Pembiaran Serangan di Yogya

Penulis

Rabu, 30 Oktober 2013 01:26 WIB

Betapa lamban polisi menangani kasus penyerangan terhadap kegiatan diskusi di Wisma Santidharma, Godean, Sleman, Yogyakarta. Serbuan yang dilakukan oleh Front Anti-Komunis Indonesia (FAKI) ini tak segera diusut. Pemerintah terkesan membiarkan kelompok yang mengancam kebebasan berkumpul dan berpendapat.

Kepolisian setempat berdalih, pengusutan tertunda karena saksi pelopor belum diperiksa. Alasan ini mengada-ada lantaran polisi juga terlihat berada di lokasi peristiwa pada Ahad, 27 Oktober, tersebut. Saat itu, 10 keluarga korban peristiwa 1965 yang sedang arisan dan reuni diserang oleh FAKI, yang dipimpin oleh Burhan Zainuddin Rusjiman. Empat orang terluka dan harus dibawa ke rumah sakit.

Polisi semestinya langsung memproses kasus tersebut karena bukan delik aduan. Serangan di Sleman itu bahkan dapat dicegah bila kepolisian mau melindungi hak penduduk untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bermasyarakat. Pembiaran terhadap peristiwa itu semakin menunjukkan lemahnya pemerintah dalam menegakkan Pancasila sekaligus UUD 1945. Kebebasan penduduk sipil juga dijamin oleh Konvensi Hak Sipil dan Politik Internasional (ICCPR) yang kita ratifikasi delapan tahun lalu.

Pembiaran terhadap perampasan hak sipil itu juga bukan yang pertama. Pada Desember 2006, setahun setelah ICCPR diratifikasi, sekelompok orang membubarkan diskusi buku bertajuk "Perkembangan Marxisme Internasional" di Bandung. Bukannya menangkap para penyerang, polisi malah memeriksa panitia, narasumber, dan peserta diskusi. Februari lalu, diduga atas desakan kelompok tertentu, malah polisi yang melarang pemutaran film Jagal di Blitar. Film ini bercerita tentang seorang pembantai PKI pada 1965.

Sebenarnya tidak sulit mengatasi kelompok yang berbuat sewenang-wenang itu. Yang diperlukan hanyalah tindakan tegas: pelakunya ditangkap, diperiksa, diadili, dijebloskan ke penjara, dihukum seberat-beratnya sehingga menimbulkan efek jera. Apalagi mereka bukan teroris yang bersembunyi dalam gelap.

Advertising
Advertising

Sikap lunak pemerintah akan membuat publik curiga. Jangan-jangan pemerintah mempraktekkan cara lama untuk memanipulasi situasi politik. Dulu, pemerintah Ode Baru kerap merangkul, menggunakan, atau menciptakan kelompok-kelompok ekstrem untuk kepentingan politis dan ideologis. Saat itu hal tersebut dikenal dengan istilah penggalangan. Di satu sisi, negara stabil dan aman. Tapi di sisi lain, manipulasi ini melahirkan penindasan, terutama terhadap kelompok Islam dan pemikiran kritis.

Tentu kita juga tidak ingin politik manipulasi itu terulang. Pada era demokrasi ini, stabilitas justru akan terjamin bila pemerintah benar-benar menjaga hak setiap warga negara serta hak kebebasan berkumpul dan berpendapat. Itulah pentingnya kepolisian menangani secara serius kasus penyerangan di Wisma Santidharma, dan menyeret para pelakunya ke pengadilan. Tanpa langkah ini, pemerintah akan semakin dicurigai mempraktekkan permainan lama yang berbahaya.

Berita terkait

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

26 menit lalu

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

Menurut IPW, polisi pesta narkoba di Depok harus diberi sanksi lebih berat karena mereka tahu mengonsumsi narkoba itu dilarang.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

1 jam lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

1 jam lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

1 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

1 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

1 jam lalu

AIR 2024 Sukses DIgelar, Kukuhkan Pulau Peninsula Sebagai Destinasi Wisata Olahraga

AIR 2024 mendukung kawasan Nusa Dua, khususnya Pulau Peninsula sebagai salah satu destinasi wisata olahraga menarik di Bali

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

1 jam lalu

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah Rio Reifan berupa narkoba jenis sabu, ekstasi dan obat keras.

Baca Selengkapnya

Begini Taylor Swift Kalahkan The Beatles dalam Perolehan Album Nomor Satu ke-12 di Inggris

1 jam lalu

Begini Taylor Swift Kalahkan The Beatles dalam Perolehan Album Nomor Satu ke-12 di Inggris

Taylor Swift menggemparkan tangga lagu Inggris dengan albumnya The Tortured Poets Department, mengungguli 10 lainnya dan melampaui The Beatles.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

1 jam lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya