Sekaranglah Kesempatan Anas

Penulis

Sabtu, 11 Januari 2014 02:32 WIB

Menaati proses hukum adalah kewajiban setiap warga negara. Betapapun proses hukum itu dianggap tidak wajar, menjalankan prosedur yang harus dilakukan tetap lebih baik daripada mengingkarinya. Maka, langkah Anas Urbaningrum, bekas Ketua Umum Partai Demokrat, mempersulit pemeriksaannya di KPK patut disayangkan.

Anas memang akhirnya bersedia datang ke KPK. Namun upayanya mengulur waktu dengan berbagai alasan tetaplah bukan contoh bagus. Misalnya saja, Anas mengaku tak datang pada panggilan pertama, 31 Juli 2013, dengan alasan sakit. Dalih ini sama dengan alasan yang sering dipakai tersangka korupsi lainnya.

Untuk pemanggilan berikutnya, yang berujung pada pemeriksaan, lain lagi alasan yang digunakan Anas. Dia berdalih tak segera datang ke KPK karena mempertanyakan bunyi surat panggilan. Tak hanya itu. Pendukung Anas kemudian melempar isu bahwa Bambang Widjojanto, komisioner KPK, bersama Wakil Menteri Hukum Denny Indrayana, datang ke Cikeas sehari sebelum surat panggilan kepada Anas dikirim.

Manuver-manuver seperti ini tak ada gunanya karena yang rugi Anas sendiri. Sengaja mengulur waktu dan memainkan "victim game"-mengesankan diri sedang dizalimi agar mendapat simpati publik-hanya menghambat proses hukum. Simpati masyarakat pun belum tentu didapat.

Sekarang, setelah mulai menjalani pemeriksaan di KPK, Anas memiliki kesempatan bagus untuk membuka semua misteri menyangkut kasus korupsi Hambalang. Ada banyak mata rantai yang belum terurai. Misalnya, misteri tentang benarkah Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, Sekjen Partai Demokrat, menerima aliran uang seperti disebutkan oleh Yulianis, bekas Wakil Direktur Keuangan Grup Permai.

Advertising
Advertising

Informasi itu menjadi penting karena, jika kesaksian Yulianis benar, kasus Hambalang akan masuk ke dimensi baru dengan magnitude lebih besar. Jika benar Ibas, anak Presiden Yudhoyono, terlibat, dimensi politik kasus ini akan jauh lebih kental. Ibas telah membantah keterlibatannya, namun bantahan inilah yang harus diuji dengan kesaksian dan bukti sebaliknya oleh Anas. Tentu saja itu bisa dilakukan jika Anas memang memiliki bukti kuat.

Dalam pusaran kasus Hambalang, posisi Anas sangat penting. Kasus korupsi pembangunan sarana olahraga di Hambalang ini tidak hanya berkaitan dengan manipulasi anggaran di DPR dan Kementerian Olahraga, tapi juga diduga berkaitan dengan pelaksanaan Kongres Partai Demokrat saat Anas maju sebagai calon ketua umum. Setelah terpilih menjadi ketua umum partai, Anas tentu tahu banyak bagaimana hubungan antara korupsi Hambalang itu dan kolega-kolega separtainya, baik yang ada di DPR maupun pemerintahan.

Kita berharap pemeriksaan Anas akan bisa mengurai kasus ini. Tentu Anas bukan satu-satunya sosok kunci. Banyak sosok lain yang harus diperiksa. Di sinilah sesungguhnya peran Anas. Dengan informasi yang dimilikinya, Anas bisa membuka jalan bagi KPK untuk segera menuntaskan kasus ini.

Berita terkait

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

3 menit lalu

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) mengklaim Jalan Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) penuhi syarat laik fungsi.

Baca Selengkapnya

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

8 menit lalu

Cash Out Jadi Film Comeback John Travolta yang Mengecewakan?

Film John Travolta terbaru, Cash Out tidak begitu mendapat respons yang positif dari penonton dan dinilai mengecewakan.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

8 menit lalu

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.

Baca Selengkapnya

Jelang Manchester City vs West Ham, Pep Guardiola Rasakan Kekacauan Serupa Musim 2021-2022

8 menit lalu

Jelang Manchester City vs West Ham, Pep Guardiola Rasakan Kekacauan Serupa Musim 2021-2022

Manajer Manchester City Pep Guardiola mengaku waspada menghadapi permainan West Ham United dan David Moyes di laga pamungkas Liga Inggris musim ini.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

10 menit lalu

OJK Ungkap Alasan Kredit Macet di BPR

OJK mengungkap alasan yang menyebabkan angka kredit macet yang tinggi pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR).

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

16 menit lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Daftar Sekolah Kedinasan dan Rincian Formasinya yang Saat Ini Tengah Dibuka

17 menit lalu

Daftar Sekolah Kedinasan dan Rincian Formasinya yang Saat Ini Tengah Dibuka

Pendaftaran Sekolah Kedinasan dibuka hingga 13 Juni melalui portal Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCASN) Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

17 menit lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

23 menit lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

24 menit lalu

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

10 tahun memimpin Taput dengan prinsip clean government, Nikson Nababan berniat maju hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya