Ide Menghapus Premium

Penulis

Senin, 23 Desember 2013 01:08 WIB

Setiap ide untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta perlu dihargai. Begitu pula keinginan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghapus bahan bakar minyak bersubsidi. Hanya, usul ini diragukan efektivitasnya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok cukup gigih menggelindingkan gagasan itu. Ia berharap agar subsidi BBM di Ibu Kota dicabut sehingga Premium dijual dengan harga keekonomian, yakni sekitar Rp 10 ribu per liter. Dengan langkah ini, para pemilik kendaraan pribadi diasumsikan beralih ke angkutan umum karena biayanya akan lebih murah.

Sepintas skenario itu tampak logis. Masalahnya, hingga sekarang jumlah angkutan umum yang murah dan nyaman belum memadai. Bus Transjakarta, yang digadang-gadang memenuhi syarat ini, misalnya, belakangan sering telat, sumpek, dan tak aman. Angkutan kereta api di Jakarta dan sekitarnya juga penuh sesak pada jam-jam sibuk.

Memang, Gubernur DKI Jakarta Jokowi sudah berancang-ancang menambah bus Transjakarta sebanyak 600 unit pada tahun depan. Pak Gubernur juga akan menghibahkan 1.000 unit Kopaja dan Metro Mini baru. Sebagian Metro Mini itu bahkan dilengkapi penyejuk ruangan. Tapi tambahan armada yang dilakukan secara bertahap ini masih belum mencukupi kebutuhan transportasi di Jakarta.

Masalah lain yang membuat usul Ahok tak akan efektif adalah kenyataan bahwa kendaraan pribadi yang menjadi sumber kemacetan sebagian besar berasal dari luar Jakarta. Saban hari Ibu Kota diserbu 5,4 juta kendaraan dari kota-kota satelit. Mobil pribadi yang meluncur ke Jakarta tetap bisa membeli BBM bersubsidi di Bekasi, Depok, atau Tangerang Selatan. Orang-orang di Jakarta pun masih bisa membeli BBM murah di wilayah di sekitar Jakarta.

Advertising
Advertising

Kiat mengatasi kemacetan tidak harus dikaitkan dengan harga BBM. Pemerintah DKI bisa menempuh jalan lain agar biaya berkendaraan pribadi-terutama mobil-menjadi jauh lebih mahal dibanding naik angkutan umum. Misalnya, memberlakukan ruas jalan berbayar atau electronic road pricing. Tarif parkir, baik di jalanan maupun di gedung-gedung di Jakarta, juga bisa dinaikkan.

Sebaliknya, para pengguna angkutan umum harus benar-benar dimanjakan dengan tarif yang amat murah. Biaya operasional akan murah bila angkutan umum menggunakan bahan bakar gas. Ambil contoh bus Transjakarta, yang saat ini membeli gas dengan harga Rp 3.100 per liter setara Premium. Hanya, kendalanya, hingga sekarang stasiun pengisian bahan bakar gas di Jakarta masih terbatas. Hal inilah yang perlu diatasi.

Pemerintah juga perlu membangun sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan kota-kota di sekitar Jakarta. Upaya ini bisa menekan tarif angkutan sekaligus membuat penumpang nyaman karena tidak harus berganti-ganti angkutan.

Kunci mengatasi kemacetan bukan terletak pada harga bahan bakar minyak, melainkan pembenahan angkutan umum dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi.

Berita terkait

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

4 menit lalu

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

Langkah selanjutnya adalah menghapus data yang tidak lagi diperlukan atau relevan dengan mengakses https://drive.google.com/#quota.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

7 menit lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

11 menit lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

11 menit lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

13 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

16 menit lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

17 menit lalu

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

Penalaran Kuantitatif dan Penalaran Matematika UTBK menjadi tes paling sulit karena waktu pengerjaannya terbatas hanya 30 menit.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

23 menit lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

27 menit lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

37 menit lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya