Efek Busway Kick

Penulis

Minggu, 17 November 2013 21:05 WIB

Gerakan busway kick bukanlah perbuatan iseng dan asal menantang. Tindakan ini perlu dipahami sebagai bentuk protes pengguna angkutan umum yang terampas haknya. Pemerintah tidak bisa terus-menerus memanjakan pengguna kendaraan pribadi yang menjadi biang kemacetan di Jakarta.

Busway kick bermula dari kemarahan penumpang di halte bus Transjakarta. Mereka mengacungkan jempol secara terbalik sembari mengayunkan kaki kepada para penerobos busway. Menurut Muhammad Daivi, 62 tahun, pelopor gerakan itu, tindakan ini dilakukan lantaran jalur khusus transportasi publik dirampok para pengendara sepeda motor dan mobil. Karena tak punya wewenang menilang dan mensterilkan busway, ia hanya bisa membuat protes kreatif yang dikampanyekan lewat media sosial.

Di era pers bebas dan mudahnya media sosial menyebarkan segala isu, protes sipil seperti busway kick niscaya mudah menular. Ketika kemacetan lalu lintas semakin menjadi-jadi dan membuat frustrasi, sedangkan penerapan aturan sterilisasi busway lengkap dengan ancaman denda tak bergigi, busway kick bisa menjadi gerakan massal dan masif. Apalagi bila komunitas penumpang bus TransJakarta dan orang yang punya keberpihakan pada masalah transportasi publik kemudian bergerak mengkampanyekan protes ini.

Itulah cara alternatif memperbaiki keadaan. Sebelumnya juga muncul gerakan "reresik sampah virtual" yang memiliki misi membersihkan lingkungan dari iklan komersial dan politik yang mengganggu ruang publik serta ruang terbuka hijau. Gerakan yang bermula dari Yogyakarta ini pun meluas ke wilayah sekitarnya. Foto-foto iklan politik yang merusak pemandangan di berbagai kota disebarkan melalui berbagai kanal media sosial.

Gerakan busway kick juga menggambarkan kesenjangan antara kebijakan pemerintah dan keinginan khalayak. Pemerintah pusat dan pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota terlalu lamban membenahi Jakarta. Sedangkan publik sudah lama mengimpikan sebuah kota metropolitan yang ideal. Orang membayangkan adanya angkutan umum terpadu yang murah, layak dan aman, serta trotoar yang nyaman, bahkan ada jalur buat sepeda.

Advertising
Advertising

Keadaan Jakarta jauh dari impian itu. Pemerintah DKI kewalahan mengatur arus mobil pribadi dan sepeda motor yang setiap hari selalu bertambah. Tak ada upaya dari pemerintah pusat untuk mengendalikan pertumbuhan mobil pribadi. Kebijakan yang dilakukan malah sebaliknya: memanjakan mereka dengan bensin bersubsidi dan pajak yang relatif rendah. Belakangan pemerintah malah meluncurkan proyek mobil murah.

Angkutan umum justru dianaktirikan. Tak ada kebijakan yang memberikan fasilitas kepada perusahaan angkutan umum agar tumbuh sehat dan sanggup menyediakan bus yang layak. Masalah ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di kota-kota sekitarnya, seperti Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang.

Gerakan busway kick tidak bisa disepelekan, karena bisa berdampak luas. Pemerintah harus secepatnya membenahi angkutan umum yang menjadi hajat hidup orang banyak.

Berita terkait

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

2 menit lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 menit lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

5 menit lalu

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

Aktor Haykal Kamil berpesan kepada Timnas U-23 untuk menjaga mental mereka menjelang pertandingan Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia vs Irak

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

6 menit lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Susunan Pemain Timnas U-23 Irak vs Indonesia, Justin Hubner Jadi Kapten Gantikan Rizky Ridho

11 menit lalu

Susunan Pemain Timnas U-23 Irak vs Indonesia, Justin Hubner Jadi Kapten Gantikan Rizky Ridho

Justin Hubner ditunjuk Shin Tae-yong menjadi kapten dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

13 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Bergabung ke Koalisi Prabowo, Gibran: Semuanya Baik-Baik Saja

PKS memang belum membuat keputusan resmi akan bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

15 menit lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

17 menit lalu

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

Terletak di jantung Gurun Namib yang terpencil, Big Daddy Dune menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Namibia.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

17 menit lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

27 menit lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya