Agar tetap terhormat

Penulis

Sabtu, 17 September 1977 00:00 WIB

TUHAN berkata, "Kun fayaqun." Yang tiada pun jadi ada. Manusia tahu betul bahwa ia bukan Tuhan, tapi sejak sekitar 30-an tahun yang lalu hingga sekarang kesabaran dan kearifan bukan selalu jadi cirinya. Para pemimpin negeri baru, begitu terbebas dari penjajahan, begitu mereka ingin mengucapkan sejenis isim isim dengan harapan: yang tiada akan "jebrol!"--ada. Seandainya itu mungkin, di Dunia Ketiga ini pastilah akan berjubel apa yang tadinya tidak ada: pabrik besar, hotel besar, supermarket besar, mobil besar, bedil besar di samping, mungkin juga, pabrik bola golf tipe mutakhir, pusat komputer TV berwarna, laboratorium obat anti-kolesterol. Bukan cuma keserakahan yang menyebabkan itu. Ketika kita baru merdeka dulu, kita ingin jadi terhormat di dunia internasional. Tapi "terhormat" telah disama-artikan dengan suatu simbul status tertentu: mempunyai industri berat, bangunan memuncak dan stadion olahraga yang megah. Bahkan Bung Karno, yang oleh sejarawan Onghokham dalam Prisma nomor Agustus yang lalu disebut sebagai seorang pro-populisme, tak lepas juga dari tendensi itu. Suatu paradoks, bahwa nasionalis besar ini akhirnya tak jauh dari ucapan sosialis-demokrat Sjahrir: "Setiap pemuda yang bersemangat harus melihat ke Barat." Memang, bagi Bung Karno, juga bagi Sjahrir dan sebagian besar pemimpin-pemikir Indonesia lain, yang harus dielakkan dari "Barat" hanyalah sistim kapitalisnya. Bukan kementerengan teknologinya. Mungkin tak mereka sadari bahwa teknologi yang mentereng itu juga punya jebakan. Ams utama perkembangan teknologi hingga saat ini cenderung untuk membikin alat yang kian lama kian rumit dan seringkali juga kian mahal. Pada akhirnya seorang pemakai akan selalu terdorong untuk memperbaharui alatnya. Artinya, ia akan kian tergantung. Terutama bila ia cuma seorang pembeli, bukan seorang pembuat, dan seorang yang tak sabar hingga pembangunan atau modernisasi baginya bisa dicangkokkan. Tapi modernisasi bukanlah suatu creatio ex nihilo -- ciptaan yang meloncat begitu saja dari ruang kosong. Modernisasi memerlukan juga kerendahan hati. Pada suatu hari beberapa tahun yang lalu Perdana Menteri India mengundang seorang ahli ekonomi Inggeris datang. Ia minta nasihat tentang pembangunan pedesaan. Sang ahli ekonomi pun berjalan ke seantero negeri. Di situ ia menemukan satu cetusan ide. Di negeri berkembang, begitu kesimpulannya, di satu pihak ada teknologi yang begitu rendah hingga para pemakainya tak dapat hidup kecuali dalam kemiskinan panjang. Di pihak lain, terpajang teknologi tinggi dari si kaya yang tak terjangkau oleh si miskin. Sang ekonom Inggeris pun balik ke New Delhi dan menawarkan fikirannya: India memerlukan teknologi madia. Ia tak diterima. "Saya dituduh imperialis, seorang fasis, seorang rasis, seekor hewan yang datang ke Ind ia untuk menjaga agar negeri itu tetap melata dan tak mau mengulurkan .... kemegahan teknologi modern," demikian sang ekonom itu ke mudian bercerita. Ia marah, dan ia pulang. Tapi untunglah bahwa ia tidak cuma ngambek. Di tahun 1973 ia menerbitkan sebuah buku yang kemudian menyebabkan ia tersohor dan berpengaruh: Small is Beautiful--"Kecil itu Indah". Ia adalah E.F. Schumacher. Fikiran dasar Schumacher sebenarnya tidak baru. Salah satu baris bukunya mengutip Gandhi: "Bumi cukup persediaan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi tak akan cukup untuk memenuhi keserakahan kita." Jasa Schumacher ialah bahwa ia mengumanclangkan itu sekali lagi, tepat di saat dunia modern tengah mulai sadar akan batas kapasitasnya. Dan ia disambut ramai. Mungkin karena ia juga menawarkan alternatif yang tak mustahil, hingga ketika ia meninggal pekan lalu, yang menghibur ialah bahwa ia telah berbicara, berbuat dan tak lagi sendiri.

Berita terkait

Menpora Masih Optimistis Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024

16 detik lalu

Menpora Masih Optimistis Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024

Menpora Dito Ariotedjo masih optimistis bahwa Timnas Indonesia U-23 bisa mengalahkan Guinea dalam laga play-off Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

PPDB 2024, Persyaratan KK untuk Jalur Zonasi Diperketat

3 menit lalu

PPDB 2024, Persyaratan KK untuk Jalur Zonasi Diperketat

Dinas Pendidikan Kota Madiun akan perketat aturan PPDB 2024, terutama untuk jalur zonasi.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 10 Ribu, Jadi Rp 1.308.000 per Gram

4 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 10 Ribu, Jadi Rp 1.308.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini berada di level Rp 1.308.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

7 menit lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

11 menit lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

15 menit lalu

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

Johanis Tanak mengatakan dalam penyidikan baru tersebut KPK akan mencari bukti untuk penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

16 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, PT KAI: Pengguna Jalan Harus Dahulukan Kereta

16 menit lalu

KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, PT KAI: Pengguna Jalan Harus Dahulukan Kereta

Kereta Api (KA) Pandalungan relasi Gambir-Jember terlibat kecelakaan lalu lintas dengan mobil di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sepatu Sneakers dan Karakteristiknya, Tidak Berat hingga Model Trendi

17 menit lalu

Mengenal Sepatu Sneakers dan Karakteristiknya, Tidak Berat hingga Model Trendi

Sneakers atau disebut sepatu kets adalah salah satu jenis sepatu yang bagian bawahnya terbuat dari sol fleksibel dari bahan karet atau bahan sintetis lain

Baca Selengkapnya

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera Bulan Depan

18 menit lalu

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera Bulan Depan

Perusahaan pembuat Semen Merah Putih, PT Cemindo Gemilang Tbk. berencana bakal membuka pabrik baru di Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya