Dipromosikan

Penulis

Sabtu, 21 Oktober 1978 00:00 WIB

INI satu lelucon tentang Presiden Kennedy. Dalam kunjungan kenegaraannya ke kota Berlin, Presiden Amerika itu mengucapkan satu kalimat Jerman yang membuatnya memikat hati: "Saya seorang warga kota Berlin." Ich bin ein Berliner. Waktu ia berkunjung ke kota Hamburg, ia hampir saja mengulangi daya pikatnya "Ich bin ein Hamburger." Jackie menyenggol sikunya. "Darling, di sini orang lebih doyan Sauerkraut. Jackie memang tangkas. Tak seorang Kepala Negara pun, biar dia dari Amerika, harus diingat sebagai sepotong hamburger. Tampang hamburger benar-benar jelek, dan apa benar ia lebih lezat dari kol masam khas Jerman itu? Tapi baiklah diterangkan lebih dulu, bagi nenek kita yang tinggal di Wates dan paman yang tinggal di Rimbo Bujang, segi-segi pokok perihal hamburger ini Hamburger adalah sepotong daging yang disusun kembali dari kehancuran dan diapit oleh dua belahan roti, dan kadang disertai potato chips, yang adalah kentang, yang dipotong-potong, yang digoreng, dan sebenarnya bisa disebut sejenis kripik, tapi .... Pendeknya hamburgerlah. Kalau belum paham, datang saja ke Jakarta. "Really?," tanya nenek di Wates. "Di Jakarta sudah ada hamburger? You mean American hamburger?" Yeah. Di Jakarta anak-anak dari kelas menengah ke atas sering nampak duduk di suatu sudut, menggoyang-goyangkan kakinya, menghadapi milkshake (yaitu minuman kental-manis yang bukan kolak, mbah), dan mulutnya repot menyesuaikan diri dengan jumlah sentimeter benda yang disebut hamburger itu. Dan bapak-ibu mereka pun pada manggut-manggut: "Anak kita sudah seperti anak Amerika. Modern dan bergizi." No kidding. Hamburger "sudah" datang. Anak kita "sudah" seperti anak Amerika. Itu artinya bahwa hamburger merupakan satu tahap kemajuan, juga "seperti-anak-Amerika" dianggap demikian. Maklumlah. Hamburger, yang tampangnya benar-benar jelek itu, memang punya prestise. Ia datang dari sebuah negeri mau. Ia secara sengaja atau tak sengaja dipromosikan dalam satu paket Hidup Modern yang menerobos, lalu mengendap, di benak kita. Maka dengan mudah pun kita menerimanya. Kalau perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam hal hamburger, itu berarti ia dicelupkan ke dalam sambal pedas -- suatu kombinasi yang menurut seorang ahli sosiologi makanan disebut "hamburger a la mestizo." *** SYAHDAN, Majalah Squire suatu ketika pernah menulis tentang potato chips. Judulnya: "Rasa Bersalah Amerika". Barangkali itulah gejala zaman yang kenyang dari masyarakat yang berlemak: dirundung rasa bersalah kepada tubuh yang menggendut -- dirundung rasa dosa sebagai makhluk berlebihan di tengah jagat yang lapar. Perlahan-lahan, orang Amerika pun mawas diri. Dan mereka melihat ke orang Tarahumara. Orang Indian Tarahumara tidak makan American hamburger. Suku bangsa yang hidup di pegunungan tinggi di utara Meksiko ini mempunyai menu yang menurut ukuran Amerika mirip menu orang kelaparan: cuma makan daging dua kali setahun. Selebihnya kalori mereka berasal dari jagung, kacang-kacangan, buah, sayur, kentang, atau telor kadang-kadang. Meskipun begitu orang Tarahumara toh biasa bertanding lari terus-menerus, sampai dua hari, sepanjang jarak 320 Km. Itu pun lazimnya didahului dua sampai lima hari persiapan: setengah puasa. Tergerak untuk memanfaatkan orang Tarahumara, suatu ketika pemerintah Meksiko merekrut mereka buat atlit Olimpiade Dimasukkan ke dalam pusat latihan, mereka diperlakukan menurut resep atlit modern': makan beefsteak banyak telor dan susu. Akibatnya: berantakanlah proses perut yang sederhana itu .... Dan kita tak pernah dengar ada juara marathon dari Meksiko.

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

2 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

2 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

11 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

52 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

57 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya