Obituari

Penulis

Sabtu, 1 Oktober 1977 00:00 WIB

ZAINI meninggal. Negeri ini tak akan berkabung untuk seorang pelukis yang mati. Dulu Cokod di desa terpencil di Bali pun meninggal tanpa orang banyak tahu apakah itu berarti suatu kehilangan. Apalagi Zaini tidak termashur bagi khalayak ramai. Ia tak dimuat dalam lembaran gosip atau dibisik-bisikkan berkenaan dengan perangainya yang luarbiasa, atau percintaannya dengan seorang wanita, atau pendapatnya yang mengagetkan tentang seni, sex, politik, pungli atau perusahaan multinasional. Di jaman tatkala seniman bisa jadi buah-bibir karena menggebrak-gebrak, Zaini ada atau tidak ada dan orang tak begitu acuh. Ia sendiri seperti sudah lama mengambil sikap bahwa seorang seniman tak selalu harus membungkuk agung dengan sejenis rasa tragedi. Ia biasa mencemooh para pengeluh, ia hidup cukup enak, tak merasa aneh dengan memiliki barang semacam mesin cuci. Ia tak pernah berkepul-kepul dengan rasa protes, ia bahkan tak merasa perlu ngotot dalam perkara pendirian atau pendapat -- bahkan ia menerima kritik tanpa kelojotan lantaran baginya semua enteng. Ia biasa berkata, "Alah, gampang itu," dengan mulut separuh tertawa dan tangannya mengipas-ngipaskan handuk kecil yang selalu dibawanya. Ia memang bisa menjengkelkan para seniman lain, yang merasa bahwa banyak hal yang suci dalam pendapat mereka, karena kesenimanan, bagi mereka adalah semacam kehidupan martelaar. Dalam hal itu ia memang jauh dari mereka yang sadar atau tak sadar terpesona akan sejarah kesenimanan Eropah: manusia biasa yang dalam proses kemudian menganggap diri luarbiasa. Van Gogh memotong kupingnya sendiri dan Modigliani kelaparan dan Charles Baudelaire, penyair itu, berkata dalam Mon coeur mis a nu: "Di antara manusia hanya penyair, pendeta dan prajuritlah yang agung . . . Lainnya hanya bagus buat dicambuk." Agung? Zaini tahu betul betapa omong-kosongnya ini. Ia pandai mengempiskan balon ego kesenimanan yang menggelembung. Ia sendiri melukis dan kanvasnya tidak akan membuat mata melotot atau kita merasa minder. Zaini tidak ekspansif. Ia melukis benda yang itu-itu juga perahu, ayam, kambing, perahu, ayam, kambing, perahu .... Pelukis Nashar, kawan lamanya, menulis dalam Surat-Surat Malam --bukunya yang terbit tahun lalu--tentang para pelukis yang seperti itu: ".... kalau ada pelukis yang mengulang-ulang melukis obyek yang sama ada kemungkinan ia melihat hakikat hidup di sana dan menggali terus." Kita tidak tahu adakah Zaini juga ditarik oleh "hakikat hidup di sana" itu. Kata "hakikat hidup" mungkin terlalu keren buat dia. Kanvasnya tidak menunjukkan ia "menggali" -- melainkan mengesankan bahwa ia terpesona terus-menerus, tiap kali. Benda-benda itu nampak hanya bagian wadag saja dari suatu sumber pesona -- yang tak lain adalah keindahan, mungkin dengan "K", yang hadir di mana-mana tiap saat intuisi kita hidup dan panca indera kita tergerak. Maka kanvasnya cenderung untuk tidak bercerita tentang bentuk-bentuk. Perahu itu hanya beberapa garis yang hemat seperti goresan lukisan Tiongkok tentang buah pir atau daun bambu -- sebab perahu itu adalah bagian dari kakilangit, dan kakilangit itu bagian dari senja yang merah, dan senja itu bagian dari keindahan, mungkin dengan "K". Garis Zaini seperti luluh dalam warna. Yang hadir adalah suasana, seperti mimpi. Mimpi yang nikmat. "Kenapa sih kita takut untuk dibilang manis?", sekali ia pernah berkata. A thing of beauty is a joy forever .... Hidup dengan keindahan mungkin sesuatu yang bisa menyebabkan kita bersyukur, merasa cukup, tanpa menjadi serakah. Hidup itu bergerak di dalam, jauh, seperti tatkala kita mendengarkan perubahan suara gerimis. Di Jepang kuno konon seorang daimyo biasa menjamu seorang tamunya dengan bersama-sama menyaksikan fajar. Dan kemudian sang tamu, seorang samurai tentu, akan berkata: "Terimakasih atas fajar itu."

Berita terkait

Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

12 Maret 2023

Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

Almarhum istri Moeldoko itu akan dimakamkan usai salat Dzuhur di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

24 Februari 2023

Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

Miliarder Amerika Serikat, Thomas H Lee, yang dianggap sebagai pelopor investasi ekuitas swasta dan pembelian dengan leverage, meninggal pada usia 78

Baca Selengkapnya

Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

16 Februari 2023

Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

Raquel Welch, aktris top Hollywood tahun 1960-1970-an, meninggal dalam usia 82 tahun, Rabu, 15 Februari 2023.

Baca Selengkapnya

Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

1 Oktober 2022

Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

Antonio Inoki, bintang gulat Jepang, politisi, dikenal luas karena melawan petinju legendaris Muhammad Ali, meninggal karena sakit langka

Baca Selengkapnya

SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

21 Agustus 2022

SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

SBY menyampaikan dukacita mendalam terhadap wafatnya Hermanto Dardak.

Baca Selengkapnya

Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

9 Agustus 2022

Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

Penyanyi Olivia Newton-John, yang melejit ke puncak tangga lagu pop dunia pada 1970-an dan 1980-an meninggal dalam usia 73 tahun

Baca Selengkapnya

Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

11 Januari 2022

Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

Presiden Parlemen Eropa David Sassoli meninggal pada Selasa karena sakit,

Baca Selengkapnya

Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

3 Juli 2021

Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

Menurut Salim Segaf, banyak kesamaan pandangan antara PKS dan Rachmawati Soekarnoputri dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

3 Juli 2021

Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

Rachmawati Soekarnoputri meninggal di RSPAD Gatot Subroto, hari ini, di usia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

16 Juni 2021

Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

Yon mengatakan sebelum meninggal, Neta S Pane sempat dirawat di rumah sakit karena Covid-19 sejak 5 Juni 2021.

Baca Selengkapnya