Nurul

Penulis

Selasa, 1 Desember 1998 00:00 WIB

APA dia, apa saya? Ancamankah yang datang itu, atau sesuatu yang tak berbahaya? Dapatkah saya menyapanya dengan bahasa yang saya punya, dengan tegur yang saya kenal? Identitas dipersoalkan ketika, lewat pintu gerbang, orang asing pun masuk. Itu kalimat dari James Baldwin, penulis hitam yang termasyhur itu. Itu juga mungkin kalimat untuk banyak orang di hari ini. Malang atau mujur, kini pintu gerbang itu sudah tidak bisa ditutup lagi. Mari kita baca cerita Nurul Agustina. Pengalaman pertamanya ketika orang asing masuk ke dalam dunianya adalah ketika ia duduk di SMA. Seperti dikatakannya sendiri, "Saya terus tumbuh di kalangan yang homogen, yang semuanya beragama Islam." Di SMA negeri itu, ia menghadapi banyak "kesulitan". "Sangat sulit bagi saya menerima kenyataan bahwa teman sebangku saya adalah seorang Katolik yang saleh dan rajin beribadat ke gereja". Sebenarnya homogenitas dunia Nurul sendiri—seperti halnya berjuta-juta orang Indonesia lain—tidak pernah utuh. Ayahnya seorang dosen IAIN, asal Mojokerto, Jawa Timur, dengan latar belakang NU. Ibunya orang Jombang, dari sebuah keluarga Muhammadiyah. Ia lahir di Cipanas, dan keempat saudara kandungnya tak ada yang dilahirkan di kota yang sama. Ia besar di wilayah Jati Petamburan, Jakarta, yang padat itu. Ia bersekolah di Madrasah Ibtida'iyyah. Tak jauh dari madrasah itu ada sekolah seminari, ada juga gereja dan sekolah dasar dan SMP Bethel. Hampir tiap hari keluarga itu mendengar "suara orang sedang berlatih paduan suara" di seminari itu. Ia bertanya kepada ibunya, kenapa orang terus-menerus berlatih menyanyi, dan sang ibu menjawab, "Itulah cara orang Kristen berdoa". Nurul geli mendengar itu. Kemudian inilah yang dilakukannya: "Kadang-kadang, kalau jadwal latihan paduan suara itu bersamaan dengan jam mengaji, maka saya dan teman-teman sepengajian akan mengaji dengan suara yang dikeraskan. Maksudnya, tentu saja, untuk menyaingi suara nyanyian tersebut. Rasanya, saya betul-betul ingin menunjukkan kepada orang-orang itu bagaimana cara berdoa yang baik…." Itulah barangkali "politik identitas"-nya yang paling awal. Ketika di SMA, sikap ini tidak mudah dilakukannya. Nurul tidak berbahagia. Diam-diam ia "menyesali" Tuhan yang menyebabkannya "terlempar ke dalam lingkungan yang demikian", yang membuat ia "tidak aman dan terganggu besar". Ia pun mengukuhkan diri dengan mengikuti pelbagai pengajian. Tetapi batinnya tak puas. Ia "kecewa" kepada Tuhan "yang telah menciptakan perbedaan besar di kalangan manusia". Di samping itu, sosok Tuhan tampil "amat menakutkan". Tuhan menjadi "Yang Maha Pembuat Peraturan", Tuhan yang "suka sekali menghukum hamba-Nya begitu ia membuat kesalahan sedikit saja". Yang menarik dalam Nurul Agustina ialah bahwa ia tidak berhenti dalam posisi yang limbung dan ketakutan—sebagaimana sejumlah pemikir muda muslim dari generasi tahun 1980-an, yang autobiografi intelektuilnya dihimpun dalam Mencari Islam, sebuah buku yang sangat menggugah saya, sebagaimana ia mungkin menggugah orang lain yang merasakan pedihnya pergulatan iman dan identitas menjelang akhir abad ke-20 ini. Dalam kepedihan itu memang ada yang menarik diri, masuk ke dalam benteng, curiga dan marah. Di Indonesia, ada orang-orang Islam yang berseru sangar atau membakar gereja. Di India, ada orang-orang Hindu yang meruntuhkan Masjid Babri. Di Israel, ada orang Yahudi yang menembaki orang Islam yang sedang salat. Di Amerika, ada kaum "fundamentalis Kristen" yang siap membunuh dokter yang menyetujui aborsi. Di depan pintu gerbang yang terbuka, di saat orang yang tak dikenal masuk, selalu ada yang menghunus senjata. Tapi juga ada yang menemukan sesuatu yang lain, bukan paranoia dan kemarahan. Dalam pengalaman Nurul Agustina, yang didapatnya justru "semangat basmalah", yang berasal dari kalimat yang paling banyak kita ucapkan dalam hidup sehari-hari: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Intinya adalah mencintai, juga mencintai suara yang lain, orang yang lain, yang datang lewat gerbang. Nurul bergulat terus sampai pada kesimpulan bahwa Islam adalah fitrah setiap manusia. Sudah tentu "Islam" di sini didefinisikan sebagai "Kebaikan Universal" yang hadir dalam setiap ruang dan waktu. Tiap hasil pemikiran yang bermanfaat untuk peningkatan harkat kemanusiaan dan pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan, tulis Nurul, adalah "pemikiran yang Islami"—tak peduli apakah ia dilahirkan oleh Paulo Freire atau Mahatma Gandhi. Memang, dibaca sekarang, pandangan Nurul mungkin tak mengagetkan lagi. Tetapi ia—seperti mereka yang menulis untuk buku ini—adalah suara yang bergema tentang pertemuan dengan "yang-lain". Di bab terakhir Mencari Islam, kita baca Miranda Risang Ayu. Ia datang dari keluarga Protestan, seorang pengripta tari yang kemudian memutuskan masuk Islam, memasuki dunia sufi, mengenakan jilbab, dan dari pondok kecilnya di Kanayakan, Bandung, seakan-akan mengikhtisarkan nafas buku ini dalam sebuah kalimat yang bagus: "Kunci dari kerendah-hatian terhadap kebenaran yang datang dari luar, saya kira, adalah kemampuan menghikmati perbedaan". Juga, mungkin, sikap yang bebas dari obsesi dengan garis tegas "kemurnian", "keutuhan". Baldwin memakai sebuah kiasan yang orisinal untuk identitas. "Identitas itu ibarat garmen penutup ketelanjangan diri. Paling baik, katanya, jika garmen itu dikenakan longgar, sedikit seperti jubah di padang pasir. Kita akan masih bisa merasakan ketelanjangan kita, dan orang lain masih bisa menduganya". Tidak ada yang sesak, tercekik, mampet. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Manfaat Saffron untuk Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

1 menit lalu

Manfaat Saffron untuk Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Tak hanya untuk kesehatan fisik, saffron juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit saat cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Pemain Timnas Indonesia Jay Idzes Tampil saat Venezia Menang dan Dekati Tiket Promosi ke Serie A Liga Italia

1 menit lalu

Pemain Timnas Indonesia Jay Idzes Tampil saat Venezia Menang dan Dekati Tiket Promosi ke Serie A Liga Italia

Pemain timnas Indonesia Jay Idzes kembali tampil saaat timnya, Venezia, mengalahkan Feralpi Salo 2-1 pada pekan ke-37 Serie B Liga Italia.

Baca Selengkapnya

PSV Eindhoven Juarai Liga Belanda setelah Kalahkan Rotterdam 4-2

23 menit lalu

PSV Eindhoven Juarai Liga Belanda setelah Kalahkan Rotterdam 4-2

PSV Eindhoven menjuarai Liga Belanda setelah mengalahkan Sparta Rotterdam dengan skor 4-2.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Liverpool Kalahkan Tottenham Hotspur 4-2

32 menit lalu

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Liverpool Kalahkan Tottenham Hotspur 4-2

Liverpool mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4-2 dalam matchday ke-36 Liga Inggris 2023/24.

Baca Selengkapnya

Indonesia Runner-up Piala Uber 2024, Menpora Apresiasi Perjuangan Pemain yang Luar Biasa

57 menit lalu

Indonesia Runner-up Piala Uber 2024, Menpora Apresiasi Perjuangan Pemain yang Luar Biasa

Menpora Dito Ariotedjo mengapresiasi perjuangan dan pencapaian tim putri Indonesia dalam Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

1 jam lalu

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

Biasanya bidan hanya membantu persalinan normal tanpa komplikasi, jika terjadi persalinan tidak normal atau berisiko maka bumil dianjurkan ke dokter.

Baca Selengkapnya

Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia

1 jam lalu

Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia

Canelo Alvarez berhasil mempertahankan predikat juara sejati tinju dunia kelas super middleweight dengan mengalahkan Jaime Munguia.

Baca Selengkapnya

Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall

2 jam lalu

Penggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall

Penggemar Diana Krall kagum dengan penampilan penyanyi Kanada itu di konser Solo bertajuk Diana Krall Live in Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Juara Liga Spanyol 2023/2024, Carlo Ancelotti Lewati Catatan Zidane dan Incar Rekor Miguel Munoz

2 jam lalu

Real Madrid Juara Liga Spanyol 2023/2024, Carlo Ancelotti Lewati Catatan Zidane dan Incar Rekor Miguel Munoz

Carlo Ancelotti berhasil mengantar Real Madrid menjuarai Liga Spanyol 2023-2024. Incar rekor setelah lewati catatan Zidane.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Penting Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis 9 Mei

3 jam lalu

3 Fakta Penting Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis 9 Mei

Simak tiga fakta penting laga timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade Paris 2024, salah satunya pertandingan digelar tertutup.

Baca Selengkapnya