Sterilisasi Stasiun Kereta

Penulis

Rabu, 4 Desember 2013 21:05 WIB

Suka atau tidak, PT Kereta Api Indonesia berhak secara sepihak menertibkan stasiun. Di antara tindakan penertiban itu termasuk pembersihan peron dan lingkungannya dari pedagang, serta penutupan perlintasan "jalan tikus". Siapa pun yang keberatan mesti belajar menghadapi kenyataan bahwa ada kawasan yang penggunaannya memang diatur eksklusif. Stasiun masuk kategori ini.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian memuat ketentuan tentang area-area yang tak bisa sembarangan dimasuki publik. Atas dasar ini pula, PT KAI mensterilkan stasiun-stasiun di lintasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, yang bertujuan memusatkan jalan keluar-masuk di satu pintu, berkaitan dengan diberlakukannya tiket elektronik. Sebelumnya, stasiun sudah mirip pasar saja. Dan karena ada banyak sudut terbuka, baik orang berkarcis maupun tidak sama-sama bisa masuk.

Pelanggaran yang ditenggang selama bertahun-tahun itu menyulitkan upaya mengembalikan pengoperasian stasiun secara normal. Sudah merupakan pengetahuan umum, di banyak stasiun yang berdampingan dengan perkampungan, terdapat "jalan tikus". Biasanya ini adalah jalan pintas yang menghubungkan perkampungan dengan wilayah lain "di balik" stasiun. Jalan ini memungkinkan orang secara ilegal memasuki area stasiun.

Di perkampungan dekat Stasiun UI, Depok, misalnya, ada Jalan Pepaya. Jalan ini memungkinkan orang memintas, melalui Stasiun UI, menuju Universitas Indonesia atau sebaliknya ke Jalan Margonda. Warga setempat juga tak perlu memutar jauh untuk mengakses stasiun ataupun kampus UI. Sterilisasi stasiun mengakibatkan jalan-jalan seperti ini ditutup.

Betapapun kelirunya keberadaan "jalan tikus", bisa dipahami jika warga setempat memprotes penutupannya. Yang sulit diterima pikiran waras, dalam sterilisasi Stasiun UI, adalah ancaman yang menyertai protes. Seorang yang mengklaim sebagai anggota Front Pembela Islam Depok mengultimatum akan membakar stasiun jika Jalan Pepaya tak juga dibuka. Pembakaran, jika memang dilakukan, hanya akan menimbulkan kerugian umum--perjalanan orang-orang yang biasa bermula dari Stasiun UI terpaksa beralih ke stasiun lain.

Sejauh ini PT KAI tak goyah pada pendiriannya, tetap menutup akses Jalan Pepaya. Demi menghindarkan anarkisme, ada baiknya PT KAI berupaya merangkul Pemerintah Kota Depok. Bagaimanapun, soal jalan akses di luar area stasiun adalah urusan pemerintah kota.

Advertising
Advertising

Tanpa diajak pun semestinya tak ada perkara yang mencegah Pemerintah Depok mendekati PT KAI dan, terutama, warga perkampungan di sekitar Jalan Pepaya. Langkah ini malah sebenarnya bisa dilakukan lebih awal. Sayangnya, inisiatif seperti ini bukan tindakan yang populer; sering hal ini terjadi semata karena belenggu prinsip sempit "bereskan urusanmu, kalau bisa sekalian urusanku".

Kalaupun prinsip itu hendak dipegang hidup-mati, Wali Kota Depok toh tetap punya tugas mendidik warganya mematuhi aturan perkeretaapian.

Berita terkait

XDefiant, Game Shooter Saingan Call of Duty Siap Rilis Bulan Ini

1 menit lalu

XDefiant, Game Shooter Saingan Call of Duty Siap Rilis Bulan Ini

Ubisoft akan merilis musim pertama Xdefiant, game tembak menembak berkelompok, melalui Ubisoft Connect.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

4 menit lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Konser B.I di Jakarta 15 Juni 2024: Harga Tiket dan Benefitnya

5 menit lalu

Konser B.I di Jakarta 15 Juni 2024: Harga Tiket dan Benefitnya

Rapper Korea Selatan, Kim Han Bin atau B.I akan kembali konser di Jakarta. Tiket dijual dengan harga mulai Rp 1 jutaan dengan beragam benefit.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

6 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

7 menit lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

13 menit lalu

Proliga 2024 Sudah Lewati Pekan Kedua: Simak Rekap Hasil, Klasemen, dan Jadwal Berikutnya

Kompetisi bola voli Proliga 2024 sudah melewati pekan kedua. Simak rekap hasil, jadwal berikut, dan klasemennya.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

14 menit lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

15 menit lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

20 menit lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

22 menit lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya