Musyafak,
Staf di Balai Litbang Agama Semarang
Baru-baru ini di linimaya ramai perbincangan menyoal cara berjilbab yang masih menampakkan sembulan-sembulan tubuh yang sensual. Dalam perbincangan yang penuh cemoohan itu tercetus dua istilah yang setidaknya merepresentasikan fenomena berjilbab yang paradoksal, yaitu jilbooty dan jilboobs.
Istilah yang pertama merupakan akronim dari jilbab dan booty (pantat). Jilbooty menunjuk cara berjilbab yang mengabaikan bagian bawah tubuh, sehingga lekukan bokong atau bahkan sebagian bokong jelas terpapar. Adapun istilah yang kedua adalah akronim dari jilbab dan boobs (dada). Jilboobs juga menjadi istilah cemoohan bagi mereka yang berjilbab mini dan berbaju ketat sehinga sembulan dadanya tampak jelas.
Baik jilbooty maupun jilboobs memaparkan paradoks perempuan muslim dalam mengurus syariat dan fashion. Dalam satu waktu, seseorang memutuskan untuk menutup kepalanya dengan jilbab, namun sebagian tubuhnya yang sensual justru ditonjolkan. Fenomena itu mengisyaratkan bahwa seseorang tidak mau mati gaya, dalam arti kehilangan kesan seksi, ketika mengenakan jilbab.
Secara ideologis, ada nalar keagamaan yang tersembunyi di balik jilbab. Ada alasan-alasan syariah yang melatarbelakangi orang berjilbab, semisal perintah agama untuk menutup aurat di sebagian kepala-meski batasan-batasannya juga masih longgar untuk didebatkan.
Namun, dalam konteks sosiologis, tidak semua perempuan muslim yang berjilbab serta-merta menuruti ajaran agama. Sebagian mereka tak ubahnya "korban" dari proyek politik identitas kaum muslim di Indonesia yang hendak mengukuhkan identitas kemusliman di ruang publik dengan simbol-simbol agama seperti jilbab. Di tengah gelombang proyek identitas itu para perempuan "dipaksa" melakukan konformitas (penyesuaian) sosial dengan sesama muslim perempuan yang sudah dominan berjilbab.
Secara historis, bentuk jilbab yang sekarang digunakan oleh perempuan-perempuan muslim di Indonesia baru muncul pada 1990-an ketika proyek identitas kaum muslim Indonesia sedang digulirkan. Sebelumnya, tradisi menutup kepala dilakukan dengan sejenis kerudung (Jawa) atau a'bongong (Makassar) yang tidak menutup semua bagian rambut atau kepala.
Kini, jilbab telah mengalami komodifikasi sedemikian rupa oleh industri fashion. Jilbab tidak semata-mata diletakkan sebagai titah agama, tapi juga kebutuhan mode yang fleksibel dan dinamis yang bisa diperbarui sewaktu-waktu. Komodifikasi ini ditautkan dengan industri hiburan yang mudah diakses masyarakat muslim melalui media massa. Akhirnya, para artis yang kini malah menjadi "panutan" dalam berjilbab.
Ketika Syahrini mengenakan jilbab model baru, misalnya, segera akan booming "jilbab Syahrini". Anganan berjilbab yang modis itu juga tampak dari munculnya komunitas-komunitas jilbabers yang mengajari para perempuan untuk berjilbab semisal dengan gaya lipat-lilit yang bermacam-macam. Dari kalangan inilah kemudian muncul buku-buku panduan berjilbab.
Fenomena jilbooty dan jilboobs tak sesederhana urusan syariah ataupun gaya hidup. Di baliknya tersembunyi ketegangan, atau sebaliknya, pembauran yang manis antara tafsir keagamaan, kapitalisme, dan proyek identitas keislaman. *
Berita terkait
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
1 hari lalu
Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan
7 hari lalu
Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya
Baca SelengkapnyaMengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama
42 hari lalu
Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.
Baca SelengkapnyaIni Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama
27 Februari 2024
Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.
Baca SelengkapnyaSoal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?
27 Februari 2024
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.
Baca SelengkapnyaApa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya
29 Januari 2024
Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.
Baca SelengkapnyaKetua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan
20 Desember 2023
Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.
Baca Selengkapnya10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?
10 November 2023
Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen
Baca SelengkapnyaUIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi
6 November 2023
Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaSemua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama
4 November 2023
Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.
Baca Selengkapnya