Angkringan

Penulis

Selasa, 23 September 2014 00:38 WIB

Heru Priyatmoko,
Pengamat Sejarah Solo

Kalau perut warga Jakarta diselamatkan oleh kehadiran warung tegal, perut masyarakat Yogyakarta dan Solo dibuat aman berkat adanya angkringan atau hik. Di warung jenis inilah penghuni Kota Gudeg dan Kota Bengawan bisa makan secukupnya dengan merogoh kocek kurang dari sepuluh ribu rupiah.

Menurut riwayatnya, penyebutan "angkringan" bermula dari kata "nangkring", yaitu pantat duduk di kursi panjang di depan gerobak, tubuh menghadap ke aneka rupa jajanan, dan kaki berayun sembari nglaras (santai). Sedangkan istilah "hik" berasal dari suara penjajanya yang menawarkan dagangan sewaktu berkeliling. Dulu, sebelum beralih memakai gerobak dan mangkal di pinggir jalan, hik dibawa oleh penjualnya dengan cara dipikul dan keluar-masuk kampung menyapa pembeli.

Angkringan, seperti halnya warteg bagi orang Jakarta, adalah elemen kota yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Di tengah ramainya restoran dan rumah makan internasional, semacam KFC, McDonald, dan Pizza Hut, angkringan dengan segala jenis jajanannya yang sederhana tetap mampu berkontribusi terhadap perkembangan kota. Angkringan berhasil menggeliatkan perekonomian di level bawah. Malahan, ia menjadi juru selamat warga yang berkantong cekak. Dengan kocek terbatas, kita dapat menikmati sego kucing yang menjadi ciri khas angkringan. Hidangan tersebut mirip dengan nasi yang disorongkan untuk kucing, baik segi kuantitas maupun kualitasnya. Nasinya hanya sekepal, berlauk ikan bandeng disertai sambal secuil (sak ndulit).

Kenyataan yang menggembirakan, belakangan ini, hik makin merebak laksana rumput kala musim hujan. Ditinjau dari perspektif ekonomi, angkringan bagus untuk dijadikan solusi pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, menimbang usaha tersebut tidak memerlukan ijazah, skill berlebihan, dan modal uang sekarung.

Bagi kalangan wong cilik, angkringan merupakan peluang kerja baru yang cukup menggiurkan. Bahkan kini banyak pengusaha yang mengembangkan bisnis angkringan yang dikemas menjadi kafe di dalam rumah. Konsumennya ialah kelas menengah ke atas, dan tentunya dengan harga yang berbeda dengan angkringan yang asli.

Di angkringan, kita menemukan kebebasan. Dari tukang becak, kuli bangunan, sopir truk, mahasiswa, sampai juragan memakan camilan kacang goreng, klepon, jadah, dan menyeruput wedang teh yang ginastel (manis-panas-kental). Tiada yang bakal menegur meski mereka mengenakan sarung, sandal jepit, dan celana kolor.

Beda dengan di mal atau restoran. Orang berpakaian seperti itu pasti "dihadiahi" tatapan aneh oleh pengunjung lainnya. Mereka yang nangkring di angkringan juga tak perlu risih meski baru bangun dari tidur dan rambut tanpa disisir. Bersantap di hik tak memerlukan formalitas, atribut, atau aturan yang macam-macam sebagaimana di mal.

Bukan hanya itu, suasana yang ditawarkan hik acap bikin pengunjung betah. Kendati wedang mereka sudah dingin, hati masih terasa hangat untuk ngobrol ngalor-ngidul, dari urusan politik sampai problem rumah tangga. Demikianlah, angkringan berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat kota lintas kelas. Juga menjadi identitas kota. Melalui angkringan, wong cilik bergerak menjadi aktor sejarah dan dinamo penggerak ekonomi di tingkat lokal. Dan pantaslah mereka diabadikan dalam album sejarah kota!

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

9 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

11 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

16 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

18 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

18 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

23 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

23 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya