Tindak Tegas Jaksa Koboi

Penulis

Jumat, 6 September 2013 23:38 WIB

Perilaku jaksa Marcos Panjaitan mengancam pegawai stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) dengan pistol sungguh tak bisa diterima. Jaksa di Kejaksaan Negeri Tangerang ini mesti diberi sanksi berat. Marcos marah-marah karena istrinya ditegur oleh pegawai SPBU lantaran mobilnya menghalangi mobil lain di pompa bensin itu. Bak koboi, ia mengajak petugas SPBU berkelahi sambil meletakkan pistol di atas meja. Seorang karyawan ketakutan hingga pingsan melihat pistol itu dan dilarikan ke rumah sakit.

Alih-alih memberi teladan kepada masyarakat untuk patuh kepada hukum, dia malah mempertontonkan kejumawaan. Marcos seolah merasa dirinya berada di atas hukum. Dan pegawai kecil pompa bensin itu ia perlakukan seperti kecoa yang bisa diinjak seenaknya. Sikap sewenang-wenangnya itu jelas telah menyakiti rasa keadilan di masyarakat.

Jaksa Marcos bisa dikenai Pasal 335 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang perbuatan tidak menyenangkan. Jerat untuknya bisa dilapis dengan Pasal 368 KUHP tentang pengancaman untuk menyakiti orang lain. Kejaksaan mesti menjatuhkan hukuman berat secara internal untuk memberi efek jera agar jaksa lain tak mengulangi perbuatan lancung itu.

Kejaksaan bisa mencontoh tindakan Gubernur Provinsi Bangka-Belitung terhadap Zakaria, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah provinsi itu. Zakaria, yang terlibat pemukulan seorang pramugari Sriwijaya Air pada Juni lalu, langsung dinonaktifkan meski proses hukum kasusnya sedang berjalan. Ini dilakukan demi lancarnya proses pengusutan.

Marcos semestinya juga segera dinonaktifkan agar pengusutan kasusnya bisa dilakukan dengan jujur dan obyektif. Sebelum peristiwa pengancaman di pompa bensin itu, kita tak pernah mendengar nama jaksa Marcos Panjaitan. Dia bukan jaksa dengan prestasi besar menyidik kejahatan berat korupsi atau pidana lainnya. Korps kejaksaan sama sekali tak akan kehilangan bila jaksa seperti ini absen dari jajaran penyidiknya.

Advertising
Advertising

Saat ini masyarakat menunggu polisi dan jaksa bersikap tegas menyelidiki dan menyidik Marcos. Bukti dan saksi sudah cukup. Para pegawai pompa bensin yang menjadi korban arogansi Marcos sudah bercerita lengkap kepada media massa. Dalam beberapa kasus pengancaman dengan senjata api, polisi langsung menahan tersangka dan menyidiknya. Kali ini kita mengharap ketegasan serupa terhadap Marcos. Jangan ada muslihat polisi dan jaksa untuk memelintir kasus ini demi menyelamatkan Marcos, karena ia disebut-sebut anak seorang jenderal tentara.

Komisi Kejaksaan semestinya juga diberdayakan agar bisa melakukan tugasnya mengawasi para jaksa nakal dengan tegas. Dalam kasus pelanggaran hukum seperti yang dilakukan Marcos, Komisi Kejaksaan harus segera memberi rekomendasi tindakan yang tepat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap korps kejaksaan.

Negara ini hanya membutuhkan jaksa yang punya nurani dan bisa menjadi penegak hukum yang adil serta mengayomi rakyat. Jaksa yang dapat menjadi teladan bagi rakyat untuk patuh kepada hukum. Bukan jaksa koboi bergaya ugal-ugalan mengancam rakyat kecil.

Berita terkait

Disalahkan Netizen karena Dinilai Penyebab Timnas U-23 Kalah, Jerome Polin Minta Maaf

49 detik lalu

Disalahkan Netizen karena Dinilai Penyebab Timnas U-23 Kalah, Jerome Polin Minta Maaf

Nama Jerome Polin turut menjadi trending di Twitter atau X usai Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan karena dinilai pembawa nasib sial.

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

50 detik lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 menit lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

4 menit lalu

PKB Klaim Tak Minta Jatah Kursi Menteri Jika Gabung Pemerintahan Prabowo

PKB mengklaim tak minta jatah kursi menteri jika kelak bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Soal menteri, kata PKB adalah hak prerogatif presiden.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

9 menit lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

9 menit lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Menarik Semifinal Liga Champions: Bayern Munchen vs Real Madrid, Borussia Dortmund vs PSG

10 menit lalu

3 Fakta Menarik Semifinal Liga Champions: Bayern Munchen vs Real Madrid, Borussia Dortmund vs PSG

Pertandingan leg pertama babak semifinal Liga Champions antara Bayern Munchen vs Real Madrid akan digelar di Stadion Allianz Arena, Rabu dinihari.

Baca Selengkapnya

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

14 menit lalu

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

Hilang sudah asa Timnas Indonesia U-23 berlaga di partai final Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda dikalahkan Timnas Uzbekistan U-23.

Baca Selengkapnya

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

14 menit lalu

PPP Akui Rencana Pertemuan dengan Prabowo dalam Waktu Dekat

PPP mengkonfirmasi pihaknya akan menemui Prabowo Subianto usai pilpres 2024 selesai. Namun PPP menegaskan arah politiknya akan dibahas dalam Rapimnas.

Baca Selengkapnya

Gol Timnas U-23 Indonesia ke Gawang Uzbekistan Dibatalkan Wasit Shen Yinhao, Ini Aturan Offside Posisi Badan

17 menit lalu

Gol Timnas U-23 Indonesia ke Gawang Uzbekistan Dibatalkan Wasit Shen Yinhao, Ini Aturan Offside Posisi Badan

Gol timnas U-23 Indonesia lewat Muhammad Ferarri dibatalkan wasit Shen Yinhao karena kaki Ramadhan Sananta berada di posisi offside, ini aturannya.

Baca Selengkapnya