Sokrates

Penulis

Senin, 2 September 2002 00:00 WIB

JIKA filsafat hanya dimulai dengan kepala yang jernih, kenapa Sokrates menjadi penting di tahun-tahun kemerosotan Athena? Jawabnya karena orang berpikir bukan saja karena otak yang cemerlang, tapi karena tulang kering yang sakit. Ketika sebuah negeri yang demokratis kalah oleh sebuah Sparta yang militeristis, mau tak mau ratusan pertanyaan pun muncul. Apa artinya kebebasan, sebenarnya? Apa artinya kekuasaan? Apa artinya "kuat" dan "lemah"? Pada tahun 404 sebelum Masehi itu, ketika Athena akhirnya menyerah, perang yang terjadi sebenarnya bukan perang yang mudah bagi Sparta. Selama sepuluh tahun, seraya dirundung krisis, Athena mampu bertahansebuah bukti ketangguhan demokrasi sebenarnya. Tapi Sparta menunjukkan bahwa demokrasi cuma sebuah hiruk-pikuk; yang menang adalah yang kuat, dan yang kuat adalah yang mampu membangun regimentasi masyarakat, dalam kesiagaan dan disiplin seperti sebuah barak tentara. Maka tak mengherankan bila setelah Athena kalah, demokrasi dihapuskan di negeri itu. Oligarki pun ditegakkan dengan dukungan sang penakluk. Tapi krisis tak selesai. Para penguasa baruleluasa dari keharusan memperbincangkan keputusan politik di sebuah majelispunya kans untuk menyita harta para saudagar yang tak mereka sukai, merampok kuil-kuil, mengirim 5.000 kaum demokrat ke pembuangan, dan membunuh 1.500 yang lain. Kegilaan seperti itu tak berumur lama. Pada tahun 403 SM, perlawanan dari bawah berhasil, dan oligarki pun digantikan oleh demokrasi. Yang menarik ialah bahwa para penguasa demokrasi yang menang inilah yang empat tahun kemudian menghukum mati Sokrates. Ada yang mengatakan bahwa hal ini dilakukan oleh karena Anytus, pemimpin kaum demokrat, menganggap Sokrates telah meracuni anak kandungnya, seorang pemuda yang kemudian hidup dengan sikap skeptis, tak menghormati lagi orang tua dan para dewa. Juga Anytus tahu Sokrates tak menyukai demokrasi. Demokrasi mengandalkan demos, orang ramai yang memang, sebagai massa, bukan sebuah kekuatan untuk berpikir, melainkan kekuatan untuk mendesak. Sokrates tentu saja melupakan bahwa di setiap pertanyaan filsafat sebenarnya membayang sebuah desakanyang melahirkan dan dilahirkan oleh kerisauan orang banyak. Tapi Anytus juga melupakan bahwa sikap skeptis tak berhenti pada tahun 399 SM. Ia juga tak menyadari bahwa anaknya bukanlah satu-satunya yang jadi menyeleweng karena Sokrates dan rangkaian pertanyaannya. Ketika Sokrates meninggal karena dihukum meminum racun, Plato berumur 30 tahun. Orang muda yang tampan dan agak tambun ini pandai dalam matematika serta puisi. Ia sebenarnya punya kesempatan untuk memilih karir dalam politik. Garis keturunan ayah dan ibunya, para aristokrat, membuka pintu ke sana, dan sebagai warga ia pernah membuktikan diri menjadi prajurit yang berani dalam tiga peperangan. Tapi pada umur 20 tahun, ia bertemu dengan seorang tua bertampang buruk yang bernama Sokrates, teman dari pamannya, Charmides. Sokrates tidak menawarkan apa-apa selain kemuskilan yang lazim disebut sebagai filsafat. Plato pun memutuskan untuk mengikuti orang yang tak suka bersandal atau bersepatu ini. Hampir dua setengah millennia kemudian kita tahu bahwa keputusan itulah yang menyebabkan dunia mempunyai seorang pendahulu filsafat yang tak ada bandingannya. Plato juga yang merawat kenangan tentang Sokrates. Bagaimanapun, ada yang memikat pada diri laki-laki berbibir tebal dan berhidung lebar yang lahir sebagai anak pemahat ini. Ia arif dan baik budi, tapi yang penting ialah bahwa ia telah menyebabkan hidup anak-anak muda seperti Plato mempunyai makna. Baginya, begitulah kata-katanya yang termasyhur, "Sebuah kehidupan yang tak diamati dan direnungkan tidaklah berharga bagi seorang manusia." Maka setiap kali ia akan bersoal-jawab mengenai apa yang menyangkut hidup. Ia akan mempersoalkan apa yang alim, apa yang tak alim, apa yang adil, apa yang tak adil, apa yang sehat, dan apa yang gila, apa keberanian, apa pula kepengecutan, apa kodrat pemerintahan atas manusia, dan apa pula kualitas serta keterampilan memerintah. Ia akan bangun pagi-pagi dan berangkat ke pekan, ke gimnasium, ke palaestra, ke bengkel para tukang, dan entah apa lagi. "Bukankah jalan menuju ke Athena dibuat untuk tempat bercakap-cakap?" tanyanya. Jalanan sebagai tempat mengamati dan merenungkan kehidupansaya kira itu yang membuktikan bahwa Sokrates, yang tak menyukai demokrasi, menjalankan cara berfilsafat yang sebenarnya bertolak dari sejarah yang melahirkan demokrasi: tulang kering yang sakit terpacak di permukaan bumi. Sebab itulah saya teringat akan Sokrates ketika saya melihat sesuatu yang luar biasa: pekan lalu, di Jakarta, di ruang yang sederhana di Teater Utan Kayu, lebih dari seratus anak muda, berusia 25 sampai 35 tahun, berjejal dan bertahan duduk di lantai selama tiga jam untuk mendengarkan ulasan tentang Ibn Rush atau Habermas, filsafat, setiap malam, selama tiga hari berturut-turut. Tentu Indonesia kini bukan sebuah Athena, juga bukan sebuah negeri yang kalah perang. Tapi ia, seperti Athena, sebuah negeri yang mencoba mengembalikan kemerdekaan bersuara dan berpikir, sementara krisis dan perasaan sedang-runtuh merundungnya. Maka ia pun menjadi sebuah negeri 220 juta pertanyaan. Apakah yang adil dan yang tak adil? Apa artinya kebebasan, sebenarnya? Apa artinya kekuasaan? Apa artinya "kuat" dan "lemah"? Benarkah Tuhan berperan dalam persoalan ini? Tapi pertanyaan seperti itu adalah sesuatu yang mengandung kepedulian dan kecerdasan. Maka sebuah bangsa jangan-jangan menyembunyikan harapan sebenarnya ketika justru di tengah krisis, anak-anak muda masih berani bertanya dan mencari jawab. Sebab di perjalanan yang rumit itu, mereka umumnya, gagal ataupun berhasil, akan tumbuh dalam kearifan, dan maju dalam kematangan. Goenawan Mohamad

