Demokrat dan Skandal Migas

Penulis

Selasa, 3 Desember 2013 21:30 WIB

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi tak perlu ragu membongkar tuntas kasus suap Rudi Rubiandini. Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ini tentu tak bermain sendiri. Banyak tokoh penting diindikasikan terlibat, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat.

Rudi, yang juga mantan Wakil Menteri ESDM, diduga menerima suap US$ 900 ribu dari Simon Gunawan Tanjaya, petinggi PT Kernel Oil Indonesia. KPK telah menetapkan Rudi dan Simon sebagai tersangka. Pelatih golf Rudi, Deviardi, yang dituduh menampung setoran perusahaan migas, pun dijerat.

Belum lama ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik diperiksa untuk kasus yang sama. Kendati KPK hanya memanggilnya sebagai saksi, diharapkan langkah ini mengarah ke pengusutan lebih jauh. Apalagi, ajudan Sang Menteri, I Gusti Putu Ade Pranjaya, yang merupakan saksi penting, telah dicegah ke luar negeri.

Jero, yang juga Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat, jelas disorot. Sulit membayangkan ia tidak tahu-menahu praktek kotor di SKK Migas. Posisinya amat sentral karena ia menjadi Ketua Komisi Pengawas SKK Migas. Sebagai Menteri ESDM, ia juga atasan sekretaris jenderal kementerian ini, Waryono Karno, yang telah dicegah pergi ke luar negeri. Waryono dicurigai karena penyidik KPK menemukan uang US$ 200 ribu di ruang kerjanya, yang diduga suap.

KPK semestinya tak sulit mengungkap teka-teki duit di ruang kerja Waryono. Begitu pula mengusut keterlibatan Ketua Komisi Energi DPR Sutan Bhatoegana. Kepada penyidik KPK, Rudi mengaku diminta Sutan menyiapkan hadiah hari raya untuk anggota DPR. Rudi pun menugasi Deviardi mengumpulkan dana. Duit US$ 300 ribu kemudian diperoleh dari Simon. Sebanyak US$ 200 ribu dari uang itu diberikan Rudi kepada Sutan melalui anggota Komisi Energi dari Fraksi Demokrat, Tri Yulianto.

Terseretnya nama pejabat dan politikus dari Partai Demokrat dalam kasus Rudi tentu bukan kebetulan. Selama ini Kementerian ESDM-termasuk SKK Migas-seolah menjadi jatah Demokrat. Partai lain, seperti PKS, memegang pos berbeda, antara lain Kementerian Pertanian. Jangan heran bila skandal suap kuota impor sapi di kementerian ini kemudian menyeret banyak tokoh PKS.

Advertising
Advertising

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, seharusnya malu. Ia tampak kedodoran mencegah korupsi yang merajalela di lingkungan kabinet dan di partainya sendiri. Sebelumnya, Partai Demokrat diguncang oleh skandal korupsi proyek Hambalang, proyek Wisma Atlet, dan proyek kampus, yang membuat popularitas partai ini merosot tajam. Janji memerangi korupsi pun menjadi jargon semata.

Itu sebabnya peran KPK menjadi amat penting dalam memberantas korupsi-termasuk membongkar tuntas suap di SKK Migas. Tanpa upaya ini, mustahil mewujudkan politik dan pemerintahan yang bersih.

Berita terkait

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

8 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Manchester United Kalah 0-4 di Markas Crystal Palace, Christian Eriksen Sebut Sebuah Kekecewaan Besar

Manchester United mendapat malu dan kalah 0-4 di kandang Crystal Palace pada pertandingan pekan ke-36 Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

23 menit lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

23 menit lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

23 menit lalu

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

Selama periode Met Gala 2024, Hotel The Mark menerima sekitar 60 tamu

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

1 jam lalu

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

Waskita Karya telah merampungkan 2 dari 12 proyek IKN yang tengah dibangun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

2 jam lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

3 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

3 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

4 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya