Gamawan dan Lurah Susan

Penulis

Selasa, 1 Oktober 2013 03:03 WIB

Menteri Gamawan Fauzi semestinya berhati-hati berbicara tentang isu yang berkaitan dengan prinsip anti-diskriminasi. Menyarankan agar penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung dievaluasi, jelas keliru. Sikap Menteri Dalam Negeri ini justru memberi angin bagi para demonstran yang selama ini menolak Susan dengan alasan dia tidak beragama Islam.

Imbauan itu memang tidak disampaikan secara eksplisit. Tapi dari pernyataan Gamawan di media massa, sulit hal itu tidak ditafsirkan sebagai saran kepada Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Joko Widodo agar memindahkan lurah di wilayah Jakarta Selatan tersebut. Ia membungkus prinsip the right man on the right place untuk pemegang jabatan yang diangkat, bukan dipilih.

Gamawan mengatakan, Gubernur Jokowi tidak menabrak undang-undang dengan menempatkan penganut agama minoritas di suatu wilayah menjadi lurah. Tak ada satu pun aturan yang dilanggar. Tapi ia khawatir kinerja Susan terganggu karena sering didemo. Ucapan ini semakin memperjelas pandangan Menteri Dalam Negeri bahwa penempatan Susan perlu dievaluasi.

Sikap Jokowi yang tidak mempedulikan imbauan itu patut dipuji. Ia tetap pada rencana semula untuk mengevaluasi kinerja para camat dan lurah hasil lelang jabatan setelah enam bulan. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bahkan bicara lebih keras. Ia mengatakan agar Menteri Gamawan belajar konstitusi.

Gamawan tak perlu tersinggung oleh ucapan blak-blakan khas Ahok itu. Pejabat Kementerian Dalam Negeri pun tak usah membela mati-matian menterinya yang memang keliru besar. Sikap Menteri Gamawan terkesan membenarkan tindakan pihak yang selama ini berusaha mendongkel Lurah Susan sekaligus memprotes kebijakan pemerintah DKI.

Advertising
Advertising

Pak Menteri seharusnya paham betapa serius masalah ini. Lurah Susan terus-menerus didemo bukan karena kemampuannya memimpin penduduk Lenteng Agung, melainkan lantaran agamanya. Menghadapi isu mendasar ini, Gamawan semestinya menyokong sikap pemimpin DKI yang mempertahankan Susan, dan bukan sebaliknya.

Bagi Jokowi-Ahok, memindahkan Susan tentu bukan pekerjaan sulit. Berbagai dalih bisa dipakai. Misalnya menggunakan alasan "agar kinerjanya tak terganggu" seperti yang disampaikan Gamawan. Tapi pokok perkaranya bukan sekadar soal Lurah Susan, melainkan prinsip persamaan hak di depan hukum dan pemerintahan yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Ditekankan juga dalam konstitusi ini: setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif.

Jika pemimpin DKI tunduk pada tuntutan para demonstran, itu sama saja dengan mengorbankan prinsip konstitusi itu. Dampaknya akan amat luas. Kelak, para pendemo mungkin akan mempersoalkan semua jabatan publik yang dipegang oleh penganut agama minoritas. Rusaklah tatanan negara kita. Sebagai seorang menteri, Gamawan seharusnya memahami esensi dan sensitivitas isu ini.

Berita terkait

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

4 menit lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

5 menit lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

7 menit lalu

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

Timnas Jepang U-23 memastikan diri menjadi tim yang paling sering menjuarai Piala Asia U-23 setelah menjuarai edisi 2024.

Baca Selengkapnya

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

10 menit lalu

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

Drama Korea atau drakor Frankly Speaking telah tayang pada Rabu, 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

11 menit lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

13 menit lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

24 menit lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

26 menit lalu

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Peluang Timnas U-23 Indonesia untuk lolos ke Olimpiade 2024 Paris akan semakin berat apabila Justin Hubner absen pada laga playoff melawan Guinea.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

29 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

CPNS 2024 Belum Kunjung Dibuka, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

37 menit lalu

CPNS 2024 Belum Kunjung Dibuka, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya