamuk. Ia sendiri menentang nasib yang mengarahkannya menjadi juru gambar, dengan terus menulis, memperbaiki, menulis, memperbaiki, hingga membuat novel-novel yang teruji.

Tulisan ini sendiri bukan lahir dari sikap keras kepala semacam itu. Tulisan ini mungkin masih lahir dari ego seorang grafomania dengan memanfaatkan apa yang ia khawatirkan: Internet-betapapun kekhawatiran itu kian menemukan alasan.

Berita terkait

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

3 jam lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

1 hari lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

2 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

3 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

3 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

4 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

5 hari lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

11 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

11 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

12 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya