Antyo Rentjoko,
Bekas Narablog, @PamanTyo
September ini ada 14 hari peringatan; menjadi 15 kalau ditambah Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965. Ya, dua hari sekali ada hari peringatan. Apakah semua orang ingat setiap hari peringatan? Apakah kaum yang diperingati oleh si hari juga ingat dan peduli--apa pun maknanya bagi setiap kaum?
Rabu, 24 September, adalah Hari Tani. Oh, Hari Tani Indonesia atau Hari Tani Nasional? Yang muncul dalam arsip kabar, dan ternyatakan dalam Wikipedia Indonesia, adalah Hari Tani Nasional. Para petani mungkin tak hirau, kecuali yang aktif di kelompok tani dan berjejaring dengan rekan sekaum lintas wilayah.
Tentu sudah sepantasnya jika pemerhati pertanian mengingatkan akan sejumlah hal untuk menyambut Hari Tani Nasional. Mereka tak hanya punya data, tapi juga timbunan kognisi disertai perangkat analitis sehingga dapat menyodorkan perspektif. Misalnya Khudori yang kerap menulis di Koran Tempo.
Hari Tani akan menarik jika diisi seliweran pendapat bernas tentang ketahanan pangan, menanggapi politik pangan pemerintahan Jokowi-Kalla. Masyarakat umum, terutama yang pemakan nasi, diharapkan dapat becermin kenapa bergantung pada beras sehingga harus mengimpornya.
Akan lebih menarik jika ada paparan dari ahli gizi Dokter Tan Shot Yen yang menganggap obat adalah racun sehingga dia tak ringan tangan meresepkannya. Tan berpandangan kritis terhadap asupan nasi, terigu, dan pati (singkong, kentang, ubi, jagung, talas) karena dapat menjadi sumber penyakit, misalnya diabetes.
Tentang hari peringatan apa pun, sebenarnya untuk apa diperingati? Jawaban paling mudah, serupa logika anak SD, adalah supaya tidak lupa. Adakah ruginya jika sampai lupa, bahkan tak pernah tahu? Jawabannya bisa panjang, apalagi bila dari pihak yang berkepentingan. Bingkai kesadaran historis pasti dikedepankan.
Jika suatu hari peringatan itu berlingkup nasional, dapatlah diandaikan bahwa yang berkepentingan bukan hanya pihak yang merayakannya. Misalnya 1 September sebagai Hari Polisi Wanita. Ini bukan soal istilah apa bedanya "wanita polisi", "perempuan polisi", dan "polwan"--apakah itu sebentuk dengan perbedaan "wanita pelukis" dan "pelukis wanita"? Ini soal apakah maknanya bagi masyarakat. Boleh saja ternyata survei mengatakan masyarakat (pria) banyak butuh tambahan polisi cantik.
Baiklah, itu tadi hari peringatan kedinasan. Anggap saja itu kemauan pemerintah dan korps instansi. Ada juga hari peringatan karena kesadaran adab gaul mondial, misalnya Hari Aksara Internasional pada 8 September. Bagaimana dengan 4 September sebagai Hari Pelanggan Nasional? Apakah semua orang peduli dan merayakannya, terutama sebagai pelanggan?
Ada pula yang ditetapkan sepihak dan disambut hangat oleh pihak-pihak yang berkepentingan, lalu setelah lima tahun kurang bergema. Itulah Hari Blogger Nasional bulan depan, yang dulu ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI Muhammad Nuh dalam Pesta Blogger 27 Oktober 2007.
Apakah sebuah hari peringatan harus merujuk ke pemerintah atau pejabat? Pada 7 September lalu, khalayak ramai memperingati satu dasawarsa hari wafatnya pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib, yang meninggal dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam. Publik punya kalender sendiri.
Berita terkait
Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan
8 hari lalu
Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".
Baca SelengkapnyaIngin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra
12 hari lalu
Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya
47 hari lalu
Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.
Baca Selengkapnya3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta
54 hari lalu
Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir
5 Februari 2024
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN
5 Februari 2024
Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDebat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?
2 Februari 2024
Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya
24 Januari 2024
Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.
Baca SelengkapnyaMengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya
23 Januari 2024
Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre
18 Januari 2024
Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul
Baca Selengkapnya