Oklahoma

Penulis

Senin, 14 Januari 2002 00:00 WIB

TUHAN dan kekerasan: seseorang bisa saja mengutip Injil, bukan untuk mencintai musuh, tapi untuk membinasakan. "Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan sebilah pedang," begitulah kata Yesus yang termaktub dalam Matheus (10:34). Seseorang bisa saja mengutip Injil di kalimat itu dan yakin bahwa dengan pedang atau mesiu, manusia menapak di jalan Tuhan dan setelah sebuah pembunuhan, kekerasan, dan apokalipsa, dunia pun akan jadi bersih dan setan dikalahkan. Itu agaknya yang diingat oleh Timothy McVeigh di pagi hari 19 April 1995. Dengan 2.000 kilogram campuran pupuk amonium nitrat dan bahan bakar diesel, yang ia taruh di sebuah truk sewaan, ia meledakkan sebuah bangunan besar di Kota Oklahoma. Gedung itu tempat pemerintah federal berkantor untuk urusan kesejahteraan sosial dan urusan pengawasan tembakau, alkohol, dan senjata api. Bunyi gelegar yang dahsyat pun terdengar, dan Gedung Alfred P. Murrah itu hancur seluruh bagian depannya, dan 168 orang mati, di antaranya anak-anak, dan lebih dari 500 luka-luka. Jerit, tangis, ketakutan, marah, mencekam seluruh Amerika Serikat. Sejarah mencatat bahwa itulah serangan teror terbesar sebelum gedung World Trade Center dihancurkan dua pesawat pada tanggal 11 September 2001. Mark Juergensmeyer, guru besar sosiologi dari Universitas California Santa Barbara, dalam sebuah buku yang ditulisnya dengan teliti, Terror in the Mind of God, menelaah mengapa McVeighyang wajahnya putih cakap, rambutnya cepak rapi, sebagaimana umumnya orang Amerika "tulen"melakukan tindakan yang ganas itu. Dalam penelusuran Juergensmeyer, pemuda ini terpengaruh oleh teologia yang dibawakan oleh gerakan "Christian Identity". Ia menerima selebaran The Patriot Report dari cabang gerakan itu di Arkansas, tapi tak kalah penting: ia membaca buku fiksi The Turner Diaries dengan yakin. Di dalam novel terbitan tahun 1978 ini dikisahkan dengan detail bagaimana sang tokoh me-ledakkan sebuah gedung pemerintah federal, dengan hampir 2.000 kilogram mesiu campuran pupuk amonium nitrat dan bahan bakar diesel. McVeigh, yang menganggap The Turner Diaries buku sucinya, hampir persis meniru sang tokoh novel. The Turner Diaries ditulis oleh "Andrew Macdonald", nama samaran William Pierce, seorang Ph.D. lulusan Universitas Colorado dan pengajar fisika di Universitas Negeri Oregon. Novel itu dengan segera, kata Juergensmeyer, menjadi sebuah karya klasik bawah-tanah: laku cepat 200 ribu eksemplar. Saya tak tahu bagaimana mutunya. Tapi konon di sana digambarkan semacam armagedon: pertempuran para "pejuang kemerdekaan" yang bergabung dalam gerilyawan "the Order" melawan kediktatoran pemerintah Amerika. Perjuangan ini perlu, menurut Pierce, karena Amerika telah diperintah oleh "sekularisme" yang dibangun oleh komplotan Yahudi dan para intelektual progresif untuk menghabisi kemerdekaan "masyarakat Kristen". Gambaran muram dan keras tentang dunia yang seperti itu juga yang dibawakan gerakan "Christian Identity": bagi gerakan ini, Amerika, yang seharusnya merupakan sebuah tanah air Kristen, telah dikepung dan dikuasai oleh "Si Lain". Apa dan siapa "Si Lain" itu bisa bermacam-macam, tapi umumnya dikatakan bahwa musuh itu adalah "Yahudi-dan-PBB" (dan para pemikir "liberal"). Dan seperti umumnya gerakan militan yang menderita pandangan dunia yang penuh syak wasangka, "Christian Identity" membentuk laskar. Seperti Al-Qaidah, ia membangun kamp latihan militer. Tempatnya di Amerika bagian barat-tengah, di perbatasan Oklahoma-Arkansas-Missouri, dan namanya "Endtime Over-comer Survival Training School"sesuatu yang merupakan bagian persiapan mengatasi suasana "akhir zaman". Di dekat kamp itu, rohaniwan mereka, Pendeta Robert Millar, mendirikan Kota Elohim, yang anggota-anggotanya menghimpun senjata untuk menghadapi serangan pemerintah Amerika Serikat. Kamp inilah yang dihubungi McVeigh beberapa saat sebelum ia meledakkan Gedung Alfred P. Murrah. Tuhan dan kekerasan: McVeigh, yang kemudian ditangkap dan dihukum mati, tidak sendiri. Pada tahun 1996 "Christian Identity" mengebom Olimpiade di Atlanta, pada tahun 1999 menembaki sebuah tempat penitipan anak Yahudi, dan sebelum itu pada tahun 1985 Pendeta Michael Brayyang berpikiran sejenis dan diduga menulis buku petunjuk berjudul Army of God (Laskar Tuhan)membakar dan merusak tujuh buah klinik tempat para dokter membantu pengguguran kandungan. Pada tahun 1994, Pendeta Paul Hill menembak mati Dokter John Britton di Florida, setelah beberapa tahun sebelumnya seorang perempuan pengikut Pendeta Bray mencoba membunuh Dokter George Tiller di Kansas. Pendeta Bray kemudian menulis buku untuk menghalalkan kekerasan seperti itu. Judulnya: A Time to Kill. Tuhan dan pembunuhan: mengapa semua ini terjadi, tak cuma di kalangan Kristen dan Islam, tapiseperti dikumpulkan dan ditelaah oleh Juergensmeyerjuga di kalangan Yahudi, Hindu, Sikh, dan Buddha? Penulis Terror in the Mind of God menyimpulkan bahwa agama memang selalu mengandung imajinasi yang membuat pelbagai nilai jadi mutlak; agama dengan itu juga memproyeksikan "perang kosmis". Sementara itu, agama sering membenarkan kekerasan, dan kekerasan memperkukuh agama, yang, dalam kehidupan publik, memberikan mercusuar ke arah tatanan moral. Yang agaknya diabaikan para "laskar Tuhan" itu ialah bahwa tatanan moral itu akan selalu mengimbau seperti surya di pangkal akanan. Kita akan selalu mendapatkan hangat dan cahayanya, dan kita senantiasa berikhtiar ke sana. Tapi mungkinkah mencapai kaki langit itu, menjangkau terang itu, dengan doa, dengan laku, dengan darah, dengan besi, sekalipun? Hidup jadi berarti bukan karena mencapai. Hidup jadi berarti karena mencari. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Mengaku Hater Istilah Aura Magrib di Media Sosial, Naura Ayu: Tolong Edukasi Diri Sendiri

4 menit lalu

Mengaku Hater Istilah Aura Magrib di Media Sosial, Naura Ayu: Tolong Edukasi Diri Sendiri

Naura Ayu menolak tegas istilah 'aura magrib' yang merendahkan warna kulit. Dia menyerukan warganet untuk menghentikan body shaming di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja Poltekpar Makassar dan Dirjen Kebudayaan ke Kazakhstan, Tandatangani MoU dengan IUTH

5 menit lalu

Kunjungan Kerja Poltekpar Makassar dan Dirjen Kebudayaan ke Kazakhstan, Tandatangani MoU dengan IUTH

Poin kesepakatan antara Poltekpar Makassar dan IUTH Kazakhstan meliputi pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, publikasi karya ilmiah dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Siapkan Taman Buah untuk Kebutuhan ASN Jakarta yang Pindah, OIKN: Tempat Healing Work from IKN

6 menit lalu

Siapkan Taman Buah untuk Kebutuhan ASN Jakarta yang Pindah, OIKN: Tempat Healing Work from IKN

Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Safitri mengatakan pembuatan Ruang Hijau Taman Buah Puspantara di Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, salah satunya untuk menyambut para aparatus sipil negara (ASN) dari Jakarta yang akan pindah pada September 2024.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Porli Akan Evaluasi Penyidik Terkait Bebasnya Pegi Setiawan

7 menit lalu

Bareskrim Porli Akan Evaluasi Penyidik Terkait Bebasnya Pegi Setiawan

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri Brigjen Djuhandani menegaskan pihaknya akan mengevaluasi penyidik terkait bebasnya Pegi Setiawan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Terima Aspirasi Usulan Pimpinan DPR Diisi Semua Partai

8 menit lalu

Bamsoet Terima Aspirasi Usulan Pimpinan DPR Diisi Semua Partai

Bambang Soesatyo (Bamsoet), menerima aspirasi dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, agar pimpinan DPR RI mendatang diisi oleh seluruh perwakilan partai politik yang ada di DPR RI.

Baca Selengkapnya

Jasa Raharja Raih Predikat Gold dalam Ajang Bina Mitra UMKM Award 2024

12 menit lalu

Jasa Raharja Raih Predikat Gold dalam Ajang Bina Mitra UMKM Award 2024

Bina Mitra UMKM Award 2024 merupakan ajang penganugerahan yang memberikan apresiasi kepada perusahaan swasta, BUMN, dan perusahaan asing yang berkontribusi dan berperan aktif dalam proses pembinaan mitra UMKM.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Pemuda yang Tewas Misterius di Malang Sempat Tak Pulang 2 Hari

13 menit lalu

Polisi Sebut Pemuda yang Tewas Misterius di Malang Sempat Tak Pulang 2 Hari

Polres Malang mengatakan pemuda yang tewas misterius di rumahnya sempat tidak pulang dua hari.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Jumlah Guru Besar di Indonesia

13 menit lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Jumlah Guru Besar di Indonesia

Bambang Soesatyo (Bamsoet), menerima dukungan dari Persatuan Profesor/Guru Besar Indonesia (PERGUBI) agar dapat segera menyelesaikan proses menjadi Guru Besar/Profesor sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kinerja Pemerintah Raih Opini WTP

21 menit lalu

Bamsoet Apresiasi Kinerja Pemerintah Raih Opini WTP

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja keuangan pemerintah pusat yang kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Baca Selengkapnya

Tiru Liga Inggris, PSSI Hadirkan Refer System untuk Evaluasi Kinerja Wasit di Liga 1 2024-2025

23 menit lalu

Tiru Liga Inggris, PSSI Hadirkan Refer System untuk Evaluasi Kinerja Wasit di Liga 1 2024-2025

Wakil Ketua Komite Wasit PSSI Yoshimi Ogawa mengatakan sistem ini bakal bekerja akurat dan membuat pihaknya bisa memantau performa wasit Liga 1.

Baca Selengkapnya