Kecelakaan Heli yang Terulang

Penulis

Sabtu, 16 November 2013 01:55 WIB

Kecelakaan helikopter militer terus saja berulang. Serangkaian insiden itu seharusnya membuat TNI melakukan investigasi mendalam. Sebab, jika dibiarkan, hal ini bisa mengancam rencana besar membangun sistem peralatan dan persenjataan yang tangguh.

Tragedi terbaru menimpa helikopter jenis Mi-17. Heli ini jatuh dan terbakar saat mendarat di pos perbatasan RI-Malaysia di Malinau, Kalimantan Utara, Ahad lalu. Kecelakaan itu merenggut 13 nyawa dan membuat enam orang terluka parah.

Dari insiden ini, muncul kecurigaan bahwa heli buatan Rusia yang dioperasikan sejak 2011 itu tak terawat. Salah satu buktinya, 2 Agustus lalu pintu heli ini copot saat mengudara di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Serpihannya menghantam rumah penduduk dan mobil yang diparkir. Untung saja saat itu tak ada korban jiwa.

Kejadian berikutnya pada 11 Oktober, Mi-17 yang punya daya angkut 36 penumpang itu mendarat darurat tak jauh dari Bandar Udara Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Sampai sekarang belum diketahui pemicu teknis copotnya pintu dan alasan pilot mendarat darurat di Okbibab.

Penyebab kecelakaan yang terakhir, yakni di Malinau, memang belum bisa disimpulkan. Penyelidikan atas peristiwa itu masih berlangsung. Ada dugaan, terdapat kesalahan dalam penggunaan alat pada helikopter. Namun TNI menyangkal hal itu. Mereka juga membantah tudingan adanya kerusakan pada mesin helikopter. Institusi ini menyalahkan adanya angin kencang sehingga membuat heli kehilangan kendali saat mendarat.

Advertising
Advertising

Serangkaian insiden itu membuat kita prihatin. Heli tempur Mi-17 merupakan salah satu prioritas dalam program peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Fungsinya menggantikan heli kuno, seperti Super Puma, Bolkow, Bell, dan Twinpack. Di antara heli-heli itu, ada yang dibuat pada 1979. Catatan penting, heli tua tersebut seluruhnya pernah mengalami insiden.

Keberadaan Mi-17 rupanya mengalami nasib sama. Heli yang dianggap andal karena sanggup menjelajah medan berat dan menjangkau pulau terpencil ini masuk catatan alutsista yang celaka di wilayah Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko tak cukup membentuk tim investigasi yang tugasnya hanya mencari tahu penyebab jatuhnya Mi-17.

Jika ditemukan fakta bahwa heli-heli itu memang tak layak terbang karena kurangnya perawatan, Moeldoko harus berani mengandangkan semua Mi-17 yang tersisa. Langkah ini perlu diambil guna mencegah bertambahnya korban jiwa.

Yang lebih penting lagi, TNI jangan cuma jago membuat anggaran untuk membeli peralatan baru. Mereka juga harus menyediakan bujet pemeliharaan yang memadai. Apa gunanya memiliki helikopter atau pesawat canggih tapi tak bisa terbang karena pemeliharaannya ala kadarnya?

TNI seharusnya bisa meyakinkan Dewan Perwakilan Rakyat ihwal pentingnya anggaran pemeliharaan. Ini agar anggaran militer tak terus-menerus dipangkas. Sungguh menyedihkan melihat Indonesia, negara dengan wilayah luas, hanya dijaga menggunakan peralatan militer yang "ala kadarnya". Bandingkan dengan negeri tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, yang punya pesawat tempur dan peralatan terbaru. Negeri ini butuh armada militer yang kuat. Karena itu, TNI dan DPR seharusnya duduk bersama untuk mewujudkannya melalui anggaran yang memadai.

Berita terkait

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

50 detik lalu

Saat Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah di Sidang MK

Hakim MK Anwar Usman digantikan Guntur Hamzah dalam sidang sengketa pileg di panel tiga, karena melibatkan perkara Partai Solidaritas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

1 menit lalu

Berikut Lokasi Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 di UNJ dilaksanakan di sejumlah titik.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

9 menit lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

10 menit lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

13 menit lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

21 menit lalu

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

21 menit lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Ini 8 Lokasi Nobar Gratis Piala Asia U-23 di Jakarta Nanti Malam

21 menit lalu

Ini 8 Lokasi Nobar Gratis Piala Asia U-23 di Jakarta Nanti Malam

Berikut delapan lokasi nobar gratis pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan, Piala Asia U-23 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

21 menit lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

24 menit lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya