Untuk DKI Bebas Korupsi

Penulis

Senin, 4 November 2013 00:21 WIB

Korupsi bisa dilakukan di semua lini, tapi juga bisa dicegah dari semua lini. Rencana pemerintah DKI Jakarta menghambat kenaikan pangkat pejabat yang belum melaporkan hartanya merupakan contoh terbaru tentang perlunya kreativitas dalam membatasi ruang gerak koruptor. Saat ini 52 persen pejabat DKI tercatat belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

LHKPN bisa dipakai untuk mengecek harta pejabat sebelum dan setelah ia menempati posisinya. Penertiban laporan kekayaan semakin penting bagi DKI setelah beberapa pejabat provinsi ini terjerat korupsi. Mereka adalah Raden Suprapto (Kepala Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan), Ridha Bahar (Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Jakarta Pusat), serta Yuswil Iswatara (Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Jakarta Selatan). Raden menjadi tersangka suap perizinan. Adapun Ridha dan Yuswil diduga terlibat korupsi pengadaan kamera pengawas. Ketiganya telah diberhentikan dari jabatannya.

Sudah sering jadi omongan, Pemerintah DKI adalah salah satu sarang koruptor. Itu sebabnya Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama diberi tugas oleh Gubernur Jokowi untuk memelototi anggaran. Gebrakan sudah dilakukan, misalnya mengunggah video rapat-rapat anggaran ke situs sosial YouTube agar dilihat orang banyak. Ahok juga telah meminta anggaran DKI dipotong 25 persen agar lebih efisien.

Adagium purba mengatakan korupsi terjadi karena ada niat dan kesempatan. Inilah yang ditangkal oleh Jokowi-Ahok. Unsur kesempatan direduksi dengan memperkuat unsur pengawasan. Terhadap mereka yang membandel, diambil langkah tegas: pemecatan. Mereka yang diberhentikan lalu diganti dengan pejabat yang lebih baik atau kandidat lain hasil lelang jabatan. Konsep yang terakhir ini merupakan upaya mengubah persepsi bahwa jabatan adalah sesuatu yang diperoleh dengan urut kacang-sehingga yang korup dan tak berprestasi pun jika sampai waktunya akan naik posisi.

Wakil Gubernur Ahok telah pula menggagas perlunya pembatasan transaksi tunai. Ide ini, untuk penerapan di tingkat nasional, telah disampaikan sejumlah aktivis antikorupsi, tapi mentok, karena membutuhkan persetujuan pemerintah dan DPR. Memang perlu diskusi lebih lanjut untuk mewujudkan ide ini di kawasan DKI saja. Meskipun tak mudah, niat baik itu sebaiknya disambut.

Advertising
Advertising

Terobosan demi terobosan sudah semestinya dilakukan untuk membatasi ruang gerak koruptor. Daripada mengeluhkan konsumerisme dan akhlak penyelenggara negara yang merosot hingga korupsi merebak, lebih baik membuat sistem pelaporan keuangan yang transparan. Ketimbang ngomel soal anak buah yang menilap uang perjalanan dinas, lebih baik membuat traktat kerja sama dengan maskapai penerbangan agar melaporkan setiap perjalanan dinas yang mencurigakan.

Korupsi bisa terjadi di segala lini, tapi juga bisa dicegah dari pelbagai lini. Dalam hal ini, kreativitas adalah kata kunci.

Berita terkait

Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK SNBT di UPN Jakarta: Abadikan Momen dengan Foto

5 menit lalu

Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK SNBT di UPN Jakarta: Abadikan Momen dengan Foto

Tak sedikit keluarga yang menemani peserta UTBK SNBT 2024 di UPN Jakarta.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

14 menit lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Profil Byun Baekhyun EXO, Anggota EXO dan Pemimpin Super M yang Menapaki 32 Tahun

18 menit lalu

Profil Byun Baekhyun EXO, Anggota EXO dan Pemimpin Super M yang Menapaki 32 Tahun

Byun Baekhyun EXO lahir pada 6 Mei 1992 di Bucheon, Korea Selatan. Ia populer sebagai vokalis utama grup EXO. Kini ia sedang memimpin SuperM.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

26 menit lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

32 menit lalu

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

40 menit lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

44 menit lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Darwin Nunez Hapus Foto Liverpool di Instagram, Kode Hengkang Akhir Musim?

45 menit lalu

Darwin Nunez Hapus Foto Liverpool di Instagram, Kode Hengkang Akhir Musim?

Penyerang Liverpool Darwin Nunez diisukan masuk dalam radar Barcelona untuk menggantikan Robert Lewandowski musim depan.

Baca Selengkapnya

PNM Mekaar Mendukung Penuh Karir dan Bakat Pegawainya

49 menit lalu

PNM Mekaar Mendukung Penuh Karir dan Bakat Pegawainya

PNM Mekaar beri dukungan pengembangan karir dan bakat bagi semua insan PNM.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

52 menit lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya