Selingkuh Media dan Survei Politik

Penulis

Kamis, 24 Oktober 2013 00:00 WIB

Manipulasi opini publik lewat survei politik semakin menunjukkan gejala tidak sehat. Kian mendekati pelaksanaan pemilu, kian banyak lembaga survei yang memakai trik curang dalam mempengaruhi khalayak untuk memilih kandidat tertentu. Lembaga survei itu "berselingkuh" dengan media milik sang kandidat untuk mengatrol popularitas. Praktek tersebut sungguh menodai demokrasi. Mereka membohongi masyarakat, terutama kelompok awam yang tak bisa membedakan mana lembaga polling kredibel dan mana yang tidak.

Mendekati Pemilihan Umum 2014, cara-cara licik itu marak lagi. Banyak politikus membeli popularitas lewat survei. Akibatnya, kini bertaburan survei politik dengan kualitas ala kadarnya. Survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia baru-baru ini merupakan contoh. Survei ini, secara aneh, menobatkan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden terpopuler kedua setelah Megawati Soekarnoputri. Menurut lembaga yang dikomandani oleh Denny J.A. itu, Aburizal mengantongi dukungan 28,6 persen dari total responden.

Hasil survei tersebut mengundang pertanyaan. Soalnya, enam lembaga survei lainnya-seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lembaga Survei Indonesia, dan Indobarometer-menempatkan Joko Widodo sebagai kandidat terpopuler, disusul Prabowo Subianto. Menurut survei-survei itu, justru popularitas Aburizal berada di urutan buncit.

Tak peduli pada keanehannya, hasil survei ini malah digunakan sebagai bahan kampanye besar-besaran lewat stasiun-stasiun televisi dan portal berita milik sang kandidat. Tak mengherankan, ada kesan media-media itu diorkestrasikan untuk menunjukkan dukungannya terhadap sang calon presiden.

Media-media itu seperti menutupi data bahwa, dalam survei, Aburizal menjadi terpopuler lantaran nama Jokowi dan Prabowo tak dimasukkan ke daftar pertanyaan. Dalih LSI, "Jokowi dan Prabowo hanya presiden wacana." Kedua orang itu dianggap belum mencalonkan diri atau memenuhi persyaratan untuk maju menjadi kandidat presiden.

"Selingkuh" antara lembaga survei dan media serta kandidat juga terlihat dalam survei-survei lain. Survei yang dilakukan Lembaga Pemilih Indonesia merupakan salah satu contoh. LPI menjadikan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon presiden paling berkualitas setelah Megawati. Hasil survei mencengangkan ini menjadi isu utama di stasiun-stasiun televisi, koran, dan situs online milik Hary.

Advertising
Advertising

Komisi Penyiaran dan Dewan Pers seharusnya tak membiarkan persekongkolan seperti ini terus berlangsung. Apalagi bila stasiun televisi mereka menggunakan frekuensi milik publik, yang semestinya tidak digunakan untuk kepentingan sendiri.

Lembaga-lembaga survei yang kredibel semestinya juga tak boleh hanya berdiam diri. Bila praktek kotor seperti itu terus dibiarkan, kepercayaan publik kepada lembaga survei bakal rontok. Mereka juga yang menanggung rugi. Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar, seharusnya lembaga-lembaga survei tersebut membentuk asosiasi atau semacam dewan pengawas yang mengawasi kode etik. Bila ada lembaga survei yang nakal, yang menerapkan metode sembarangan, organisasi inilah yang menyemprit dan menjatuhkan sanksi. Mereka pula yang akan meneliti validitas survei-survei yang ada. Hanya dengan cara itulah survei-survei politik bisa dipercaya dan menyumbang kebaikan bagi demokrasi. (*)

Berita terkait

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

1 menit lalu

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

Aplikasi inti iOS Apple telah dijadwalkan untuk menerima peningkatan AI.

Baca Selengkapnya

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

3 menit lalu

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

Seiring bertambahnya BTS 4G baru peningkatan trafik data Indosat di wilayah Nusa Tenggara tumbuh sampai 82 persen dibandingkan masa sebelum ekspansi

Baca Selengkapnya

Cegah Sindikat Joki di UTBK SNBT 2024, UPN Veteran Jatim dan UGM Lakukan Ini

4 menit lalu

Cegah Sindikat Joki di UTBK SNBT 2024, UPN Veteran Jatim dan UGM Lakukan Ini

Isu sindikat joki kembali mewarnai pelaksanaan UTBK SNBT tahun ini. Berikut cara UPN Jatim dan UGM mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

8 menit lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Google Rilis ChromeOS 124 untuk Chromebook, Ini Fitur-fitur Barunya

15 menit lalu

Google Rilis ChromeOS 124 untuk Chromebook, Ini Fitur-fitur Barunya

Berikut peningkatan-peningkatan yang ada pada pembaruan ChromeOS 124.

Baca Selengkapnya

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

15 menit lalu

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

Bukan di Filmapik, berikut ini daftar tempat nonton film legal yang bisa Anda pilih. Umumnya tempat film ini ada biaya langganan dan masih terjangkau.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

16 menit lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Pekan Lalu Ditunda, Sidang Praperadilan Crazy Rich Surabaya Budi Said di kasus Emas Antam Digelar Hari Ini

25 menit lalu

Pekan Lalu Ditunda, Sidang Praperadilan Crazy Rich Surabaya Budi Said di kasus Emas Antam Digelar Hari Ini

Sidang perdana praperadilan crazy rich Surabaya Budi Said akan digelar pada Senin, 6 Mei hari ini, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

29 menit lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

32 menit lalu

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

Suap tas Dior istri Presiden Korsel yang mengguncang membuat jaksa agung turun tangan. Tim dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Selengkapnya