Reaksi Soal Elpiji

Penulis

Minggu, 5 Januari 2014 22:44 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semestinya tidak perlu repot membahas kenaikan harga elpiji pada hari libur. Rencana kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram pada 1 Januari itu sudah sering disampaikan oleh PT Pertamina. Kalau Presiden dan para menteri tak setuju, mereka seharusnya bersikap sejak awal.

Manuver Presiden semakin memperlihatkan sikap pemerintah yang bimbang. Setelah Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kilogram dari Rp 78 ribu menjadi Rp 122 ribu, reaksi pun muncul. Presiden memerintahkan Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri menggelar rapat pada Sabtu lalu. Partai politik penyokong pemerintah-termasuk Partai Demokrat-ramai-ramai pula bersikap populis dengan menolak kenaikan harga elpiji.

Tak ada keputusan. Setelah rapat, Boediono hanya mengatakan Presiden akan menyampaikan sikap pemerintah pada keesokan harinya. Tapi, kemarin, Presiden Yudhoyono cuma mengumumkan pernyataan yang mengambang. Ia mengatakan kenaikan harga elpiji merupakan wewenang Pertamina. Presiden berjanji mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.

Presiden semestinya bisa bersikap lebih lugas. Ia cukup memanggil Menteri Negara BUMN dan bos Pertamina, meminta keterangan soal kenaikan harga elpiji, lalu segera bersikap apakah menyokong atau tidak kebijakan itu. Bersikap mengambang hanya akan membingungkan Pertamina, juga masyarakat.

Bagaimanapun, Pertamina mesti mengutamakan laba dalam setiap aktivitas bisnisnya. Keuntungan perusahaan negara ini toh akan masuk ke kas negara sebagai dividen. Selama ini Pertamina rugi karena menjual elpiji kemasan 12 kilogram di bawah harga keekonomian. Dalam enam tahun terakhir, perusahaan ini mesti menombok Rp 22 triliun.

Advertising
Advertising

Pertamina semakin tertekan karena melambungnya harga elpiji di pasar internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah. Perusahaan ini terakhir menaikkan harga jual elpiji sebesar Rp 5.850 per kilogram pada 2009. Sedangkan harga pokok penjualan sudah melonjak menjadi Rp 10.785. Artinya, ada potensi pendapatan yang mesti diterima negara sebagai dividen menguap secara percuma.

Kalaupun perlu dikritik, mungkin itu adalah kurangnya sosialisasi sebelum Pertamina menaikkan harga elpiji. Tapi bukan berarti keputusan tersebut kurang tepat. Apalagi masyarakat bawah selama ini sudah menikmati elpiji bersubsidi dalam tabung ukuran 3 kilogram yang tidak mengalami kenaikan harga.

Pemerintah semestinya mendukung kebijakan Pertamina. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, misalnya, bisa membantu membenahi distribusi elpiji bersubsidi yang selama ini sering tidak tepat sasaran. Masyarakat ekonomi lemah hasus dipastikan memperoleh elpiji bersubsidi, sedangkan orang kaya dan pelaku industri wajib membeli elpiji non-subsidi.

Di tengah kondisi keuangan negara yang buruk, pemerintah semestinya bersikap tegas. Mengumbar subsidi buat orang mampu justru merupakan bom waktu bagi perekonomian.

Berita terkait

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

6 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Jumat 3 Mei: 3 Laga Live, Termasuk Aksi Megawati Hangestri Bersama Jakarta BIN

Jadwal bola voli Proliga 2024 Jumat, 3 Mei, akan menampilkan 3 pertandingan, termasuk aksi Megawati Hangestri bersama Jakarta BIN.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

16 menit lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

16 menit lalu

Penemuan Mayat di Kosan Depok, Kepala Tertutup Bantal di Atas Kloset

Polisi telah mengamankan TKP, mencari dan menggali informasi penemuan mayat tersebut.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

19 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

32 menit lalu

Lagu MAESTRO SEVENTEEN Versi Orkestra Bakal Dirilis Hari Ini

Lagu MAESTRO SEVENTEEN versi aslinya bergenre dance R&B, versi orkestra ini akan lebih megah

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

33 menit lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

36 menit lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

44 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Kalah dalam Perebutan Posisi Ke-3, Shin Tae-yong Ungkap Kunci Kemenangan Irak

Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkap satu hal yang menjadi faktor kunci kemenangan Irak.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

44 menit lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

46 menit lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya