Kembalikan Rasa Aman Publik

Penulis

Sabtu, 14 September 2013 01:21 WIB

Pemerintah semestinya bertindak luar biasa atas serentetan peristiwa tak biasa ini. Lima polisi tewas ditembak dalam empat kejadian di Jakarta dan sekitarnya sejak Juli lalu. Pengungkapan kasus ini amat mendesak agar tugas kepolisian melindungi masyarakat tak terganggu.

Korban terakhir, Ajun Inspektur Dua (Anumerta) Sukardi, ditembak di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, beberapa waktu yang lalu. Mirip dalam tiga peristiwa sebelumnya, para pelaku mengendarai sepeda motor. Dan seperti kejadian yang lain pula, hingga kini si penembak, apalagi motifnya, belum terungkap.

Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo memang berjanji membekuk penembak Sukardi. Janji yang sama pernah diungkapkan ketika empat polisi tewas dalam serentetan kejadian di selatan Jakarta: Cireundeu, Ciputat, dan Pondok Aren. Namun, sampai sekarang, polisi baru bisa mengidentifikasi kelompok teroris yang diduga menebar teror itu.

Polisi menyebutkan ada banyak kesamaan modus penembakan di selatan Jakarta itu. Misalnya, penembakan dilakukan di jalan raya ketika situasi agak sepi. Pelaku diperkirakan telah lama membuntuti korban, tapi korban penembakan tampak dipilih secara acak. Selongsong peluru yang ditemukan di tiga tempat itu berukuran 9 milimeter.

Dari temuan itu, kecurigaan mengarah ke kelompok Pondok Aren. Kelompok ini pernah merampok Bank Perkreditan Rakyat di Cileunyi dan menjalani latihan menembak di Gunung Sawal, Jawa Barat. Tapi tudingan terhadap kelompok teroris jaringan Aceh itu mesti disikapi dengan hati-hati. Temuan terbaru selongsong peluru dalam penembakan Sukardi yang berukuran 4,5 milimeter menunjukkan bahwa dugaan polisi terhadap pelaku bisa keliru. Identifikasi pelaku kasus terakhir ini semestinya tidak terlalu sulit karena kepolisian bisa memanfaatkan rekaman closed-circuit television (CCTV) di gedung KPK dan gedung-gedung lain di sekitar lokasi kejadian.

Advertising
Advertising

Polisi juga bisa membuka berbagai kemungkinan lain. Fakta bahwa Sukardi bekerja sampingan mengawal truk-truk proyek pembangunan Rasuna Tower seharusnya menjadi pertimbangan. Boleh jadi, ada pemain lain di bidang jasa pengawalan yang tersingkir. Mungkin pula ada pihak lain di luar teroris yang dendam terhadap korps kepolisian. Jika ada bukti yang cukup, polisi tak perlu ragu mengungkap dan menangkap siapa pun pelakunya.

Boleh saja kepolisian mencegah jatuhnya korban lagi dengan menyeru anggotanya agar bertugas secara berkelompok dan berbaju antipeluru. Mereka juga dianjurkan tak menggunakan seragam ketika berangkat ke kantor. Tapi tindakan yang paling penting dan ditunggu masyarakat tentu adalah menangkap para pelaku penembakan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semestinya tidak membiarkan kepolisian, yang lamban membongkar serentetan kasus itu. Semakin lama sederet kasus itu terbongkar, semakin hancur kredibilitas korps kepolisian. Bagaimana kepolisian bisa melindungi masyarakat bila mereka tidak mampu menjaga anggotanya sendiri? Krisis kepolisian ini harus segera diakhiri agar rasa aman di masyarakat juga pulih kembali.

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

1 menit lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 menit lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

8 menit lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

13 menit lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

13 menit lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

14 menit lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

14 menit lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

15 menit lalu

Rating Film Thor: Love and Thunder Mandek di 76%, Chris Hemsworth Salahkan Dirinya

Penyesalan Chris Hemsworth akan perannya sebagai Thor dalam film Thor: Love and Thunder dan projek mendatang yang akan ia bintangi.

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

17 menit lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

34 menit lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya