Bukan tabu lagi

Penulis

Sabtu, 9 Juli 1977 00:00 WIB

SEBUAH buku baru terbit. Judulnya: Di Bawah Bendera Oposisi. Dengan tebal 215 halaman, ukuran 16,5 x 21 cm dalam jilidan kuat, buku itu dijual cukup murah: Rp 35. Menurut penerbitnya, Balai Penerbit Kultur Kritik, diharapkan buku itu akan laris. Nama penulisnya cukup menjamin: Ngadimin, penulis esai dari angkatan '88. "Ngadimin merupakan saksi dari sekian pergolakan Republik dalam menuju peringatan proklamasinya yang ke-100," begitu tulis seorang kritikus dalam harian Krakatu. "Dan sebagai saksi, meskipun umurnya telah 76 tahun, ia punya ketajaman daya tilik." Jangan silap. Ini semua terjadi di tahun 2045, bulan Juli. Yakni ketika sebagian besar kita sudah jadi arwah -- ada yang masih dipuji oleh anak cucu, ada pula yang dikutuk habis. Ngadimin sendiri lahir di Jakarta, 1 April 1968. Ayahnya rupanya seorang dosen yang tak terkenal di sebuah universitas yang waktu itu masih bernama Universitas Indonesia. Ayah ini, menurut penuturan Ngadirnin sendiri dalam Di Bawah Bendera Oposisi, dengan gajinya yang kecil toh berhasil dapat membesarkan Ngadimin beserta dua adiknya. "Tapi sebenarnya ayah adalah tokoh yang penuh protes, di balik wajahnya yang tak mengesankan," tulis Ngadimin. "Aku diberinya nama Ngadimin, dan bukannya Agung Dhampar Kencana dan lain sebagainya, karena ayah ingin agar keluarganya tetap bersifat kerakyatan." Kerakyatan nampaknya jadi basis semangat Ngadimin sendiri. Di tahun 1988, ketika umurnya baru 20 tahun, Ngadimin ikut dalam suatu gerakan pemikiran yang merupakan klimaks dari cetusan-cetusan sebelumnya. Gerakan ini, kemudian disebut sebagai "angkatan 88" (meskipun Ngadimin mencemooh nama itu) menggaris-bawahi tradisi populisme yang ada dalam pemikiran Indonesia dan Asia, ditambah dengan ilham dari aliran progresif di Barat. Bagaimana itu persisnya, kebanyaan orang di tahun 2045 itu sudah tidak begitu ingat lagi. Ngadimin sebagai filosof toh kemudian kurang menarik. Menjelang pertengahan abad ke-21, banyak sekali faham dari abad ke-20 ditinggalkan. Maka Ngadimin tinggal sebagai saksi sejarah dengan kecakapan yang lumayan untuk menulis kenang-kenangan. Dalam usianya yang 76, ia masih ingat banyak. "Di zaman saya masih muda," tulisnya dalam Di Bawah Bendera Oposisi, "tak banyak yang mengira bahwa Indonesia bisa jadi begini. Apa yang dulu dianggap tabu, kini dianggap wajar. Misalnya pengertian oposisi itu sendiri. Saya makin yakin, bahwa tak ada satu generasi pun yang mampu menguasai generasi lain. Kekayaan juga ternyata tak dapat langgeng selama 7 turunan. Revolusi telah menghapuskannya. Apalagi petuah-petuah yang tidak memberi ilham. Sejarah membuktikan bahwa suatu generasi suatu saat selalu menemukan jalannya sendiri untuk memperbaiki keadaan. Maka ambisi saya dalam usia tua ini bukanlah mengarahkan. Ambisi saya adalah untuk memiliki sikap rela bagi yang muda." Cara menulis Ngadimin memang agak kuno. Tapi di bulan Juli 2045 itu, ketika persiapan memuncak untuk peringatan 100 tahun proklamasi, banyak penulis yang masih mengutipnya di koran-koran.

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

4 menit lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

16 menit lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

1 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

2 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

3 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

3 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

4 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

4 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

4 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya