Sosialisasi

Penulis

Selasa, 26 Agustus 2014 00:56 WIB

Ignatius Haryanto
Peneliti di LSPP Jakarta

Kata "sosialisasi" memang sering diucapkan oleh banyak pejabat pemerintah, namun kerap kali ia terlupakan atau terlewatkan sebelum dilaksanakan. Misalnya, saat perhatian sebagian masyarakat Indonesia sedang terfokus pada mudik dan kembali ke Jakarta, tanpa sosialisasi tiba-tiba BPH Migas melakukan "kebijakan pengendalian BBM" pada awal Agustus lalu.

Diakui atau tidak, pemerintah yang terlampau banyak memusatkan perhatian pada dirinya (self centered) memang suka menyepelekan sosialisasi. Padahal, bagaimanapun juga, masyarakat membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup untuk memahami, kemudian menyesuaikan diri pada kebijakan baru tersebut.

Sebenarnya, kebijakan yang baik akan melibatkan partisipasi banyak pihak terkait. Jika ada ruang partisipasi, kita bisa mengantisipasi kerumitan ataupun dampak kebijakan baru tersebut. Baru setelah semua hal dihitung dan kemudian diputuskan dimulailah tahap untuk mengumumkan hal ini kepada publik, seraya memberi ruang-waktu yang cukup bagi masyarakat untuk melakukan transisi menuju kebijakan baru.

Sayang sekali, yang sering terjadi, pemerintah merasa sudah mensosialisasi jika menempelkan sepotong kertas A4 di depan kaca ruang instansi tersebut, atau mengumumkan via rilis atau bicara kepada media massa. Tentu saja dua cara ini keliru dan sangat tidak memadai untuk mengantisipasi perubahan yang dihasilkan kebijakan baru tersebut.

Lihat saja yang dilakukan pemerintah Singapura ketika memperkenalkan kebijakan baru. Singapura membutuhkan beberapa bulan untuk memperkenalkan kebijakan baru penggunaan kartu elektronik dalam sistem transportasi mereka pada awal 2000-an. Ada iklan layanan masyarakat di televisi, keterangan pemerintah di surat kabar dan pemberitaan televisi, serta ada beberapa cara lain yang digunakan untuk mensosialisasi kebijakan baru tersebut. Selain itu, di berbagai stasiun dan terminal, ada poster yang menjelaskan detail perubahan kebijakan tersebut. Dengan sejumlah cara tadi, konsumen pun terpapar oleh informasi yang memadai untuk perubahan kebijakan baru itu.

Biasanya, jika suatu kebijakan baru diterapkan, lalu masyarakat memprotes, barulah pemerintah menaruh perhatian serius terhadap kebijakan yang disorot tersebut. Atau pemerintah menunggu hingga protes mereda, dan kembali "memaksakan" kebijakannya. Sungguh bukan contoh kerja yang baik dan efisien.

Masyarakat Indonesia berharap pemerintah baru nanti akan memberi perhatian yang lebih besar dalam urusan sosialisasi kebijakan-kebijakan baru. Soal metode sosialisasi, silakan dipikirkan pemerintah mendatang, entah lewat blusukan ataupun cara-cara lainnya. Yang penting masyarakat menjadi tahu duduk perkaranya, mengetahui perubahan kebijakan, dan mengetahui manfaat apa dari perubahan kebijakan tadi. Tanpa itu, masyarakat tak akan patuh pada program-program pemerintah yang ada.

Berita terkait

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell

Baca Selengkapnya

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

3 Oktober 2019

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.

Baca Selengkapnya