Idrus F. Shahab
Wartawan Tempo
Hari itu, suatu Minggu pagi di bulan Zulkaidah ini, Wak Lihun membuktikan dirinya sebagai perkusionis hebat. Di kawasan Condet yang masih diselang-selingi deretan pohon pisang, sawo, dan duku, Wak Lihun dan kawan-kawan berjalan sepanjang 30 meter sambil menari, menepuk marwas, mengantar mempelai pria muda ke rumah keluarga calon istrinya. Wak Lihun beserta delapan rekannya yang mengenakan seragam sarung langsung terjun ke lokasi ngarak. Mengarak pengantin, maksudnya.
Hari masih pagi, tapi matahari musim kemarau sudah membuat tubuh berkeringat dan kening berkerut tegang. Tapi, begitu Syarrul-leil dinyanyikan bareng-bareng, marawis ditepuk bergantian, suasana seketika menjadi riuh-rendah. Syarrul-leil mencairkan suasana, apalagi bila sinkopasi--tepukan jatuh di antara dua ketukan yang rumit dan gampang bikin orang terpeleset itu--mulai muncul.
Wak Lihun yang memegang hajir, gendang besar, itu kelihatan bermain dengan semangat 45. Wak Lihun memasuki usia uzur, dengan rambutnya yang memutih perak itu, tersenyum lebar, seolah-olah ingin memperlihatkan gigi di gusi kiri dan kanannya yang tanggal, seraya bergoyang dan berputar-putar. Menggendong dan memukul gendang besarnya di tengah rekan-rekan juniornya, Wak Lihun tak ubahnya seperti matahari yang dikelilingi planet-planet yang bergerak mengikuti garis orbitnya.
Wak Lihun, wajahnya secerah pagi itu. Baru kali ini ia terlepas dari batu besar yang selama ini mengimpit dadanya yang kerempeng. Seminggu ini, pikirannya melayang-layang dari masa lalu yang menenteramkan ke masa kini yang menggelisahkan, dan sebaliknya. Melihat tayangan pasukan berbendera hitam ISIS dengan kalimat syahadat di sisi atasnya serta sebuah lingkaran putih di tengah-tengahnya di layar televisi, ia teringat cerita Ustad Romli yang mengajarnya mengaji di langgar dekat rumahnya dulu.
Setelah memproklamasikan kekhalifahan di sebagian wilayah Suriah dan Irak, kelompok Islamic State of Iraq and al-Sham itu memang cepat sekali menjadi "musuh bersama" bagi kalangan main stream, sekaligus menjadi solidarity maker di antara kelompok garis keras. Namun hati Wak Lihun tidak bisa dibohongi, ada sesuatu yang ikut hanyut dalam dirinya, mungkin sebuah mimpi yang tak mudah padam, ketika kekhalifahan itu ditahbiskan.
Ia langsung teringat cerita Ustad Romli tentang khalifah Umar bin Abdul Aziz yang berhati-hati membedakan urusan pribadi dan pemerintahan. Khalifah meniup mati lentera, manakala salah seorang anaknya mengajaknya berbicara soal pribadi. Urusan pribadi tak boleh dibiayai dengan ongkos negara. Ada juga cerita tentang khalifah Umar bin Khattab yang merasa bersalah mendengar sebuah keluarga yang kelaparan pada masa pemerintahannya. Sebagai hukuman, ia menaruh sekarung gandum pada punggungnya, dan berjalan kaki ia mengantarkan sendiri kepada keluarga yang malang itu.
Wak Lihun menunggu cerita serupa dari khalifah ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Namun, yang muncul adalah cerita gerakan profetik bak Taliban yang hendak memberantas berhala dengan patung Buddha terbesar di Bamyan. Juga--ini terjadi pada ekstrem sebaliknya--cerita seperti Khmer Merah di Kamboja yang menghalalkan pembantaian warganya untuk membangun masyarakat baru tanpa kelas. Wak Lihun bingung.
Berita terkait
Bamsoet Ingatkan TNI-Polri Pentingnya Bangun Kekuatan Pertahanan 2045
1 Maret 2022
Perlu juga dikaji perubahan-perubahan taktik dan teknologi tempur untuk memastikan gelar kekuatan bangsa Indonesia tetap relevan
Baca SelengkapnyaPrabowo Apresiasi Konsep Awal Dokumen Produk Strategis Nasional
28 Desember 2021
Prabowo berharap kelompok kerja gabungan seperti ini tetap ada ke depannya guna mempertahankan sinergitas yang sudah terbangun.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Amerika Serikat, Prabowo Lakukan Diplomasi Pertahanan
15 Oktober 2020
Prabowo akan bicara tentang kerjasama pertahanan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Melanjutkan berbagai kerjasama yang sudah dilakukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bicara Perang Rakyat Semesta: Semua Wajib Bela Negara
11 November 2019
Menurut Prabowo, pertahanan Indonesia mendasarkan pemikiran dan konsep pertahanan rakyat.
Baca Selengkapnya3 Infrastruktur Pertahanan yang Disebut Jokowi dalam Debat Capres
31 Maret 2019
Jokowi menyinggung beberapa infrastruktur dan program pertahanan yang telah ia kerjakan selama memerintah saat debat capres yang digelar Sabtu malam.
Baca SelengkapnyaRencana Perpanjangan Usia Pensiun Personel TNI Diminta Dikaji
6 Februari 2019
Anggaran pertahanan dianggap terbebani oleh gaji personel TNI yang hampir 40-50 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Mengangkat Mayjen Doni Monardo Sebagai Sekjen Wantanas
16 Maret 2018
Presiden Jokowi mengangkat Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Doni Monardo sebagai Sekjen Dewan Ketahanan Nasional.
Baca SelengkapnyaMenhan Ryamizard Bahas Keamanan Maritim dengan Menhan Australia
16 Maret 2018
Menhan Ryamizard Ryacudu bertemu dengan Menhan Australia Marise Payne untuk membahas keamanan maritim. Ryamizard menekankan pentingnya pertemuan ini.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Perwira Muda TNI-Polri: Apa Masih Perlu Tank?
24 Juli 2017
Jokowi mengatakan drone dibutuhkan untuk pengaman lintas pulau dan perbatasan.
Baca SelengkapnyaKSAU Hadi Tjahjanto : TNI AU Segera Perkuat Pertahanan Udara
23 Juli 2017
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan dalam rencana strategis TNI AU segera perkuat sistem pertahanan di sejumlah daerah.
Baca Selengkapnya