Pengalaman hidup

Penulis

Sabtu, 30 Juli 1977 00:00 WIB

1943 di London seorang wanita berumur 34 tahun meninggal di sebuah perawatan. Simone Weil. Dia pemikir dan penulis yang sudah terkemuka semuda itu. Dokter mengumumkan sebab kematian itu sebagai "bunuh diri." Wanita muda yang manis dan berkacamata itu pergi setelah satu proses melaparkan diri secara sukarela. Bukan untuk langsing. Simone Weil menolak untuk makan lebih dari jumlah ransum yang diterima bangsanya, orang Perancis, di bawah pendudukan Jerman. "Seandainya aku memiliki beberapa kehidupan, satu akan aku persembahkan kepadamu, ayah-ibu. Sayang aku hanya punya satu kehidupan. "Surat-suratnya kepada orangtuanya, yang berada di New York, mesra dan besar hati. Ia mungkin ingin menghibur mereka yang memberinya kebebasan -- juga buat fikiran dan sikapnya yang tak biasa itu. Simone lahir di tahun 1909. Seperti kakaknya, Andre, seorang ahli matematika yang terkemuka, Simone telah menunjukkan bakat besar sejak kecil. Juga "bakat"-nya untuk melakukan penolakan: menolak kemewahan dan kenikmatan pribadi apa saja. Orangtuanya hanya bisa cemas, diam-diam. Simone tinggal di kamar-kamar yang tanpa pemanasan. Pada umurnya yang ke-25, ia -- yang telah begitu lemah -- memutuskan untuk bekerja dalam pabrik, yang waktu itu baginya merupakan semacam perbudakan modern. Ia bisa tahan di sana setahun. Kerja kasar itu memberinya bekas yang dalam, sehingga "bahkan sampai hari ini," begitu tulisannya kemudian, "kalau ada seorang manusia yang bicara padaku tanpa sikap brutal, aku tak bisa mengelakkan kesan bahwa tentu ada yang silap . . . " Simone de Beauvoir, pengarang wanita Perancis lain yang kini lebih termashur, punya kisah sendiri tentang gadis Weil. Mereka bertemu waktu mau ikut ujian sekolah tinggi termashur, di mana filosof terkenal Alain (Emile Chartier) mengajar. Sebagaimana dikisahkan dalam biografi yang baru-baru ini diterjemahkan di Amerika dari karya Simone Pertrement, de Beauvoir bercerita: "Ia mengusik rasa ingin tahuku karena ia terkenal sebagai gadis yang cerdas dan karena cara berpakaiannya yang ganjil .... Sebuah bencana kelaparan berkecamuk di Tiongkok ... waktu mendengar itu ia menangis . . . " Ia hidup di jantung Eropa di tahun 1930-an, ketika mendung politik memberat tebal di angkasa dan ide-ide besar dan keras saling bersabung seperti petir. Pemogokan, perbenturan pikiran, munculnya Stalin di Rusia, dan dibuangnya Trotsky, semua itu ia alami persis di tengahnya Simone sendiri pernah berhasil membujuk orangtuanya agar menyetujuinya untuk mengundang Trotsky di apartemen mereka. Trotsky waktu itu sudah diusir dari Rusia dan diperbolehkan oleh pemerintah Perancis tinggal di Paris. Orang penting Revolusi Rusia yang kemudian terusir itu pun datang, dengan para pengawalnya, tapi pertemuan dengan Simone agaknya berakhir dengan debat keras. Gadis ini menaruh dirinya bersama mereka yang mengalami penderitaan -- di sepanjang sejarah. Ia ekstrim memang. Ia bertekad untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang diyakininya. bukan untuk jadi tauladan, tapi sebagai dedikasi yang penuh disiplin. Ia merasa ikut bertanggungjawab atas kenestapaan-kenestapaan yang terjadi. Ia menghormat mereka yang menanggungkan injakan dari yang lebih kuat dan lebih kasar, dan tertegun karena kekerasan selalu berada tepat di tengah sejarah manusia. Dan Perancis diduduki Jerman. Hitler -- yang seperti para diktatur lain, juga Raja Louis XIV dari Perancis lama, "telah mengira bahwa rakyatnya harus dijinakkan dulu sebelum dipimpin" -- mengaum ke seluruh Eropa dan dunia. Simone mencoba kembali ke Perancis untuk ikut bergabung dengan ketakutan, kelaparan, kedinginan dan juga perlawanan bangsanya. Ia cuma sampai bisa ke London. "Seandainya aku memiliki beberapa kehidupan, satu akan aku persembahkan kepadamu, ayah dan ibu. Sayang aku hanya punya satu kehidupan." Satu kehidupan, tapi begitu besar, karena paduan kata dan perbuatan.

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

10 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

19 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

19 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

34 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

38 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

44 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

53 menit lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

57 menit lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

59 menit lalu

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

P2G menerima sejumlah laporan dari guru honorer yang dipecat sekolah setelah kedatangan guru PPPK.

Baca Selengkapnya