TEMPO.CO, Jakarta - Heri Priyatmoko, alumnus pascasarjana sejarah FIB, UGMS
Saban kali memperingati Hari Pramuka, nama Lord Baden Powell sekonyong-konyong melintas dalam benak anak negeri. Pertanyaan penting: apakah kita tidak punya tokoh bangsa yang patut dikenang dan ditutur-ulangkan dalam riwayat dunia kepanduan?
Mari kita buka almari sejarah yang berdebu untuk membedah bundelan arsip lokal yang kusam di Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegaran. Bakal kita temukan kisah historis keberanian Mangkunegara VII menentang pemerintah kolonial Belanda yang hendak membumikan Persatuan Pandu Hindia Belanda atau Nederlans Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) di tanah jajahan.
Orang nomor satu di praja Mangkunegaran ini emoh memenuhi permintaan pejabat kolonial lantaran syarat mutlak anggota NIPV ialah kudu setia dan patuh kepada Ratu Belanda sebagai junjungan. Tata tertib itu sengaja dipasang supaya tunas muda dari bangsa Eropa, Indo, dan pribumi turut melanggengkan kekuasaan politik kolonial dan sendika dawuh kepada Belanda.
Organisasi tersebut jelas berpeluang melemahkan loyalitas kawula-gusti dan mengganggu virus nasionalisme yang tengah ditiupkan para aktivis. Apabila NIPV merebak, kekuasaan, wibawa, dan pengaruh Mangkunegara VII bakal melorot. Alih-alih mengikuti kemauan pejabat Belanda mendirikan NIPV, raja yang juga seorang intelektual ini malah mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), yang bercorak Jawa dan digarap secara mandiri pada 1916.
Gusti yang pernah bersekolah di negeri Belanda itu paham bahwa kepanduan merupakan cara jitu membangun "negara" yang kokoh dan mentalitas manusia yang bagus. Kegiatan positif ini memperluas cakrawala para pemuda di luar jam sekolah dan di luar rumah. Juga meningkatkan budi pekerti, jasmani, rohani, serta menambah aneka rupa kepandaian. Gusti punya mimpi, yakni pemuda-pemudi anggota JPO hidupnya berfaedah bagi penduduk dan menjadi warga negara yang baik, kelak.
Himodigdoyo (1950) menyebutkan bahwa pendidikan kepanduan ada yang berwujud keterampilan dan permainan. Tapi tujuan pokoknya ialah pendidikan mental, berupa disiplin, kepemimpinan, ketaatan, kesetiaan, kepatuhan atau loyalitas, ketahanan hidup, dan memupuk rasa welas asih terhadap sesama. Kepanduan menyuntikkan spirit universalisme, humanisme, sekaligus nasionalisme.
JPO ikut diterjunkan sewaktu Mangkunegara VII membasmi buta sastra dan membangun sekolahan di area pedesaan. Wong ndeso dibekali bermacam keterampilan yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan lingkungannya. Bahkan diterbitkan pula majalah Kepandoean, Pemimpin-JPO, dan Korban. Inilah bukti konkret usaha penguasa pribumi menebalkan rasa cinta rakyat kepada negeri. Propaganda lewat aneka majalah memang sangat efektif selepas rakyat melek huruf. Apalagi majalah tersebut dikonsumsi masyarakat umum. Buahnya, jumlah anggota JPO kian membengkak dan secara diam-diam sukses menyelipkan misi terselubung tanpa sepengetahuan pemerintah kolonial.
Dari pengkisahan sejarah di atas, kita diajak berpikir ulang bahwa kemajuan suatu negeri tidak hanya bergantung pada kekuatan bala tentara dan para politikus andal. Ia bergantung pula pada tabiat anak muda yang telah disiapkan jauh hari oleh pemimpin negeri. Lewat Pramuka, mental dan kemandirian tunas muda digembleng.
Berita terkait
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam
7 hari lalu
Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaSitus Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina
18 Februari 2024
Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam
6 Februari 2024
Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi
Baca SelengkapnyaOptimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar
14 Januari 2024
Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari
12 Januari 2024
Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam
Baca SelengkapnyaBernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi
11 Januari 2024
Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya
26 Desember 2023
Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.
Baca SelengkapnyaSejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda
22 Desember 2023
Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.
Baca SelengkapnyaInilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub
22 Desember 2023
Berikut adalah alasan Persib Bandung mengubah tanggal lahirnya menjadi 5 Januari 1919.
Baca Selengkapnya6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur
26 November 2023
Berlayarlah di sepanjang Teluk Halong atau lakukan perjalanan sehari ke Provinsi Ninh Binh untuk menjelajahi gua selama berkunjung ke Hanoi Vietnam.
Baca Selengkapnya