Bukan kodrat manusia

Penulis

Sabtu, 13 Agustus 1977 00:00 WIB

RAUL Manglapus kini hidup dalam pengasingan. Bekas senator dan intelektuil tenar dari Pilipina itu menghindari ancaman Marcos kepada dirinya. Sebab ia meletakkan diri berhadapan dengan Presiden yang di tahun 1972 mengumumkan "keadaan perang" itu. Bagi Manglapus, ia tegak buat demokrasi. Bagi Manglapus, Marcos mewakili kekuasaan kasar anti-demokrasi. Tidak mengherankan bila ia begitu gundah ketika 11 Juli 1977 yang lalu seorang cendekiawan terkemuka Amerika Serikat, George F. Kennan, berbicara bahwa demokrasi bukanlah "keadaan kodrati dari sebagian besar umat manusia". Kennan agaknya tengah meragukan niat Presiden Carter untuk mengisi diplomasinya ke seantero dunia dengan cita-cita -- atau "khotbah moral"? -- tentang hak-hak azasi manusia. Kennan menentang demokrasi dijadikan tujuan diplomasi itu. Ia memperingatkan agar orang Amerika tidak "memaksakan nilai-nilai, tradisi dan kebiasaan berfikir mereka kepada orang-orang yang tak merasa hal-hal itu absah dan berfaedah." Ini nasihat yang berniat baik, kata Manglapus. Tapi bagi Manglapus kata-kata Kennan toh memperlihatkan "the color of condescension" -- sikap meletakkan diri lebih tinggi dalam memandang orang lain. Maka intelektuil Pilipina ini pun mengutip seorang petani India dalam pemilu yang baru lalu di bulan Maret: "Hanya karena saya miskin dan tak bisa membaca, tidak berarti saya tak peduli akan hak hak azasi manusia." Dalam studi yang dilakukan belakangan ini, kata Manglapus pula sambil menunjuk kepada hasil penelitian Lloyd dan Susan Randolph di India, musyawarah tingkat desa dan hukum adat cukup penting dalam membangun demokrasi di negeri itu. Manglapus menunjukkan pula latar belakang budaya wilayah dari mana ia berasal -- yakni Asia Tenggara. Ia berbicara tentang adat yang memungkinkan musyawarah, yang baginya berarti "diskusi bebas". Dan tak lupa dalam tulisan untuk Washington Post itu Manglapus menyebut istilah gotong royong. Satu ironi terasa di sini - atau Manglapus mungkin tak jujur berargumentasi. Sebab istilah musyawarah dan gotong royong lebih sering dipakai di negeri tempat asalnya justru untuk menunjukkan kelirunya "demokrasi" dalam tipe yang kurang lebih diyakini Manglapus. Seandainya George F. Kennan seorang pejabat Indonesia dari zaman Bung Karno hingga kini .... ia akan menjawab Manglapus dengan tepat! Apalagi nampaknya benar bahwa demokrasi bukanlah "keadaan kodrati" -- sesuatu yang terbawa secara alamiah -- bagi banyak rakyat di dunia kini. Apalagi cukup bisa meyakinkan bahwa kesadaran akan hak-hak azasi manusia pertamatama bukanlah kesadaran jutaan massa, melainkan kesadaran dari, untuk memakai kata-kata Kennan, "kaum intelektuil yang resah." Maka secara moral memang meragukan, jika suatu negeri datang kepada negeri lain dengan sikap lebih tahu tentang kebenaran --sementara orang masih bisa menunjukkan bukti tentang nisbinya nilai-nilai. Satu kritik utama yang bisa diajukan ke depan "diplomasi hak-hak azasi" Carter ialah bahwa langkah itu telah menjadikan hak-hak azasi manusia satu bagian dari kekuatan yang besar. Sekiranya pun ia benar dan adil. Sebab bila yang benar dan yang adil kebetulan berada di pihak yang kuat, yang punya senjata nuklir dan hegemoni ekonomi, -- tidakkah kita cenderung cemas lagi tentang "polisi dunia" dan imperialisme nilai-nilai? Dalam satu hal tentu Kennan benar. Tapi dalam hal lain agaknya ia pun, seperti Manglapus, bisa silap. Sebab nilai-nilai bisa berubah. Inggeris dan Amerika Serikat tak hanya melahirkan demokrasinya dari nilai-nilai yang ada, tapi juga (dan mungkin terutama) dari pengingkaran terhadap nilai-nilai itu. Orang Inggeris memancung rajanya terlebih dulu dan kemudian Thomas Jefferson menulis Deklarasi Kemerdekaan. Perancis yang demokratis dan Rusia yang sosialistis lahir dari yang dulu mungkin dianggap kekal. Mustahilkah? Sejarah tak terdiri dari kurun demi kurun, angkatan demi angkatan yang terpisah-pisah. Sejarah adalah persambungan, yang juga berarti perubahan.

Berita terkait

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

19 menit lalu

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

Bambang Hartono Pemilik Como 1907 adalah seorang atlet bridge. Ia menjadi atlet tertua kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 di usia 78 tahun.

Baca Selengkapnya

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

21 menit lalu

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

Tyson Fury tidak terima dengan kekalahan dari Oleksandr Usyk dalam perebutan gelar juara sejati tinju kelas berat.

Baca Selengkapnya

Fahri Bachmid Gantikan Sementara Yusril yang Mundur dari Ketum PBB

25 menit lalu

Fahri Bachmid Gantikan Sementara Yusril yang Mundur dari Ketum PBB

Pergantian Yusril Ihza Mahendra dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang dianggap telah dilakukan secara demokratis dan sah.

Baca Selengkapnya

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

33 menit lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

34 menit lalu

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

Warga yang tinggal di tujuh desa dievakuasi setelah Gunung Ibu dua kali meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

42 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

Jadwal Proliga 2024 akan kembali hadir pada Minggu, 19 Mei. Tiga laga terakhir pekan keempat akan berlangsung di Gresik.

Baca Selengkapnya

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

45 menit lalu

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

Nasdem menyatakan penambahan kementerian melalui revisi UU Kementerian Negara menciptakan partisipasi publik.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

51 menit lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

55 menit lalu

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

Pertandingan Ana / Tiwi akan menghadapi Jongkolphan Kititharakul / Rawinda Prajonjai di final Thailand Open 2024 akan dimainkan di partai keempat.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

1 jam lalu

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

Ritual Seba merupakan tradisi masyarakat adat Suku Badui, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Baca Selengkapnya