Berita terkait

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

1 menit lalu

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

Terdapat ratusan purna aktivis dan DKC Kabupaten Kediri yang hadir dalam acara reuni

Baca Selengkapnya

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Posisi 3 Piala Asia U-23 2024 Kamis 2 Mei, Kejar Tiket ke Olimpiade Paris 2024

1 menit lalu

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Posisi 3 Piala Asia U-23 2024 Kamis 2 Mei, Kejar Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memotivasi timnas U-23 Indonesia usai kalah di semifinal Piala Asia U-23 2024 untuk kejar tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

3 menit lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 menit lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 menit lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

4 menit lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Pemkot Batam Wajibkan Penggunaan Fuel Card 5.0 untuk Pembelian Pertalite, Apa Itu?

4 menit lalu

Pemkot Batam Wajibkan Penggunaan Fuel Card 5.0 untuk Pembelian Pertalite, Apa Itu?

Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, memperkenalkan sistem pengendali pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut dengan Fuel Card 5.0

Baca Selengkapnya

Misteri Keberadaan Polisi Satlantas Polres Manado Brigadir RA di Jakarta, Cuti atau BKO?

4 menit lalu

Misteri Keberadaan Polisi Satlantas Polres Manado Brigadir RA di Jakarta, Cuti atau BKO?

Polisi menyebut Brigadir RA di Jakarta dalam rangka cuti, namun keluarga menyebut anggota Satlantas Polres Manado itu dapat penugasan BKO.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

11 menit lalu

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

Presiden Jokowi menerima lawatan Chief Executive Officer Microsoft untuk membahas investasi perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Marak Penipuan Pinjol, AdaKami Bagi Tips Mengatasi

17 menit lalu

Marak Penipuan Pinjol, AdaKami Bagi Tips Mengatasi

AdaKami membagikan tips mengatasi penipuan pinjaman online atau Pinjol yang sedang marak terjadi.

Baca Selengkapnya