Sahala Hutabarat
Guru Besar Oseanografi Universitas Diponegoro
Negara kepulauan Indonesia secara geografis terdiri atas ribuan pulau (17.480)-dengan 73 persen wilayah lautan (garis pantai sepanjang 95.181 kilometer) dan 27 persen daratan. Ciri-ciri inilah yang dipersyaratkan oleh hukum internasional yang-tertuang dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), 1982-menetapkan bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan (an archipelagic state).
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Amendemen) Pasal 25 a, juga dinyatakan, "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang." Sebuah negara kepulauan bukan merupakan negara maritim sepanjang potensi sumber kekayaan alam lautan, baik yang hayati maupun nonhayati, belum dimanfaatkan secara optimal untuk pembangunan ekonomi negara.
Dalam teori pembangunan ekonomi dinyatakan bahwa sebuah negara akan berhasil apabila pembangunannya didasarkan pada kondisi obyektif geografis negara yang bersangkutan. Hal ini selaras dengan semboyan yang menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memanfaatkan kekayaan sumber daya wilayahnya secara optimal (lihat keberhasilan Singapura, Jepang, Korea, Cina, India, dan Norwegia).
Indonesia, sejak merdeka 69 tahun yang lalu, arah pembangunannya masih berorientasi ke daratan. Akibatnya, terjadi kesenjangan pembangunan kewilayahan yang cukup besar antara Indonesia bagian timur yang didominasi lautan dan bagian barat yang didominasi daratan. Bung Karno, Presiden Pertama RI, dalam salah satu pidato beliau pada 1963 mengatakan, "Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang kuat kalau rakyatnya tidak kawin dengan laut. Apabila bangsa Indonesia mempunyai jiwa samudra, jiwa pelaut, maka Indonesia menjadi bangsa yang besar." Rear Admiral Alfred Thayer Mahan dalam bukunya yang terkenal, The Influence of Sea Power Upon History 1660-1783, juga menjelaskan bahwa sea power atau kekuatan laut merupakan unsur yang sangat penting bagi kejayaan suatu bangsa.
Kita merasa gembira bahwa calon presiden Joko Widodo dan wakil presiden Muhammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam uraian visi dan misinya telah menyinggung arah pembangunan nasional yang lebih memperhatikan potensi sumber daya kelautan Nusantara yang melimpah.
Hal tersebut dapat dicapai, antara lain, melalui keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, guna menopang kemandirian ekonomi maritim. Hal tersebut didukung oleh kepribadian rakyat Indonesia sebagai bangsa pelaut yang maju, demokratis, dan taat hukum. Hal ini disertai pula dengan politik luar negeri pemerintah yang bebas aktif. Untuk itu, kita perlu memperkuat jati diri sebagai bangsa yang mempunyai SDM maju, berkualitas, dan siap bersaing di pasar global untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, makmur, dan mandiri.
Dalam membangun negara maritim, perlu dibuat konsep nasional mengenai pola pembangunan negara maritim Indonesia jangka pendek dan panjang. Dalam pelaksanaannya, hal ini antara lain mengacu pada UNCLOS yang telah mengatur masalah wilayah, sumber daya alam, transportasi laut, dan sumber daya di dasar samudra, termasuk program solusi terhadap wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau perbatasan.
Peluang yang dimiliki untuk membangun negara maritim tampak pada letak Indonesia di titik persimpangan alur lalu lintas perairan yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Adapun hambatan yang dihadapi saat ini adalah pola pikir bangsa kita yang masih menggunakan stigma Indonesia sebagai negara daratan dan belum secara optimal mengedepankan peranan laut.
Keinginan untuk mengembalikan kejayaan bangsa dan negara Indonesia sebagai negara maritim dapat terwujud sepanjang kita dapat bersama-sama memanfaatkan dan mengelola negara kepulauan ini secara terukur dan bijaksana. Sekaligus, kita harus tetap memperhatikan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-keamanan yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945.
Semoga kembalinya kejayaan negeri maritim yang berbentuk NKRI menjadi harapan seluruh anak bangsa kepada pemerintah yang baru. Sebuah harapan yang sudah sepatutnya kita dorong, kita dukung, dan kita kembangkan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya