TEMPO.CO, Jakarta - Bandung Mawardi, penulis
Empat belas tahun setelah pengesahan UUD 1945, 18 Agustus 1945, Muhammad Yamin menerbitkan buku fenomenal berjudul Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945. Buku sengaja diterbitkan agar ada dokumentasi lengkap tentang kesejarahan konstitusi, meski tak lengkap dan mengandung kelemahan. Yamin bermaksud: "… mendalamlah pengertian kita kepada penulisan pertama dari sedjarah ketatanegaraan Indonesia jang disusun oleh ahli 62 pemikir Indonesia dalam abad ke-20 jang kita huni."
Selama puluhan tahun, buku susunan Yamin itu menjadi bacaan penting untuk studi konstitusi. Sekarang, kita bisa membaca secara kritis dan mengomentari keterangan-keterangan berlebihan dari ambisi imajinatif Yamin untuk membesarkan sejarah Indonesia.
Yamin memang rajin menulis kajian-kajian hukum dan sejarah bermisi memberi pemaknaan Indonesia. Kritik pun diarahkan ke Yamin akibat "kegemaran" membawa semangat imajinatif bercampur fakta. Ingat, Yamin adalah pujangga, sejak masa 1920-an. Sides Sudiyarto D.S. (1979), dalam puisi berjudul Prof. Muhammad Yamin S.H. - 1962, memberi julukan dan pujian: Wahai penyair madah kelana putra Indonesia/ Dikau pemikir hukum dan keadilan/ Pejuang nasib negara pembela bahasa/ tegas lurus membela bangsa. Puisi wagu tapi informatif mengenai peran Yamin bagi Indonesia. Yamin adalah pujangga, ahli bahasa, ahli hukum, dan ahli sejarah. Yamin juga mendapat julukan sebagai pembuat "mitos-mitos" modern di Indonesia.
Yamin berjasa, meski sering berlaku berlebihan dalam urusan literasi sejarah Indonesia. Penerbitan buku Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi bukti keinginan Yamin untuk "mengakrabkan" sejarah konstitusi bagi publik. Buku itu bermakna, saat kita memperingati 18 Agustus 1945 sebagai acuan Hari Konstitusi. Sukarno memberi anjuran untuk membaca buku susunan Yamin: "Membolak-balik halaman buku ini sama dengan menggali tambang emas Konstitusi-Proklamasi. Pada hakekatnja sama pula hal itu dengan membatja penuh chidmat epos Revolusi Indonesia jang merintis djalan kebesaran bangsa Indonesia."
Sukarno tampak memberi sanjungan dan menempatkan Yamin sebagai "pengisah" mumpuni mengenai arus sejarah Indonesia, bermula dari Proklamasi dan UUD 1945. Yamin tentu pantas diakui sebagai penulis ampuh, mendokumentasikan dan memberi penjelasan-penjelasan konstitusi melalui publikasi buku Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Konstitusi Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi, Uraian tentang Undang-Undang Dasar 1945, Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Yamin adalah pelopor literasi konstitusi.
Ambisi menggerakkan literasi untuk sejarah dan konstitusi sudah diumumkan Yamin dalam Kongres Pemuda II (1928). Yamin menantang peminggiran sejarah Indonesia oleh para intelektual Barat. Yamin menginginkan ada rintisan penulisan sejarah Indonesia. Penulisan dan publikasi buku dari Yamin adalah ombak literasi agar sejarah dan konstitusi bisa dipelajari secara reflektif dan kritis.
Kita mulai membuat tradisi peringatan Hari Konstitusi. Peringatan tentu mengacu ke peristiwa bersejarah 18 Agustus 1945. Kita pun pantas memberi penghormatan bagi Yamin saat mengingat agenda literasi konstitusi demi pembelajaran publik. *
Berita terkait
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci
1 hari lalu
Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.
Baca SelengkapnyaKisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun
1 hari lalu
Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.
Baca SelengkapnyaKisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda
2 hari lalu
Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.
Baca SelengkapnyaReza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?
13 hari lalu
Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?
Baca SelengkapnyaLegenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya
21 hari lalu
Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?
Baca SelengkapnyaProfil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional
34 hari lalu
Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.
Baca SelengkapnyaJika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional
17 Februari 2024
Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?
4 Februari 2024
Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?
Baca SelengkapnyaKisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya
1 Desember 2023
Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.
Baca SelengkapnyaSiapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?
1 Desember 2023
Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?
Baca Selengkapnya