Penembakan Halte

Penulis

Minggu, 29 Desember 2013 20:52 WIB

Penembakan halte Tansjakarta beberapa waktu lalu tak bisa dianggap sepele. Korban jiwa memang tak jatuh, penumpang juga tak ada yang terluka. Tapi pengusutan kasus ini tidak boleh dihentikan hanya lantaran polisi belum menemukan proyektil. Penembakan ini jelas telah menciptakan teror bagi para pengguna bus di Jakarta.

Tembakan pada malam Natal itu memecahkan kaca halte bus Transjakarta di Raden Inten, Jakarta Timur. Sudah beberapa kali serangan seperti ini terjadi. Agustus lalu, dua halte busway di Cawang Ciliwung dan Cawang Cikoko porak-poranda. Peristiwa ini bahkan terjadi dalam semalam. Sebelumnya juga ada penembakan di halte bus Transjakarta di Otto Iskandar di Nata, Jakarta Timur.

Rentetan peristiwa itu merupakan ancaman bagi para penumpang angkutan umum. Citra bus Transjakarta yang selama ini dikenal cepat, nyaman, dan aman akan hancur jika kepolisian tak cepat mengidentifikasi pelaku teror. Empat penembakan itu terjadi pada malam hari, pada saat halte sepi penumpang. Tapi bukan tidak mungkin pelaku akan beraksi pula pada tengah hari.

Pengusutan yang lamban bisa membuat pelaku kian berani melakukan aksinya pada siang bolong. Jika hal ini yang terjadi, kecemasan akan berubah menjadi ketakutan masif para penumpang bus Transjakarta. Bayangkan, saat ini ada sekitar 350 ribu orang yang pergi-pulang menggunakan bus Transjakarta setiap hari. Mereka tersebar di 228 halte dalam 12 koridor di sekujur Jakarta. Sekali saja senjata api meletup di tengah kerumunan penumpang, kepanikan akan menjalar tak terkendali.

Cara terbaik mencegah kemungkinan buruk itu tentu saja mengungkap segera siapa di balik penembakan selama ini. Tak pantas jika kepolisian buru-buru menyatakan "sulit mencari sang pelaku" sebelum melakukan penyelidikan secara maksimal. Demi menjamin keamanan penumpang, kepolisian juga harus meningkatkan patroli di sekitar halte.

Minimnya closed-circuit television (CCTV) di halte-halte busway yang sudah lama dipersoalkan mesti segera diatasi. Badan Layanan Umum Transjakarta pernah menyatakan bahwa seluruh halte bus Transjakarta dilengkapi dengan kamera pengintai. Tapi nyatanya, setiap ada peristiwa penembakan, polisi mengeluhkan tak adanya kamera tersebut. Jika pun ada, CCTV itu ternyata tak berfungsi. Pemerintah DKI perlu memeriksa kembali klaim Badan tersebut dan menghitung ulang berapa sebenarnya CCTV yang berfungsi.

Advertising
Advertising

Badan Layanan Umum seharusnya juga memastikan kamera pengintai yang terpasang bisa memantau kondisi di luar halte. Sulit diterima akal bila mereka tak mampu membeli kamera pengintai 360 derajat. Pengelola Transjakarta justru harus berani berinvestasi demi memberi layanan terbaik bagi para penumpang bus yang kini menjadi tulang punggung transportasi Jakarta ini.

Tak semestinya pemerintah DKI dan kepolisian menganggap biasa saja penembakan halte yang telah berulang kali terjadi.

Berita terkait

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

1 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

1 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

1 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

1 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

2 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

2 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

2 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya